MANOKWARI, SUARAPAPUA.com— Mahasiswa Jayawijaya di kota studi Manokwari menolak rencana pembangunan pos militer yang akan dibangun di desa Ibele, distrik Ibele, kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
“Ketika masa proyek itu selesai maka suka tidak suka, pos itu harus dikosongkan juga,” tegas Steven Oagai kepada suarapapua.com di asrama mahasiswa Jayawijaya di Amban, Manokwari, Senin (15/3/2021).
Yosua Hilapok, salah satu anak dari Ibele, mengatakan dari laporan keluarga, alasan dibangunnya pos tersebut untuk mengawal proyek pembangunan rumah warga yang sedang berjalan, atau program TMMD yang sementara berjalan.
“Kami berharap setelah pembangunan rumah TMMD, pos TNI juga harus dibongkar tanpa alasan,” ujarnya.
pihaknya menganggap bahwa pihak aparat dan pemerintah daerah secara sepihak memanfaatkan momen tersebut untuk mendirikan sebuah pos militer.
Pasalnya, mahasiswa meyakini jika pos ini dibangun secara permanen, maka akan berpotensi buruk bagi masyarakat adat setempat. Karena masyarakat memiliki ingatan atau trauma masa lalu akibat kekerasan yang dilakukan aparat negara di waktu lampau.
Steven Oagai mengakui, rencana pembangunan pos militer dan pembangunan rumah TMMD yang saat ini sedang dilakukan belum disepakati secara resmi antara masyarakat pemilik hak ulayat dan pemerintah. Pembangunan ini dilakukan hanya sepihak unbtuk mendirikan pos militer.
Ketua koordinator wilayah, Elias Marian, tegas kepada kepala distrik Ibele agar tidak secara sepihak mengambil alih hak tanah masyarakat adat tanpa ada kesepakatan secara menyeluruh.
“Masyarakat jangan memberikan lahan tanah kalian sembarangan,” pintanya.
Mahasiswa kota studi Manokwari juga menyatakan mendukung pernyataan sikap mahasiswa Jayawijaya dan masyarakat Ibale di kota studi Jayapura, Provinsi Papua yang mana menolak pembangunan pos TNI di Ibele.
Pewarta: Charles Maniani
Editor: Elisa Sekenyap