EditorialKolom RedaksiPermintaan Maaf dan Pencabutan Berita

Permintaan Maaf dan Pencabutan Berita

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Berita tentang penembakan tiga orang perempuan berusia 12 tahun, 16 tahun, dan 20 tahun pada 15 Mei 2021 lalu di kabupaten Puncak, Papua, edisi Minggu (15/5/2021), dinyatakan dicabut. Redaksi meminta maaf atas kesalahan ini setelah dibantah dan diklarifikasi oleh Pdt. Menase Labene, ketua Klasis Gereja Kingmi di Ilaga Utara.

Pendeta Labene menyatakan tidak ada penembakan yang menewaskan tiga orang jemaatnya sebagaimana dipublikasi suarapapua.com. Karena itu berita berjudul “Breaking News: Militer Indonesia Tembak Mati 3 Anak Perempuan Muda di Kab. Puncak”, resmi dicabut.

Sumber Kekeliruan

Suara Papua mendapat informasi dari seorang sumber di kabupaten Puncak pada Minggu (15/5/2021) sore waktu Papua.

Dari informasi yang diperoleh sumber tersebut, ada tiga perempuan yang telah menjadi korban tembak dan meninggal dunia. Mereka yang korban menurut sumber Suara Papua ini adalah Neri Murib (perempuan berusia 12 tahun), Rana Tabuni (perempuan berusia 16 tahun) dan Siska Mom (perempuan berusia 20 tahun).

Baca Juga:  HUT ke-13, Markus You: Suara Papua Tetap Menyuarakan Nilai-nilai Kebenaran Berdasarkan Fakta

Klarifikasi

Informasi dari sumber Suara Papua tersebut telah dibantah dan diklarifikasi oleh Gereja Kingmi Klasis Ilaga Utara.

Dalam klarifikasinya, Pdt. Menase Labene menyatakan, tidak ada perempuan yang tewas. Yang benar adalah memang ada gereja yang kena peluru dan rusak di bagian kiri.

Permintaan Maaf Redaksi Suara Papua

Redaksi Suara Papua mengakui bahwa berita yang diterbitkan pada Minggu 15 Mei 2021 berjudul “Breaking News: Militer Indonesia Tembak Mati 3 Anak Perempuan Muda di Kab. Puncak” adalah berita yang keliru dan berisi informasi yang tidak akurat dan tidak benar.

Baca Juga:  HUT ke-13, Markus You: Suara Papua Tetap Menyuarakan Nilai-nilai Kebenaran Berdasarkan Fakta

Untuk itu, Redaksi Suara Papua meminta maaf kepada:

1. Pasukan Gabungan TNI dan Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Nemangkawi yang sedang melakukan operasi penegakkan hukum di kabupaten Puncak. Karena tidak melakukan konfirmasi kepada Satgas Nemangkawi di Mabes Polri maupun Kogabwilham III di Timika terkait berita yang telah diterbitkan.

2. Para pembaca Suara Papua yang secara langsung menerima informasi dan memunculkan berbagai macam asumsi atas berita yang telah Suara Papua tayangkan pada edisi Minggu 15 Mei dengan judul “Breaking News: Militer Indonesia Tembak Mati 3 Anak Perempuan Muda di Kab. Puncak”.

Baca Juga:  HUT ke-13, Markus You: Suara Papua Tetap Menyuarakan Nilai-nilai Kebenaran Berdasarkan Fakta

Pencabutan Berita

Redaksi Suara Papua menyatakan berita yang telah diterbitkan dengan judul “Breaking News: Militer Indonesia Tembak Mati 3 Anak Perempuan Muda di Kab. Puncak” dicabut. Karena setelah melakukan konfirmasi dan klarifikasi kepada pihak gereja, informasi tiga perempuan ditembak mati adalah tidak benar. Meski demikian, ada fakta bahwa gereja Kabuki rusak di bagian kiri karena kena tembakan dari helikopter.

Kebijakan Redaksi Suara Papua mencabut berita tersebut sebagaimana dipublikasikan di media ini tentu saja dengan mempedomani ketentuan Pedoman Media Siber yang ditandatangani Dewan Pers dan Komunitas Pers di Jakarta pada 2 Februari 2012. Karena itulah menjadi kewajiban bagi Suara Papua untuk mencabut berita tersebut.

Redaksi Suara Papua

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kibarkan Bendera BK, TPNPB Kodap IV Sorong Raya Klaim Tembak Tiga...

0
“Pada sore ini terjadi penyerangan, dan manajemen markas pusat Komnas TPNPB telah menerima laporan resmi dari panglima Kodap IV Sorong Raya Brigjen Deni Moos. Hari Senin tanggal 13 Januari 2025 jam 15.30 sore, pasukan TPNPB Kodap IV Sorong Raya berhasil tembak tiga aparat militer Indonesia hingga tewas dalam penyerangan terhadap pos militer di distrik Moskona Barat, kabupaten Teluk Bintuni,” demikian Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, melalui keterangan tertulisnya, Senin (13/1/2025) sore.

Bangsa Sawit!

0

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.