PolhukamHAMWarga Sipil di Kuyawage Dibawah Tekanan Moncong Senjata Militer Indonesia

Warga Sipil di Kuyawage Dibawah Tekanan Moncong Senjata Militer Indonesia

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Lani kabupaten Lanny Jaya (HIPMALAN) se-Jawa dan Bali menyayangkan terjadinya aksi represif yang dialami rakyat sipil orang asli Papua (OAP) di wilayah Kuyawage, kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan. Dengan moncong senjata militer Indonesia, rakyat sipil dibuat tidak berdaya, bahkan sudah jatuh korban jiwa.

Hal itu ditegaskan Ronal Kogoya, ketua koorwil HIPMALAN Bali dalam siaran pers yang dikirim ke suarapapua.com, Kamis (27/4/2023).

Menyikapi kondisi tersebut, semua pihak berkepentingan ditekankan untuk segera mengatasi konflik di Tanah Papua khususnya di wilayah Kuyawage dan sekitarnya yang kian meningkat eskalasi kekerasan aparat terhadap rakyat sipil di tengah misi pencarian pilot Susi Air, Phillips Mark Mehrtens.

Berdasarkan laporan dari lapangan, Ronal mengungkapkan, berdalih mencari pilot yang disandera kelompok TPNPB pimpinan Egianus Kogeya di kabupaten Nduga, kekerasan militer di Kuyawage sangat brutal karena turut mengintimidasi, menangkap, memukul, menyiksa hingga memenjarakan serta rakyat sipil tidak bersalah tewas.

“Militer Indonesia mencurigai rakyat sipil bagian dari TPNPB, sehingga bertindak sewenang-wenang dan tindakannya sangat brutal. Rumah-rumah warga ikut dibakar, kemudian menyita harta benda, termasuk uang persembahan dan perpuluhan Gereja, juga uang milik keluarga. Ada dua ekor ternak babi, sembako gula pasir, kopi milik masyarakat sipil Kwiyawagi juga diambil,” bebernya.

Operasi Militer

Kata Ronal, tidak hanya di wilayah Ndugama, operasi militer dalam rangka pencarian pilot Susi Air dilakukan bahkan hingga ke Kwiyawagi, kabupaten Lanny Jaya. Operasinya dimulai sejak 30 Maret 2023 sekitar Pukul 14.30 WIT.

Ditandai dengan pendropan pasukan TNI di Kuyawage. Menggunakan tiga pesawat, yaitu pesawat AMA diturunkan di Kuyawage untuk mencari pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.

Setibanya, dengan pesawat memanggil TNI komando lain masuk Kuyawage melalui jalan darat untuk bergabung sebanyak 372 personil. Tetapi beberapa komando tidak kelihatan pada saat itu.

Baca Juga:  Hilang 17 Hari, Anggota Panwaslu Mimika Timur Jauh Ditemukan di Potowaiburu

“Mulai tanggal 1 April 2023, pasukan gabungan mulai melakukan operasi militer di daerah Kuyawage. 20 warga sipil ditangkap, lalu mereka disiksa, diinterogasi. Rampas uang mereka sebesar 20 juta. Pada waktu bersamaan aparat juga kepung gereja. Ada 35 gereja di seluruh daerah Kuyawage. Warga interogasi dan dipukul lalu dibawa ke pos TNI sampai jam 7 malam baru dilepaskan pulang ke rumah masing-masing,” jelasnya dalam siaran pers.

Selanjutnya, 11 April 2023, pasukan bersenjata mendatangi warga yang sedang berkebun. Di kebun sekelompok orang sedang kerja, langsung diperiksa, diinterogasi dan diintimidasi. Mereka dipukul oleh militer. Salah satu korbannya, Cerita Telenggen.

“Sesudah itu dibawa masuk ke pos. Tiga orang ditanggap dari hari sebelumnya dengan Cerita Telenggen diterbangkan menggunakan helikopter ke Timika. Sesudah tiba, satu orang diantaranya meninggal dunia akibat pukulan oleh TNI. Mayatnya dikirim kembali ke Lanny Jaya untuk dimakamkan. Pada 13 April 2023, mayat Wity Unue (17) dibakar di tengah jalan Golonikime, Malagaineri. Korban meninggal dunia akibat penyiksaan,” ujar Kogoya.

Rumah Dibakar

Dibeberkan dalam laporan tertulis, pasukan militer di Kuyawage, distrik Wano Barat dan Nenggeagin membakar rumah-rumah warga sipil. Semuanya 10 rumah. Tidak dihitung dengan barang-barang yang tidak diambil oleh pemilik hangus terbakar.

Data rumah-rumah yang dibakar:

1). Rumah Gininga Telenggen.

2). Rumah Eginus Kulua.

3). Rumah Yerkankome Telenggen asal jemaat Gereja Baptis Wutpaga.

4). Rumah Dimes Murib.

5). Rumah Berangar Murib.

6). Rumah Yengaruk Murib.

7). Rumah Yos Murib.

8). Rumah Te Murib.

9). Rumah Moter Telenggen.

10). Kantor Gereja Kemah Injil Kingmi Papua Jemaat Melambok.

Harta Benda dan Ternak Dirampok

Selama operasi berlangsung, para prajurit menyita barang-barang milik warga sipil.
Barang dan ternak yang diambil militer Indonesia, antara lain:

1). Gula Pasir tambah kopi 3 karton pemilik Iibu Elina Murib.

2). Gula pasir 125 kilo, kopi 4 karton, minyak lima liter, garam 1 vak milik Pelina Nirigi.

