Penembak Katekis Katolik di Intan Jaya adalah Anggota TNI Yonif Raider Brawijaya

0
2054
Pengurus Gereja Katolik Bilogai, ASN dan masyarakat saat evakuasi korban dari TKP. (Supplied for SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Diduga kuat pelaku yang menembak Agustinus Duwitau (23) Katekis (pewarta) muda di State Emondi, Paroki Bilogai, Keuskupan Timika pada 7 Oktober 2020 adalah anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) non organik dari satuan Yonif Raider 400/Brawijaya dari bandara Bilogai, Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Sebab, saat itu] para anggota TNI dari Yonif Raider 400/Brawijaya berada di sekitar bandar udara Bilogai untuk melakukan patroli pengamanan bandara.

Pelaku adalah Anggota TNI Yonif Raider Brawijaya

Dari informasi yang dikumpulkan suarapapua.com dari Sugapa dan pernyataan dari bupati Kab. Intan Jaya menunjukkan bahwa pelakunya adalah TNI yang menembak dari jarak jauh yang saat itu berada di sekitar bandar udara.

Sumber informasi media ini yang tidak ingin dimediakan namanya menjelaskan, sebelum terjadi penembakan tersebut, Agustinus Duwitau dan KD (adiknya) berjalan menuju ke Emondi.

ads

Pada 6 Oktober, korban bersama adiknya bermalam di rumah Ismail Duwitau, sekuriti di kediaman wakil bupati Intan Jaya.

 

 

Setelah bermalam, pada 7 Oktober, korban bersama adiknya berangkat pada pagi hari menuju ke kampung Emondi melalui jalan raya yang menghubungkan Ibukota Kab. Intan Jaya dengan Kampung Emondi.

“Mereka ke Emondi tidak lewat jalan tikus. Mereka lewat jalan raya yang dibangun pemerintah. Jadi pelakunya tidak bisa menuduh pihak lain. Selain anggota TNI yang berada di sekitar bandara. Karena jaraknya hanya 1 kilo meter. Pelakunya bisa diduga-duga kalau kejadiannya di tempat yang sulit dijangkau dan di luar dari sekitar ibukota kabupaten,” jelasnya kepada media ini pada Rabu (7/10/2020) malam.

Pernyataan ini memberikan tekanan kepada pihak aparat untuk tidak mencari-cari dan tidak menuduh pihak lain sebagai pelaku dan tidak menuduh korban sebagai anggota TPNPB sebagai wujud dari sikap ksatriaan TNI.

Sumber informasi ini juga mengatakan bahwa bunyi tembakan telah didengar oleh masyarakat berada di bandara. Bahwa bunyi tembakan tersebut berasal dari para anggota TNI dari Yonif Raider 400 Brawijaya yang berada dan berjaga-jaga di sekitar bandara.

Baca Juga:  Lima Wartawan Bocor Alus Raih Penghargaan Oktovianus Pogau

Akibat dari penembakan dan bunyi tembakan yang sudah didengar masyarakat tersebut mengakibatkan Agustinus Duwitau (23) menjadi korban. Jarak antara lokasi tertembaknya korban dan lokasi para anggota TNI berada adalah kurang lebih satu kilo meter. Sehingga tidak menuduh siapa pun untuk mencari pelaku. Sebab pelakunya adalah anggota TNI.

ASN, Guru, Pastor Paroki Titigi, Pewarta, Dewan Paroki dan masyarakat saat evakuasi Agustinus Duwitau ke Rumah Sakit Umum Daerah Sugapa, 7 Oktober 2020. (Supplied for Suara Papua)

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni juga mengatakan bahwa dugaan pelakunya adalah anggota TNI non organik yang saat itu berada di bandara.

“Dugaan sementara adalah anggota dari dalam (TNI). Sehingga kami juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait (TNI),” ungkapnya kepada suarapapua.com saat dikonfirmasi tentang dugaan pelaku yang menembak korban.

Pernyataan Polda Papua

Tidak seperti kasus lainnya, pernyataan Polda Papua justru tidak menyatakan siapa pelaku yang menembak korban. Dalam sejumlah kasus yang terjadi di Intan Jaya, atau dalam kasus terbaru sebelum penembakan korban adalah penembakan yang menyebabkan Pdt. Yeremia Zanambani tewas.

Dalam kasus tersebut, TNI maupun Polri mengklaim bahwa pelakunya adalah anggota TPNPB atau dalam bahasa aparat KKB. Sedangkan, pihak gereja dan pihak keluarga Pdt. Zanambani, pelakunya adalah anggota TNI.

Dalam kasus penembakan terhadap Katekis gereja Katolik Stasi Emondi, Polda Papua tidak menyebutkan siapa pelakunya.

Polda Papua, melalui Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat korban dalam perjalan hendak ke Kampung Emondi. “Namun, dalam perjalanan sekitar daerah Kampung Damonggoa, korban terkena tembakan sehingga meninggalkan barang bawaan berupa senapan angin dan minyak goreng, garam serta vetsin yang diisi dalam karung berwarna kuning,” ujar Kamal seperti dilansir kompas.com.

