ADVERTORIALDumupa Odiyaipai Bagikan Gratis Buku Karyanya

Dumupa Odiyaipai Bagikan Gratis Buku Karyanya

MOWANEMANI, SUARAPAPUA.com — Buku berjudul “Ungkapan Kegelisahan: Catatan Harian Tahun 2012” karya Yakobus Odiyaipai Dumupa yang diterbitkan awal Oktober 2020, akhirnya hadir menyapa pembaca setelah dilaunching Kamis (12/11/2020) di aula BPKAD kabupaten Dogiyai, Mowanemani.

Dalam acara peluncuran buku ke-11 itu diwarnai dengan pembagian 1.000 eksemplar. Kepada semua yang hadir juga mendapat dua buah buku karyanya yang diterbitkan belum lama ini, masing-masing berjudul “Kata Yang Menghidupkan” dan “Apa Itu Cinta”, sebanyak 1.000 eksemplar.

“Buku karya saya memang tidak pernah saya jual. Biasanya saya bagi gratis kepada para pembaca,” kata Dumupa.

Menariknya, panitia juga membagikan 1.000 lembar baju kaos bertulisan “Yakobus Dumupa”.

Tak hanya itu, 20 pemenang undian ketiban rezeki. Masing-masing kebagian uang tunai sebesar satu juta rupiah. Bagi peserta launching yang datang dari kabupaten Paniai dan Deiyai, Bupati Dogiyai berikan biaya transportasi masing-masing satu juta rupiah.

Dumupa Odiyaipai —nama adat yang juga lazim dipakai sebagai nama pena— merincikan buku terbaru setebal 401 halaman ini terdapat 255 judul tulisan. Seluruh tulisan dengan berbagai topik itu ia tulis selama tahun 2012. Karena itu, ia akui tepat disematkan secara jelas di judul buku ini.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Proses penulisan dilakukan delapan tahun lalu, saat ia masih menjabat sebagai anggota Majelis Rakyat Papua (MRP). Ditulis ketika ada di rumah, kantor, saat libur akhir pekan maupun ketika sedang perjalanan dinas.

“Buku ini tanpa saya rencanakan terlebih dahulu. Waktu itu saya tulis saja, tidak ada rencana mau bikin buku. Saya tulis karena kebetulan saya mau menulisnya. Tujuh tahun kemudian barulah saya lihat di notepad saya, ternyata dulu saya pernah menulis sejumlah tulisan,” Dumupa mengisahkan.

Ia akui penulisan maupun penerbitan buku ini agak unik jika dibandingkan dengan 10 buku karyanya.

“Materi dalam buku ini memang tidak pernah saya rencanakan sebelumnya, bahwa tulisan-tulisan itu akan saya terbitkan menjadi satu buku. Saya waktu itu menulisnya begitu saja. Apa yang saya lihat, apa yang saya rasakan, apa yang saya baca di media atau menonton televisi. Pokoknya, dalam setiap tulisan terlihat jelas apa perasaan dan pikiran kebetulan yang muncul secara spontan saat sedang menulis.”

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Karena itu, kata Dumupa, isi buku ini boleh dikatakan curahan semua perasaan dan pikirannya yang kemudian dituangkan dalam sejumlah tulisan hingga berhasil diterbitkan belum lama.

“Saya kira pembaca bisa tahu apa isi ungkapkan perasaan dan pikiran saya saat itu melalui setiap tulisan dalam buku ini.”

Isi tulisannya, kata dia, apa adanya, sangat polos, kocak, jujur, kritis, jernih, berani, dan bahkan ada bagian yang terkesan radikal.

“Boleh jadi karena saat menulis saya tidak hanya menggunakan pikiran semata, tetapi ikut melibatkan perasaan saya semaksimal mungkin sebagai manusia,” imbuh Dumupa.

Baca Juga:  Pemda Intan Jaya Umumkan Jadwal Pelaksanaan Tes CAT K2

Prof. Sutoro Eko, ketua Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat “APMD” Yogyakarta, menyampaikan apresiasi kepada anak didiknya atas penerbitan buku karya ke-11 yang telah dilaunching di Mowanemani, ibukota kabupaten Dogiyai.

Bagi Sutoro, pentingnya menulis telah dibuktikan Yakobus Dumupa sejak mahasiswa di kampus yang dipimpinnya. Yakobus menurut Sutoro, sangat konsisten dengan karya-karya intelektual, menulis dan menerbitkan buku.

Dalam buku ini Sutoro menulis kata pengantar dengan judul “Emansipasi, Pengetahuan dan Kekuasaan”.

Ansel Deri, sekretaris Papua Circle Institute, menilai buku terbaru ini patut diselami karena banyak makna tersirat dalam setiap tulisan.

Bagi Ansel, menulis dan menerbitkan buku —seperti yang dilakukan Yakobus Odiyaipai Dumupa— merupakan sebuah tindakan cerdas.

“Sebab dengan budaya menulis dan membaca, sebuah peradaban tercipta di tengah masyarakat-bangsa,” katanya.

Sukses mempublikasikan sebelas buku dengan beragam tema, Bupati Dogiyai ini menurut Ansel, dikategorikan sebagai penulis produktif. (Adv)

Pewarta: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

0
"Jangan [gelar aksi] tiba-tiba - itu saja. Kalau mau melakukan pengejaran, aparat harus sampaikan ke pemerintah supaya diumumkan ke masyarakat. Maksudnya selama pengejaran masyarakat harus tinggal di mana seperti itu, supaya aman. Ini saya sampaikan salah satu solusi terbaik supaya tidak ada masyarakat yang dikorbankan," tukasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.