BeritaSembilan Orang Dikabarkan Ditahan Aparat di Biak Karena Menolak Otsus

Sembilan Orang Dikabarkan Ditahan Aparat di Biak Karena Menolak Otsus

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Dilaporkan, sejumlah warga masyarakat di sejumlah kampung di Biak dan Supiori dijemput paksa aparat gabungan TNI dan Polri tanpa surat penangkapan sejak tanggal 4 – 7 Januari 2021.

Berdasarkan informasi yang dihimpun suarapapua.com, penjemputan paksa itu dilakukan dengan alasan karena warga masyarakat terlibat dalam aksi penolakan perpanjangan Otonomi Khusus (Otsus) Papua.

Baca Juga:  Enam Bulan Korban Banjir Menanti Janji Pemkab Sorong

Selain itu, warga masyarakat dianggap mendukung deklarasi pemerintahan sementara West Papua yang dilakukan ULMWP.

Saat melakukan penjemputan, aparat mengaku diperintah oleh Bupati Biak.

Berdasarkan laporan yang diterima suarapapua.com, ada sejumlah pendeta dan pelayan jemaat gereja setempat yang turut dijemput dan dimintai keterangan. Termasuk kepala kampung Manwor.

Sejauh ini, masyarakat kampung Manwor merasa terintimidasi karena patroli aparat gabungan TNI dan Polri dari Biak Utara.

Baca Juga:  ULMWP Apresiasi Negara-Negara Pasifik yang Angkat Situasi HAM Papua di PBB

Setelah dimintai keterangan, aparat gabungan TNI dan Polri minta majelis jemaat membuat pernyataan yang mendukung otonomi khusus Papua dilanjutkan.

Jumlah warga masyarakat yang ditangkap:

  1. Sebanyak tiga (3) pendeta diperiksa pihak Polsek Warsa Biak Utara.
  2. Sebanyak satu (1) aparat kampung atau kepala desa.
  3. Sebanyak lima (5) masyarakat sipil yang ditangkap dan dibawa ke Polres Sorndiweri, Supiori.
Baca Juga:  Emanuel Gobay: Pemerintah Tidak Punya HAM, Tetapi Berkewajiban Melindungi HAM

 

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Dogiyai Siap Bangun Sekolah Berpola Asrama di Empat Titik

0
“Kalau tidak ada perubahan, tahun depan sudah berdiri di SMP YPPK St. Fransiskus Assisi Moanemani. Kemudian di SMP Negeri 1 Mapia di Bomomani. Setelah itu kita bergerak di SMP Negeri 2 Mapia di Modio, dan SMP Negeri 1 Kamuu Utara,” jelas David Goo.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.