SAUSAPOR, SUARAPAPUA.com — Masyarakat adat suku Abun mengancam akan menghentikan seluruh aktivitas pemerintah kabupaten (Pemkab) Tambrauw di atas wilayah hukum adat suku Abun, jika musyawarah adat (Musdat) Lembaga Masyarakat Adat Tambrauw (Lemata) tetap dilaksanakan.
Ancaman itu dinyatakan masyarakat adat suku Abun saat mendeklarasikan penolakan Lemata di lapangan sepak bola Kwoka, Sausapor, kabupaten Tambrauw, Selasa (17/1/2023).
Melihat dinamika pro dan kontra yang terjadi diantara masyarakat adat 4 suku di kabupaten Tambrauw, Simson Yeblo, ketua Ikatan Mahasiswa Abun (IMA) Sorong Raya menyarankan panitia tak usah memaksakan kehendak untuk mengadakan Musdat Lemata.
“Rencana kegiatan Lemata itu akan membuat masyarakat adat pecah belah karena beda pendapat,” ujarnya kepada suarapapua.com di Sausapor.
Kata Simson, pada prinsipnya mahasiswa Abun tetap mendukung hasil kesepakatan bersama lewat Mubes suku Abun.
“Kami mahasiswa Abun tolak pembentukan Lemata. Segera bubarkan panitia Musdat. Tidak perlu bangun rumah di atas rumah,” tegasnya.
Kastil Yeblo, tokoh pemuda distrik Sausapor, mengatakan, sesuai kesepakatan bersama masyarakat adat suku Abun akan memblokade aktivitas pemerintahan.
“Jika Musdat Lemata yang rencanaya dilaksanakan pada tanggal 18 sampai 21 Januari itu tetap dilaksanakan, maka seluruh aktivitas perkantoran di tanah adat Abun akan dipalang. Ini sudah kesepakatan bersama lewat Mubes suku Abun,” ujar Kastil.

Menanggapi ancaman dari masyarakat adat suku Abun, Yosep Airai, wakil ketua II DPRD kabupaten Tambrauw, mengatakan, akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait hal ini.
“Saya dan beberapa anggota DPRD yang hadir saat ini akan segera komunikasi dengan Kapolres Tambrauw, sehingga ada langkah pencegahan terkait ancaman dari masyarakat adat Abun,” kata Airai.
Yosep juga menyatakan, wakil rakyat di lembaga legislatik juga menolak kehadiran wadah Lemata.
“Saya bersama beberapa anggota DPRD Dapil tanah adat Abun yang hadir dalam acara deklarasi ini sudah bersepakat untuk menolak Musdat Lemata,” tandasnya.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You