JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kasus pembunuhan sadis yang menimpa salah satu warga sipil pada hari Selasa (19/7/2022) malam, akhirnya terkuat setelah berhasil diidentifikasi oleh aparat kepolisian.
Menurut Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal, identitas korban diketahui bernama Adis Haryadi, ditemukan tewas mengenaskan di depan kiosnya.
Humas Polda Papua mengutip pengakuan para saksi sehari sesudahnya, korban sehari-harinya bekerja sebagai pendulang emas sekaligus berjualan di kawasan penambangan emas ilegal di kampung Kawe, distrik Awimbon, kabupaten Pegunungan Bintang.
Pelakunya, kata Kamal, masih ditelusuri lagi, tetapi dari beberapa data awal yang didapat, mengarah ke kelompok kriminal bersenjata (KKB).
KKB adalah nama yang lazim disematkan oleh pihak kepolisian kepada kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Pelaku menurutnya berjumlah lebih dari lima orang. Para pelaku tiba-tiba masuk ke kios yang sedang dijaga korban, diancam dengan parang hingga terjadi pembunuhan.
Lanjut dijelaskan, mendapat ancaman dengan senjata tajam, saksi yang ada saat itu melarikan diri ke dalam hutan untuk mencari pertolongan sekaligus menyampaikan informasi kepada pendulang lain.
Saksi bersama yang lain kembali ke lokasi tadi, kata Kamal, didapati korban sudah tidak bernyawa. Bahkan kondisinya mengenaskan karena kepala dipenggal dengan menggunakan parang yang dibawa para pelaku.
Tanpa kepala korban, bagian tubuh lainnya dibiarkan di tempat kejadian.
“Korban ditemukan dalam kondisi tubuh tanpa kepala,” kata Kamal.
Dievakuasi dan Dikebumikan
Masih menurut Kamal, jenazah korban pembunuhan tersebut berhasil dievakuasi oleh aparat gabungan TNI/Polri dengan menggunakan helikopter carteran pada keesokan harinya.
Helikopter terbang dari lokasi tambang ilegal itu ke Boven Digoel.
Pihak keluarga korban menerima jenazahnya, tetapi tidak langsung dikebumikan.
Jenazah baru dimakamkan pihak keluarga di distrik Malind, kabupaten Merauke, Kamis (21/7/2022).
Kamal menjelaskan, tim Reskrim Polres Pegunungan Bintang sedang meminta keterangan dari beberapa orang saksi untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus pembunuhan sadis itu.
“Kasus ini masih didalami,” imbuhnya.
TPNPB Bertanggungjawab
Juru bicara TPNPB Sebby Sambom menyatakan, seorang warga sipil di lokasi pendulangan emas dibunuh anak buah Bocor Sobolim karena dicurigai anggota keamanan yang sedang menyamar.
TNPB menurut dia, siap bertanggungjawab terhadap kejadian tersebut.
“Perjuangan tidak akan pernah berhenti selama Indonesia tidak mengakui kemerdekaan West Papua. Ini baru satu, besok lusa pasti banyak korban lagi, tidak bedakan kamu aparat keamanan, warga sipil ataupun pejabat kolonial, semua musuh kami,” ujarnya dikutip dari siaran pers.
Wajah kolonialisme, tegas Sebby, harus dihapuskan dari West Papua. Pemerintah Indonesia segera mencabut kembali pemberlakuan Otsus dan membatalkan rencana pemekaran provinsi baru di Tanah Papua.
“Kalau negara kolonial tetap paksakan, kami tidak akan berhenti berjuang. Tunggu giliran berikut, termasuk juga warga pendatang akan jadi sasaran,” ancamnya.
Pernyataan bernada ancaman sama ditegaskan Bocor Sobolim dalam video berdurasi dua menit 50 detik yang sempat viral pasca pembunuhan sadis tersebut.
“Kami berjuang sampai titik darah penghabisan. Kami tidak akan kemana-mana. Kami siap di sini.”
Bocor Sobolim menyatakan, “Dari markas honai TPNPB, saya siap bertanggungjawab.”
Pemerintah juga diminta tidak paksakan kebijakan pemekaran provinsi baru. Kata dia, rencana pembentukan DOB harus dihentikan.
“Satu lagi kami mengimbaukan bahwa pemerintah kolonial tidak boleh kirim orang Jawa ke Papua. Dan, stop pemekaran. Stop DOB. Kalau tidak berhenti DOB, kami akan lakukan operasi,” kata dia tegas.
Bocor Sobolim bahkan mengancam akan melanjutkan tindakan yang sama kepada warga sipil pendatang jika tuntutannya tidak digubris.
“Masyarakat sipil pun kami akan lawan. Kami akan potong kepala, dan tembak mati,” ujarnya.
Dalam video itu dia sempat memperlihatkan kepala dari korban pembunuhan. Potongan kepala diisi dalam kain batik dan dibawa hingga diserahkan oleh anak buahnya usai menggorok korban di lokasi kejadian yang tidak disebutkan.
REDAKSI