BeritaLima Agustus Harus Ditetapkan Sebagai Hari Budaya Papua

Lima Agustus Harus Ditetapkan Sebagai Hari Budaya Papua

SORONG, SUARAPAPUA.com— Pendiri Grup Mambesak meminta kepada Pemerintah Propinsi Papua dan Papua Barat agar segera menetapkan 5 Agustus sebagai hari budaya Papua.

Thontje Wolas Krenak, salah satu tokoh pendiri Mambesak mengatakan, budaya Papua mulai terkikis secara perlahan-lahan pasca aneksasi Papua ke dalam Indonesia pada 1969.

“Tahun 1969 sudah berbagai budaya luar masuk seperti wayang dan juga bahasa daerah jawa,” ungkap Wolas Krenak, dalam diskusi publik bertema “Kebangkitan Budaya Papua Berawal dari Mambesak yang di selenggarakan AMAN Sorong Raya dan Belantara Papua. pada, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga:  Pencaker Palang Kantor Gubernur Papua Barat Daya

Krenak menjelaskan, Mambesak lahir di tengah situasi budaya Papua yang mulai terkikis guna mempertahankan jati diri Orang Asli Papua (OAP).

“Budaya itu jati diri kita. Secara tidak sadar budaya kita sudah semakin terkikis bersama perkembangan zaman. Generasi Papua perlu mengenal budaya kita yang sebenarnya bukan mengadopsi budaya asing,” jelas Thontje Wolas Krenak.

Selaku pendiri Mambesak, Krenak berharap kepada Pemerintah daerah Papua dan Papua Barat untuk menetapkan 5 Agustus sebagai hari budaya Papua.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Ia juga meminta agar pemerintah menjunjung tinggi dan melestarikan budaya Papua berdasarkan UU No. 5 tahun 1992 tentang cagar budaya, dan UU Otsus Pasal 57 serta pasal 58.

“5 Agustus hari yang diperingati sebagai hari budaya Papua. Propinsi Papua sudah ada Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) No 6 tahun 2008, namun sampai hari ini belum terlihat realisasinya. Budaya Papua harus dilestarikan agar tidak punah,” tukas Krenak.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Abner Korwa menambahkan, budaya Papua perlu dicantumkan dalam kurikulum pendidikan, sehingga generasi Papua dapat mengenal dan mempelajari budaya asli Papua tanpa mengadopsi budaya luar.

“Budaya Papua sangat penting untuk di masukan dalam kurikulum pendidikan, sehingga sejak SD hingga perguruan tinggi dapat memahami budaya Papua dengan baik dan benar,”ucapnya.

 

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Kapolda Papua Barat Didesak Pidanakan Oknum Penganiaya Wartawan di Kaimana

0
“Saya juga mendesak Pangdam XVIII Kasuari untuk memberikan atensi pada kasus saudara Muray dengan memerintahkan Subden POM XVIII/1-3 Kaimana untuk menyelidiki indikasi keterlibatan anggotanya dalam kasus penganiayaan berat terhadap wartawan bernama Lukas Muray di Kaimana ini.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.