Tanah PapuaMamtaEmpat Program Utama Dibahas Dalam Raker I Sinode GKI di Tanah Papua

Empat Program Utama Dibahas Dalam Raker I Sinode GKI di Tanah Papua

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sebanyak Empat Ratus Dua Puluh (420) peserta dari 70 klasis GKI dari Sorong hingga Merauke ikut dalam Rapat Kerja (Raker) I Sinode GKI di Tanah Papua di gedung Graha Sara GKI di Argapura, Jayapura, Senin (5/12/2022).

Raker I yang akan berlangsung selama 4 hari, Senin 5 – 8 Desember 2022 akan membahas ketetapan Sidang Sinode GKI ke-XVIII Waropen Tahun 2022. Terutama menjabarkan program gereja ke dalam kegiatan untuk tahun 2023, membahas dan menetapkan anggaran pendapatan serta belanja gereja, dokumen pengusulan pemekaran dan sosialisasi TAP Sidang Sinode XVIII.

Ketua Badan Pekerja (BP) Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu mengatakan, Raker pertama ini sangat penting dan sangat strategis, karena di sini (Raker) akan membahas hal-hal penting berkaitan dengan program kegiatan prioritas untuk tahun 2023.

Baca Juga:  Trada Petugas dan Obat di Pustu Warmandi, Masyarakat Memilih Berobat Secara Tradisional

“Saya paham bagian ini menjadi prioritas kita bersama, karena kita sudah menetapkan apa yang kita sebut dengan Renstra dan diterjemahkan dalam program tahunan. Maka Rapat Kerja I akan disampaikan kepada kita apa yang menjadi fokus perhatian kita untuk program prioritas tahun 2023.”

“Saya berharap ini selaras di aras sinode, klasis dan sampai ke jemaat-jemaat. Yang kedua di sini kita akan lihat bersama-sama apa yang menjadi target kita secara khusus di bidang keuangan. Laporannya disampaikan ada postur anggaran kita untuk 2023, yaitu postur sinode, tetapi juga postur sinode ini di baca nanti di klasis sampai ke jemaat-jemaat, sehingga ini menjadi konsep dan perhatian kita bersama,” kata Ketua Sinode GKI di hadapan peserta klasis.

Baca Juga:  Sertijab Bupati Paniai, Martha Pigome: Setiap Pemimpin Ada Masanya

Karena menurutnya, tidak bisa bicara pelayanan tanpa mengkalkulasi kemampuan finansial yang mampu membelanjakan seluruh kegiatan-kegiatan program gereja.

BPS berharap semua peserta Raker I wajib terlibat penuh dan menggumuli pelayanan dan penatalayanan GKI dengan merumuskan indikator capaian tahunan sesuai kebutuhan pelayanan sebagaimana yang telah dirumuskan pada sidang sinode XVIII Waropen, melalui Renstra, dan terukur melalui evaluasi tahunan pada Raker berikutnya.

Selain itu Ketua Sinode GKI berpesan kepada pegawai GKI di aras sinode, klasis hingga jemaat-jemaat agar disiplin dalam bekerja, baik di kantor maupun dalam pelayanan kepada umat.

“Semua kegiatan dan program yang di bahas di Raker ini demi gereja yang dewasa, mandiri dan misioner,” ucapnya.

Baca Juga:  Seluruh Tanah Papua Perlu Ada Sekolah Adat

Pendeta Yohan Wally, Ketua Panitia pelaksana Raker I Sinode GKI di Tanah Papua berharap kepada peserta Raker I agar tertib mengikuti semua arahan BP Sinode GKI di Tanah Papua.

Ia juga berharap agar Raker I berjalan sesuai tepat waktu, tepat sasaran, dan tertib administratif sesuai dengan persyaratan dan tatacara yang telah ditetapkan.

Selain itu, ia melaporkan seluruh persiapan panitia, mulai dari akomodasi peserta, transportasi, konsumsi dan seluruh persiapan panitia. Termasuk laporan penggunaan dana sebesar Rp1 Milyar lebih dari kas Sinode GKI di Tanah Papua.

Dalam ibadah pembukaan Raker I, Ketua BP Sinode melantik pejabat struktur Klasis GKI di tanah Papua dan kepala yayasan periode 2022-2027 yang berjumlah sebanyak 59 orang.

 

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Protes Gol Kontroversial, Persido Dogiyai Layangkan Surat ke Komdis PSSI

0
“Gol balasan memakai tangan dilakukan oleh pemain Persemi Mimika atas nama Vicktor Kawer disahkan oleh wasit. Dalam bukti video yang terlampir terlihat jelas gol tersebut memakai tangan atau handsball. Keputusan ini sangat merugikan kami dan mempengaruhi hasil akhir pertandingan. Sehingga kami mohon untuk ditindaklanjuti agar pemain dan perangkat pertandingan yang bersangkutan diberi sanksi dan kembalikan tiga poin Persido Dogiyai karena gol tersebut memakai tangan, tidak sah.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.