JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kabupaten (Pemkab) Yahukimo, provinsi Papua Pegunungan, akhirnya menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite dan solar yakni Rp15.000 per liter. Keputusan ini diberlakukan mulai Selasa (9/5/2023).
Pemberlakuan harga sebagaimana diumumkan melalui edaran bupati dengan nomor 540/265/BUP/2023 tentang pengendalian harga BBM jenis pertalite dan bio solar pada tingkat pengecer di kota Dekai, kabupaten Yahukimo.
“Menyikapi keberagaman harga penjualan bahan bakar minyak (BBM) khusunya jenis pertalite dan bio solar pada tingkat pengecer yang terjadi di kota Dekai, kabupaten Yahukimo, maka dipandang perlu dilakukan pengendalian harga sebagaimana diatur dalam surat bupati,” tulis dalam surat edaran bupati yang ditandatangani bupati Didimus Yahuli.
Tertera dalam surat itu, penetapan harga eceran tertinggi (HET) BBM jenis pertalite maupun bio solar di tingkat pengecer adalah Rp15 ribu.
Jika ditemukan ada kios pengecer BBM jual di atas harga tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam edaran bupati, dalam operasi penertiban gabungan akan ditidak tegas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bahkan lebih tegas lagi, obyek BBM akan disita disertai pencabutan izin usaha.
“Dilarang melakukan pengisian BBM di APMS atau SPBU yang ada di kota Dekai dengan menggunakan wadah jerigen dalam kapasitas yang banyak. Kemudian dilarang melakukan penimbunan dan penyimpanan serta penggunaan BBM dengan tujuan tertentu yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” lanjutnya.
Dalam melakukan penjualan BBM, Pemkab Yahukimo menekankan kepada para pengecer agar wajib memperhatikan keselamatan kerja, keamanan dan ketertiban serta menyediakan tempat yang terpisah dari usaha lainnya.
“Demikian disampaikan untuk dipedomani dan dilaksanakan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih,” akhiri surat edaran itu.
Sebelumnya, warga Dekai, ibu kota kabupaten Yahukimo, sempat kesulitan membeli BBM untuk digunakan pada kendaraan roda dua dan empat karena harga di tempat penjual eceran naik drastis.
Repotnya lagi, di APMS dan SPBU mini yang ada juga kehabisan stok BBM.
“Selama beberapa hari ini memang sangat terasa dampaknya. Kapal pengangkut BBM itu bisa tembus kalau airnya bagus atau tidak surut,” kata Decky Rumpaisum, manager lapangan SPBU PT Line Agung Mas, Selasa (26/4/2023) siang.
Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You