653 Warga dari Sejumlah Distrik dan Kampung Sudah Mengungsi ke Kota Ilaga

0
1832
Ratusan warga dari sejumlah kampung dan distrik datang ke pemerintah kabupaten Puncak untuk meminta perlindungan. (Ist.)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sebanyak 653 warga yang berasal dari distrik Mabugi dan Ilaga Utara telah mengungsi ke distrik Ilaga, ibukota kabupaten Puncak, provinsi Papua. Mereka mengungsi sejak tanggal 27 April lalu begitu operasi militer dilakukan dan terjadi kontak tembak antara aparat gabungan TNI Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Kontak tembak tanggal 27 adalah kontak tembak pertama yang dilakukan antara pasukan gabungan dan TPNPB setelah presiden Joko Widodo memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar dan menangkap anggota TPNPB yang oleh pemerintah Indonesia sebut Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) dan kemudian dilabeli sebagai teroris.

653 Warga Mengungsi

Sebanyak 653 warga yang berasal dari distrik Mabugi dan distrik Ilaga Utara, serta warga dari empat kampung di distrik Ilaga, yakni kampung Kampung Wuloni, Tagaloa, Kalebut dan Kimak, telah mengungsi ke Ilaga, ibukota kabupaten Puncak.

Informasi ratusan warga yang mengungsi ini dilaporkan Peniel Wakerkwa, Kepala Dinas Sosial kabupaten Puncak, provinsi Papua, kepada suarapapua.com dari Ilaga, Rabu (12/5/2021).

ads

Peniel mengungkapkan, saat ini ratusan masyarakat yang sudah datang dan berada di Ilaga telah diterima pemerintah daerah.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

“Pengungsi dari distrik Mabugi dan distrik Ilaga Utara sudah masuk dan ada di kota Ilaga. Mereka sudah ditempatkan di tujuh tenda (kamp). Jumlah masyarakat yang sudah ada adalah dari distrik Mabugi 282 orang dan Ilaga Utara 371 orang. Dari distrik Ilaga ada 4 kampung, yakni Kampung Wuloni, Tagaloa, Kalebut dan Kimak. Mereka ada di Jalan Kimak sampai Irigame I, II dan III. Lalu ada juga di Perumahan Pemda,” jelasnya.

Tidak Bisa Beraktivitas Bebas

Wakerkwa mengabarkan, hingga kini masyarakat belum bisa beraktivitas secara bebas di Ilaga.

Menurut dia, penyebabnya adalah karena TPNPB maupun pasukan gabungan TNI dan Polri sama-sama berada di luar dalam kondisi standby.

“Sementara ini masyarakat tidak bisa beraktivitas secara bebas untuk mencari makan karena anggota dari dua pihak semua ada standby. Jadi, masyarakat tidak bisa pergi ke kebun. Semua ada di jantung kota Ilaga,” ungkapnya lagi.

Dengan kondisi masyarakat mengungsi ke Ilaga, dan masyarakat belum bisa beraktivitas secara bebas, dia meminta dukungan dan bantuan dari publik.

Baca Juga:  Peringatan IWD Menjadi Alarm Pergerakan Perempuan Kawal Segala Bentuk Diskriminasi Gender

“Kami pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Sosial menyampaikan agar membantu kami seperti sembako dan beras. Kami butuh bantuan seperti itu karena kami susah dapat (cari) makan di tengah kota Ilaga ini,” harapnya.

Sebagian Besar Warga Lari ke Hutan

Berdasarkan data pemerintah daerah, jumlah penduduk di distrik Mabugi 3000-an orang, distrik Ilaga Utara 3000-an orang. Sedangkan jumlah penduduk di kampung Kimak dan kampung Tagaloa diperkirakan antara 800 dan 900 orang.

“Sebanyak 653 penduduk sudah berada di Ilaga. Sebagian besar ada di hutan. Dan sebagian besar yang punya uang sudah ke kota (Timika, Nabire, dan Jayapura),” beber Wakerkwa.

Lanjut dia, sebagian besar orang tua dan anak-anak yang ada di Ilaga adalah penduduk yang tidak punya uang. Sedangkan, sebagian lagi telah mengungsi ke hutan.

“Yang ada di distrik induk ini orang tua dan anak-anak yang tidak punya uang,” katanya.

Masyarakat dari distrik Mabugi, kata Wakerkwa, sebagian besar tidak bisa ke Ilaga, sehingga telah berkumpul dan tinggal di gereja, di kampung Bologobak. Masyarakat kampung Paluga dan Akonobak (distrik Mayuberi) ada di halaman gereja juga.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Masyarakat yang bisa datang, sudah ada di Ilaga. Yang ada uang mereka sudah ke kota (Timika, Nabire, dan Jayapura),” imbuhnya.

Masyarakat dari distrik Ilaga Utara dan sejumlah kampung di pinggiran kabupaten Puncak mengungsi ke Ilaga setelah terjadi kontak tembak antara TPNPB dan pasukan gabungan TNI/Polri pada 27 April lalu.

Kontak tembak itu terjadi setelah Jokowi memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk mengejar dan menangkap anggota KKB. Perintah Jokowi itu turun setelah Kabinda Papua, Jenderal Bintang Satu ditembak mati TPNPB di distrik Beoga, kabupaten Puncak, 25 April lalu.

Pada 7 Mei 2021, ratusan warga dari sejumlah kampung dan distrik datang ke pemerintah daerah untuk meminta perlindungan.

Tindak lanjutnya adalah pemerintah daerah lewat Dinas Sosial memberikan bantuan bama berupa beras dan mie instan. Kemudian mereka dikumpulkan dan ditempatkan di 7 tenda darurat yang telah dibuat pemerintah daerah.

Pada pekan kemarin, sebagian besar masyarakat juga diketahui telah mengungsi ke Timika dan Nabire melalui bandar udara Aminggaru, Ilaga, Papua.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMeninggalnya Moses Yewen Diduga Akibat Penganiayaan Militer
Artikel berikutnyaPenjabat Sekda Paniai Diduga Gelapkan Miliaran, Menase: Tangkap dan Seret ke Penjara!