JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa dan mahasiswi asal kabupaten Nduga di kota studi Jayapura berduka atas kepergian Yairus Gwijangge, bupati kabupaten Nduga, Minggu (15/11/2020) lalu.
“Orang tua kami meninggal dari Jakarta. Kami mahasiswa sangat kehilangan seorang pemimpin. Kami ke sini untuk menyampaikan turut berduka cita dan selamat jalan,” kata Beny Murib, mahasiswa Nduga di Jayapura, Rabu (17/11/2020) saat melayat di Asrama Ninmin Abepura.
Kepergian Yairus Gwijangga meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat dan mahasiswa asal Nduga di seluruh Indonesia, karena almarhum selama hidupnya sangat mencintai masyarakatnya.
Keluarga duka menurutnya tentu tak menerima kenyataan pahit ini. Ia juga mengaku tahun 2020 banyak penjabat Papua meninggal secara misterius.
“Kami bingung dengan meninggalnya orang Papua. Negara harus jelaskan. Mereka meninggal memang karena sakit atau karena apa?. Jangan dibungkam,” tuturnya.
Selain di asrama mahasiswa Nduga, kegiatan duka juga diadakan di Sentani.
“Orang tua dan yang sudah berkeluarga sedang berduka di Sentani,” kata Murib.
Sebagai generasi muda, mahasiswa siap meneruskan pesan almarhum untuk orang Nduga. Begitupun pemerintahan Nduga diharapkan untuk tidak lupa dengan jasa besar Yairus Gwijangge.
“Kami sebagai agen perubahan Nduga siap meneruskan pesan almarhum untuk selalu menjaga masyarakat dari pengungsian di hutan maupun di Wamena, Asmat dan Timika. Kami hari ini minta untuk negara harus tarik militer non organik dari Nduga, supaya masyarakat tenang,” ujarnya.
Sementara itu, Daniel Heluka dari Nduga mengabarkan, proses pemakaman almarhum Yairus Gwijangge telah dilakukan di Kenyem, ibukota kabupaten Nduga.
“Pemakaman sudah dilaksanakan dan penutupan duka pada hari Kamis kemarin,” kata Heluka.
Bupati Nduga, Yairus Gwijangge meninggal dunia pada Minggu (15/11/2020) dini hari di tengah perawatannya selama dua hari di Rumah Sakit Mayapada Jakarta.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You