BeritaOrmas BMI Membubarkan Diskusi Proklamasi Papua di Makassar

Ormas BMI Membubarkan Diskusi Proklamasi Papua di Makassar

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Organisasi Masyarakat (Ormas) di Kota Makassar secara paksa membubarkan diskusi kelompok solidaritas dan mahasiswa Papua tentang hari proklamasi Papua, 1 Juli 1970 di asrama Dogiyai di Skarda Empat Makassar, Kamis (1/7/2021).

Pembubaran itu dipimpin Zulkifli, Ketua Ormas Brigade Muslim Indonesia (BMI) sekitar pukul 17.05 Wita, yang mana Zulkifli tiba-tiba masuk ruangan diskusi tanpa permisi dan tanpa melepaskan alas kaki (Sepatu) langsung menyerang peserta diskusi.

Setelah itu disusul oleh anggota Ormas BMI masuk ruang diskusi dan menarik satu persatu mahasiswa dan masa solidaritas yang duduk berdiskusi keluar ruangan.

Baca Juga:  HRM Rilis Laporan Tahunan 2023 Tentang HAM dan Konflik di Tanah Papua

Seorang mahasiswa dan juga peserta diskusi mengaku kepada suarapapua.com bahwa pembubaran diskusi itu dilakukan dengan disertai pemukulan oleh anggota Ormas BMI bersama pemuda Pancasila.

“Hingga pukul 17.15 Wita, asrama mahasiswa Papua itu masih terus dikepung. Seketika itu, anggota Polisi dan intel banyak yang datang. Kemudian pukul 17.30 Wita, anggota Ormas masih di lokasi dan terus mengintai mahasiswa Papua untuk dipukul, sementara anggota Ormas lainnya meneriaki mahasiswa Papua dengan sebutan ‘simpatisan OPM, Teroris” dan memaki-maki,” tukas mahasiswa tersebut.

Baca Juga:  Polri akan Rekrut 10 Ribu Orang untuk Ditugaskan di Tanah Papua

Tak lama kemudian katanya, sekira pukul 17.50 Wita terlihat seorang aparat (pakaian preman) tengah mengintrogasi mahasiswa Papua dan massa solidaritas.

Bahkan hingga pukul 18.00 Wita Ormas, aparat kepolisian dan sejumlah anggota TNI lainnya masih berada di lokasi. Aparat kepolisian mendatangi mahasiswa Papua dengan gas air mata serta senjata laras panjang.

Baca Juga:  ULMWP Mengutuk Tindakan TNI Tak Berperikemanusiaan di Puncak Papua

“Jam 18.30 sejumlah aparat dengan pakaian preman masih berada di lokasi. Kapolsek setempat juga datang ke lokasi. Sementara kawan-kawan mahasiswa dikurung dalam asrama dan tidak dibiarkan keluar, bahkan massa solidaritas juga tak diizinkan keluar asrama.”

Sementara, pada pukul 20.30, massa yang bersolidaritas terhadap mahasiswa Papua diperbolehkan keluar dari lokasi, sedangkan mahasiswa Papua tertahan di dalam asrama Dogiyai.

Dilaporkan bahwa sejak kejadian itu terjadi, tidak ada penangkapan oleh aparat kepolisian.

 

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

0
“Kepala suku jangan membunuh karakter orang Abun yang akan maju bertarung di Pilkada 2024. Kepala suku harus minta maaf,” kata Lewi dalam acara Rapat Dengar Pendapat itu.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.