Lekagak Telenggen: Kami Tembak Anggota TNI yang Menyamar Jadi Guru

0
3132

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Lekagak Telenggen membenarkan bahwa pihaknya telah menembak mati dua orang guru di distrik Beoga. Meski mengakui perbuatan tersebut, dia mengklaim bahwa korbannya adalah anggota TNI yang menyamar sebagai guru.

Pernyataan ini disampaikan Lekagak kepada suarapapua.com melalui laporan tertulisnya yang diterima pada Sabtu (10/4/2021). Telenggen menjelaskan, TPNPB Kodap VIII Kemabu Intan Jaya telah menembak mati dua orang yang pihaknya klaim sebagai anggota TNI.

“Yang dapat tembak seorang guru. Tanggal 8 april 2021 jam 09:35 kami TPNPB yang tembak. Dia seorang guru dan juga tentara. Itu kami pastikan setelah kami dapat dia punya pakean. Dia dari kesatuan dari 757 pangkatnya balok dua maka kami tembak. Dia menyamar jadi guru,” ungkap Lekagak.

Selanjutnya, kata Telenggen, sebelumnya pada 9 April kemarin, penembakan berlanjut dengan melakukan serangan ke pos polisi jam 03 sore.

“Kami TPNPB serang Pos Polisi. Dua anggota polisi dapat tembak,” katanya.

ads

Lekagak sebagai Komandan Operasi Umum TPNPB di Seluruh tanah Papua meminta kepada Indonesia untuk tidak kejar masyarakat sipil tetapi kejar TPNPB. Dia juga meminta agar TNI-Polri tidak menembak masyarakat.

Baca Juga:  ULMWP Mengutuk Tindakan TNI Tak Berperikemanusiaan di Puncak Papua

“Kami  yang tembak mati. Jadi kalau mau perang itu lawan kami. Jangan kejar masyarakat. Kami bertanggungjawab terhadap penembakan itu. Kami lakukan penembakan karena kami dapat laporan dari PIS dan bukti seperti pakaiannya korban,” pinta Telenggen.

Lekagak menambahkan, pihaknya tidak akan membiarkan siapa pun, orang papua dan non papua yang menyamar sebagai tukang ojek, guru, tukang bagunan dan jadi informan untuk TNI-Polri.

“Di setiap kota konflik seperti di Intan Jaya, Ilaga, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Nduga, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan dimana saja, tukang ojek, tukang sengsor, tukang bangunan dan guru itu semua mata-mata-TNI-polri. Maka harus hati-hati karena intelijen TPNPB sedang pantau semua,” tegasnya.

Sebelumnya, seperti diberitakan media ini Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap VIII Kemabu Intan Jaya mengakui telah menembak mati seorang guru di Beoga. Meski mengakui, TPNPB menyatakan, korban yang ditembak mati adalah intelijen TNI-Polri.

Pernyataan ini disampaikan Brigjen Sabinus Waker lewat Komandan Opersi TPNPB Kodap VIII Kemabu Intan Jaya, Gusby Waker kepada suarapapua.com melalui pesan tertulis yang diterima media ini pada Jumat (9/4/2021) siang.

Baca Juga:  Sidang Dugaan Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 Timika Berlanjut, Nasib EO?

Gusby menyatakan TPNPB Kodap VIII Kemabu Intan Jaya bertanggungjawab terhadap penembakan guru tersebut. Dia juga mengatakan, penembakan itu dilakukan berdasarkan laporan PIS TPNPB kepada pihaknya.

“Yang kami tembak itu intelijen TNI-Polri. Kami lakukan atas dasar laporan dari PIS terkait kerja-kerjanya yang kami terima. Maka pasukan saya tembak mati. Kami akan tembak mati orang papua maupun non papua yang menjadi mata-mata TNI-Polri,” tegasnya.

Dia melanjutkan, pihaknya sudah mengetahui kerja TNI-Polri yang selalu menggunakan masyarakat sipil maupun PNS, atau apa pun statusnya yang selalu dijadikan mata-mata.

“Mereka selalu dipake untuk mata-mata dan melacak keberadaan kami. Kami sikap kami jelas. Bahwa kami akan tembak karena mereka adalah musuh kami,” katanya.

Menurutnya, perjuangan TPNPB di seluruh tanah Papua bukan mau mencari makan minum, bukan meminta uang kepada indonesia, melainkan untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua demi harga diri kami sebagai bangsa Melanesia.

“Kami adalah pemilik negeri. Pemilik tanah ini adalah orang yang kulitnya hitam dan rambut keriting. Indonesia yang datang merebut tanah kami, membunuh kami seenaknya, serta merampas harta kekayaan yang ada di dalam perut bumi Papua. Indonesia ada di atas tanah Papua itu ilegal. Kami membela kebenaran dan mau merdeka,” tegasnya.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

Kedua korban yang telah ditembak mati TPNPB di Beoga adalah Oktovianus Rayo (40) dan Yonatan Renden (28).

Jenazah Kedua Korban sudah di Timika

Dua jenazah guru yang ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua berhasil di evakuasi ke Timika, Sabtu (10/4/2021).

Seperti dilansir seputarpapua.com, sekitar pukul 12.45 WIT pesawat perintis milik Spirit Aviation Sentosa (SAS) tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika membawa jenazah Oktovianus Rayo (40) dan Yonatan Renden (28). Kedua jenazah didampingi beberapa kerabat dari Beoga.

Saat tiba, jenazah yang sudah dijemput kerabat dan keluarga langsung dibawa menuju kamar jenazah RSUD Mimika untuk dilakukan pemulasaraan jenazah.

“Kita nanti hanya kasih formalin saja, setelah itu keluarga bawa pulang jenazah ke rumah duka,” ujar Humas RSUD Mimika, Luky Mahakena.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPemprov dan Polda Buka Penerimaan 2 Ribu OAP Jadi Bintara Polisi
Artikel berikutnyaKadepa: TPNPB Harus Buktikan Klaim Terhadap Dua Guru yang Ditembak Mati