PartnersMenlu Prancis Akan Mendatangi Kaledonia Baru untuk Kunjungannya Selama Tiga Minggu

Menlu Prancis Akan Mendatangi Kaledonia Baru untuk Kunjungannya Selama Tiga Minggu

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Menteri luar negeri Prancis, Sebastien Lecornu dijadwalkan berada di Kaledonia Baru akhir pekan ini untuk menghabiskan waktu selama tiga minggu guna menindaklanjuti referendum kemerdekaan Kaledonia yang terlaksana 4 Oktober 2020 yang mana mayoritas memilih untuk tetap bersama Prancis.

Menteri akan menghabiskan dua minggu dalam isolasi sejalan dengan kebijakan wilayah untuk menjaga penularan Covid-19.

Baca Juga:  Menlu Prancis Mengakhiri Pembicaraan Dengan Kaledonia Baru, Akan Bertemu Kembali Akhir Maret

Namun, Nouvelles Caledoniennes dari Noumea melaporkan bahwa dia akan diisolasi di tempat yang belum diungkapkan dan bukan di hotel yang dikelola pemerintah.

Lecornu akan bertemu dengan para pemimpin kunci dari semua sisi setelah mayoritas pemilih yang memenuhi syarat memilih status quo.

Berbicara di Paris, dia mengatakan orang tidak boleh bingung antara negara Prancis dengan pemerintah Prancis.

Baca Juga:  Para Pihak di Kaledonia Baru Bersiap Melakukan Pembicaraan Dengan Menlu Prancis

Dia mengatakan sementara pemerintah Prancis dapat mengambil inisiatif politik, negara Prancis harus tetap netral.

Menteri mengatakan sesuatu yang baru harus dibayangkan untuk masa depan Kaledonia Baru setelah berakhirnya Perjanjian Noumea.

Sementara referendum ketika akan dilaksanakan pada tahun 2022 setelah dua tahun. Referendum sebelumnya dilaksanakan pada 2018 yang dimenangkan oleh rakyat yang ingin tetap bersama Prancis. Serupa terjadi tahun 2020. (*)

Baca Juga:  Marc Neil-Jones, Perintis Media di Vanuatu Meninggal Dunia

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pulihkan Trauma, Dr. Tenia Berikan Psikoedukasi Bagi Siswa SMPN Bamusbama

0
Dampak dari penutupan sekolah membuat aktivitas belajar mengajar terhenti total. Anak-anak mengalami loss learning yang cukup lama. Selain itu, mereka juga mengalami kecemasan, ketakutan, bahkan ada beberapa yang mengalami trauma setiap kali mendengar suara tembakan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.