Sebanyak 1.955 Warga Mengungsi ke Gereja Katolik Paroki Bilogai

0
1122

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sebanyak 1.955 warga dari dua kampung telah mengungsi ke gereja kompleks misi gereja Katolik Bilogai, Sugapa. Mereka mengungsi sejak 26 Oktober dan 27 Oktober 2021.

1955 warga yang terdiri dari anak-anak, mama-mama dan bapak-bapak tersebut berasal dari kampung Bilogai dan kampung Kumbalagupa. Selain itu ada sejumlaha masyarakat yang berasal dari Bilai dan Titigi.

Pastor Paroki Bilogai, Pater Yustinus Rahangiar, Pr kepada suarapapu.com, Rabu (28/10/2021) mengakui dan membenarkan bahwa ratusan warga sudah mengungsi ke kompleks misi. Dia menjelaskan, masyarakat dari kampung Bilogai dan Kumbalagupa menempat sejumlah rumah-rumah milik guru-guru SMP dan SD YPPK, rumah Bina, dan juga telah dibangun tenda di halaman gereja dan di sekitar SD YPPK.

Baca Juga:  Yakobus Dumupa Nyatakan Siap Maju di Pemilihan Gubernur Papua Tengah
Sejumlah ibu-ibu dan anak-anak yang mengungsi ke gereja pada tanggal 26 malam ke kompleks misi dan menginap di rumah salah seorang guru. (Pio for Suara Papua)

“Iya, benar. Sudah ada ribuan. Dari data yang sudah ada jumlahnya mencapai 1955 orang. Mereka semua ada di sekitar pastoran, gereja, rumah-rumah guru, rumah bina dan tiga rumah di dekat susteran. Mereka akan ada di sini sampai situasi aman,” terangnya.

Pastor Yance membeberkan, seluruh warga datang ke gereja selain karena pernah mengalami sebelumnya, juga karena ada imbauan dari aparat agar masyarakat ke gereja.

ads

“Itu tujuannya untuk menghindari adanya korban di masyarakat sipil saat terjadi kontak tembak antara TPNPB dan aparat. Juga jangan sampai masyarakat sipil jadi korban saat penyisiran. Untuk alasan ini mereka ada di sini,” terang pastor Yus dari Sugapa.

Baca Juga:  Kronologis Tertembaknya Dua Anak Oleh Peluru Aparat di Sugapa, Intan Jaya

Selain di Bilogai, Pastor Yus juga mengungkapkan bahwa sebagian masyarakat dari desa Yokatapa juga telah diminta oleh aparat untuk berkumpul dan tinggal di halaman gereja katolik Stase Waboagapa.

“Mereka sudah ada di sana sejak kemarin. Tadi malam mereka tidur di sana. Tapi saya belum tahu jumlah umat itu berapa banyak yang ada di sekitar gereja,” bebernya.

Masyarakat di rumah bina yang ada di Susteran pada 27 Oktober malam. (Kalema for Suara Papua)

Seorang gembala di Stase Waboagapa, Titus Sondegau kepada suarapapua.com saat dikonfirmasi membenarkan bahwa masyarakat dari desa Yokatapa sudah diungsikan ke gereja akibat baku tembak yang terjadi pada tanggal 26 dan 27 kemarin.

“Itu benar. Masyarakat dari desa Yokatapa sudah mengungsi ke gereja. Aparat juga mendukung dan meminta untuk masyarakat ke gereja. Mereka bilang supaya masyarakat tidak jadi korban dalam baku tembak,” katanya.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Selain di dua gereja itu, dari informasi yang diperoleh Suara Papua, terdapat sebagian bersar warga juga yang mengungsi ke gereja GKII Antiokia Bilogai, Sugapa.

Dari informasi yang dikumpulkan Suara Papua, pada 28 Oktober 2021 telah terjadi baku tembak sekitar pukul 12 hingga pukul 13 siang. Setelah itu bunyi senjata terdengar lagi pada pukul 19.20 sampai 19.40 malam. Sampai dengan berita ini terbit, situasi di Sugapa masih tegang dan mencekam.

Pewarta: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaYoakim Majau (6) Sudah Jalani Operasi Pengangkatan Peluru
Artikel berikutnyaKetua PGI: Gereja Memperjuangkan Aspirasi Umat Untuk Sebuah Sistem yang Adil