Baca Juga:  Ini Respons Komnas HAM Terkait Video Penyiksaan di Puncak Papua

3). Uang 900 ribu milik Moter Telenggen.

4). Uang Rp15 juta kas Gereja Melambok.

5). Bunuh 2 ekor babi seharga 10 juta dan 8 juta milik Yambimayu Telenggen.

6). Satu ekor sapi milik Semuel Murib.

“Semua ini dilakukan oleh pasukan militer yang pergi menggunakan jalan darat. Sementara yang menggunakan jalur udara ke distrik Agandugume, kabupaten Puncak Papua, langsung tahan warga sipil atas nama Nogolo Kulua dengan keluarga, 3 perempuan anak serta istrinya lalu diinterogasi dan melepaskan tembakan akhirnya jemaat dari 3 Gereja yang mengungsi ke arah distrik Sinak dan Ilaga,” beber Ronal.

Korban Penyiksaan

Delapan rakyat sipil di distrik Kuyawage dan Wano Bari yang menjadi korban penyiksaan, diantaranya:

1. Korban anak di bawah umur atas nama Parena Karunggu (16) terkena tembakan di bagian pingang belakang, dan peluru masih bersarang dalam tubuh.

2. Wity Unue (17) mengalami penyiksaan kemudian meninggal dunia di dalam tahanan.

3. Preson Gwijangge (15) ditahan dalam kondisi sehat lalu dibebaskan dalam kondisi sakit.

4. Ependak Karunggu (15) mengalami penyiksaan.

5. Cerita Telenggen (25) ditahan dalam kondisi sehat lalu dibebaskan dalam kondisi sakit.

6. Kejar Murib (15) ditahan dalam kondisi sehat lalu dibebaskan dalam kondisi sakit.

7. Oumeka Tabuni (28) ditahan dalam kondisi sehat lalu dibebaskan dalam kondisi sakit.

8. Anak dari bapak Wahyu di distrik Kwiyawagi ditahan dalam kondisi sehat lalu dibebaskan dalam kondisi sakit.

Korban Pemukulan dan Intimidasi

Sedangkan warga sipil korban intimidasi dan pemukulan di distrik Goa Balim pada 16 April 2023 berjumlah 12 orang.

1. Angin Pela

2. Yeson Kogoya

3. Pindiron Kogoya

4. Iburan Pela

5. Demier Kogoya

6. Epinus Kogoya

7. Gonius Wanena

8. Wakoman Kogoya

9. Yenis Kogoya

10. Depfri Waker

Baca Juga:  Dua Anak Diterjang Peluru, Satu Tewas, Satu Kritis Dalam Konflik di Intan Jaya

11. Dekinus Kogoya

12. Indokon Wanena

Negara Harus Bertanggungjawab

Sementara itu, Misky Weya, korlap HIPMALAN se-Jawa dan Bali, menyatakan, segala bentuk tindakan represif tersebut segera dihentikan.

Kondisi buruk yang dialami rakyat sipil dibawah todongan senjata di Kuyawage diminta segera diatasi agar korban tidak bertambah lagi.

“Kami mendesak kepada presiden Joko Widodo segera memberikan perhatian penuh terhadap penahanan dan pembunuhan yang dilakukan aparat TNI dan Polri terhadap warga sipil di kabupaten Lanny Jaya, terutama distrik Kuyawage, Wano Barat, Goa Balim dan sekitarnya,” kata Misky.

Mahasiswa juga mendesak Menkopolhukam Prof Mahfud MD untuk segera menindak tegas oknum aparat pelaku pembunuhan dan penangkapan warga sipil di kabupaten Lanny Jaya, terutama di distrik Kuyawage, Wano Barat, Goa Balim dan sekitarnya.

“Kami juga mendesak DPR RI agar segera mengevaluasi program pengiriman militer ke Papua,” ujarnya.

Selain itu, mahasiswa mendesak pemerintah provinsi Papua Pegunungan, Pemkab Lanny Jaya, Nduga, dan Puncak segera membentuk tim investigasi dan Pansus untuk menangani kasus pembunuhan warga sipil di daerah Kuyawage dan sekitarnya.

Juga mendesak pemerintah provinsi Papua Pegunungan agar segera menindak dan menangani pemenuhan dan penahanan warga sipil yang dilakukan aparat militer di daerah konflik khususnya Lanny Jaya.

“Pemerintah kabupaten Lanny Jaya, Nduga dan Puncak segera melakukan upaya nyata sekaligus memfasilitasi warga sipil di distrik Kwiyawage, Wano Barat dan Goa Balim dari operasi militer,” tandasnya.

Kepada Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) diminta segera melihat dan menyuarakan persoalan di distrik Kwiyawage, Wano Barat dan Goa Balim. Juga, meminta Komnas HAM segera turun ke lapangan guna melakukan investigasi pembunuhan dan penahanan warga sipil di Kuyawage, Wano Barat, Goa Balim dan sekitarnya.

“Mendesak pemerintah Indonesia segera membuka akses jurnalis lokal, nasional dan internasional untuk masuk ke Papua,” tegas Weya.

Pewarta: Agus Pabika
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Perusahaan HTI PT Merauke RJ di Boven Digoel Diduga Melakukan Tindakan...

0
“Kami meminta pejabat pemerintah kabupaten Boven Digoel dan Provinsi Papua Selatan, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera mengambil tindakan penertiban, dengan menghentikan dan mengevaluasi keberadaan dan aktivitas perusahaan PT Merauke Rayon Jaya, atas dugaan pelanggaran hukum yang terjadi dan telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat”, jelas Tigor G Hutapea.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.