Baca Juga:  Seorang Fotografer Asal Rusia Ditangkap Apkam di Paniai

TNI Membuat Pernyataan Bohong

Seperti biasanya, TNI menuding korban bersama adiknya adalah anggota KKB yang berusaha untuk mengganggu aktifitas di bandara. Pernyataan ini dilontarkan oleh Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa.

Pernyataan Suriastwa membuat terang siapa pelakunya. Seperti dilansir Okezone, dia mengatakan bahwa pasukan TNI kembali menggagalkan aksi Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKB), yang diduga hendak menyerang Bandara Bilorai Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Dari pernyataan Suriastwa ini, dapat dikatakan bahwa pelakunya adalah anggota TNI dari Yonif Raider 400/Brawijaya . Dalam pernyataan ini juga Suriastwa membuat pernyataan bohong. Pernyataan bohong dan berusaha untuk cuci tangan dan menuding korban dan adiknya adalah anggota TPNPB [atau KKB dalam bahasa aparat].

Bahkan TNI, kepada media di Indonesia menyatakan bahwa dua orang [Korban bersama adiknya yang sedang dalam perjalanan menuju ke kampung Emondi] yang mencurigakan bergerak mengendap-endap keluar masuk semak-semak di sekitar Bandara. Diduga ke dua orang tersebut merupakan bagian dari kelompok KKB yang sedang persiapan untuk menyerang bandara Bilorai.

Letak tempat korban tertembak adalah jauh dari bandara, terletak di sebelah kali Wabu. Sedangkan anggota TNI berada di sekitar bandara. Sehingga pernyataan TNI bahwa dua orang yang mencurigakan bergerak mengendap-endap keluar masuk di semak-semak adalah tidak benar. Sebab, korban dan adiknya berjalan melalui jalan raya yang dibangun pemerintah untuk menghubungkan kampung Emondi dengan ibukota kabupaten.

Pernyataan TNI yang menyatakan bahwa korban dan adiknya berusaha untuk menyerang bandara Bilogai. Pernyataan ini dapat dibantah dengan pernyataan dari Polda Papua, Bupati Kab. Intan Jaya dan sejumlah informasi yang dikumpulkan suarapapua.com dari Sugapa. Dimana Polda Papua menyatakan bahwa Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal mengatakan, peristiwa tersebut terjadi saat korban dalam perjalan hendak ke Kampung Emondi.

Baca Juga:  Jelang Pemilu 2024, Toko Miras di Kabupaten Jayapura Harus Ditutup

Korban adalah Ketekis [Pewarta] Gereja Katolik

Tudingan TNI yang menyatakan korban dan adiknya diduga sebagai anggota TPNPB yang hendak menyerang bandara adalah pembohongan publik. Sebab, dari sejumlah bukti dan pernyataan pemerintah kab. Intan Jaya dan Gereja, korban adalah Katekis. Serta Polda Papua membenarkan bahwa korban adalah warga sipil dan pewarta gereja Katolik.

Mobil ambulance milik RSUD Sugapa saat jemput korban di jembatan kali wabu, Bilogai.
(supplied for SP)

Pastor Paroki Titigi, Pater Yance Yogi mengatakan bahwa sejak bulan Juli, pater Dekan Moni Puncak Jaya, Yustinus Rahangiar telah mengeluarkan surat keluar masuk untuk korban sebagai gembala dan ketua Badan Pengurus Gereja Setempat (BPGS) sebagai pengurus Gereja Stasi Emondi.

Surat tersebut, kata Pater Yan, biasanya digunakan untuk lapor di pos TNI yang berada areal barak pegawai. Sehingga Pater Yogi menegaskan agar tidak menuding korban sebagai anggota TPNPB. Pernyataan ini dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh pastor dekan.

Pastor Yogi juga membenarkan bahwa korban datang ke Paroki untuk mengambil tema bulanan.

“Korban adalah pewarta Stasi Emondi. Mereka [TNI] juga tahu karena sering lapor dan tunjukan surat kepada pos TNI sebelum ke kampung Emondi dan saat ke Bilogai dari kampung Emondi. Dia tertembak saat dalam perjalanan pulang ke kampung Emondi,” tegasnya kepada suarapapua.com.

Korban Telah dirujuk ke Nabire

Dari identitas korban yang diperoleh media ini, korban adalah pria kelahiran 15 agustus 1997, atau genap 23 tahun saat tertembak.

Setelah tertembak pada Rabu 7 Oktober 2020, korban dievakuasi ke RSUD Sugapa untuk mendapat penanganan dari pihak media.

Seperti diberitakan media ini sebelumnya, saat berita ini dipublish, korban telah dirujuk ke Nabire dan sedang mendapatkan perawatan dari pihak medis di RSUD Nabire.

 

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaKatekis Gereja Katolik yang Tertembak akan Dirujuk ke Nabire Besok
Artikel berikutnyaKetua PIF Surati PBB Mempertanyakan Misi HAM ke Tanah Papua