ADVERTORIALIntan Jaya BangkitDemi SDM Kesehatan, Pemkab Intan Jaya Teken MoU dengan Dua Kampus di...

Demi SDM Kesehatan, Pemkab Intan Jaya Teken MoU dengan Dua Kampus di Bandung

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah kabupaten (Pemkab) Intan Jaya menjalin kerjasama dengan dua lembaga perguruan tinggi di Bandung, Jawa Barat. Penandatanganan nota kesepahaman bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan di Bandung, Sabtu (10/6/2023).

Dua kampus yang digandeng Pemkab Intan Jaya adalah Institut Kesehatan Immanuel (IKI) Bandung dan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Bandung.

Apolos Bagau, penjabat bupati kabupaten Intan Jaya, menyatakan, kerja sama dengan dua perguruan tinggi itu merupakan bagian dari program kerjanya demi menyiapkan sumber daya manusia (SDM) tenaga kesehatan di kabupaten Intan Jaya.

“Kami menyadari bahwa perlu ada gebrakan demi pelayanan kesehatan, sehingga program ini kami lakukan untuk menyiapkan SDM tenaga kesehatan di kabupaten Intan Jaya yang lebih maju dan berkompeten di bidang kesehatan demi membangun daerah Intan Jaya,” kata Apolos Bagau saat menyampaikan sambutannya.

Dengan ditandai penandatanganan kerja sama tersebut, Apolos Bagau ucapkan terima kasih kepada pimpinan dan jajaran sivitas akademika Poltekkes Kemenkes Bandung maupun IKI Bandung atas respons luar biasa yang diperlihatkan hingga terealisasi demi menyiapkan SDM tenaga kesehatan di kabupaten Intan Jaya.

Poltekkes Kemenkes Bandung dianggap terbukti kiprahnya dan berpengalaman dalam bidang pengembangan SDM kesehatan utama di bidang gizi, tenaga laboratorium medis, dan jurusan lainnya.

Dibeberkan keunggulan yang dimiliki Poltekkes Kemenkes Bandung antara lain tempat kuliah yang nyaman, lingkungan sekitar kampus sangat sejuk, tempat praktek dan magang sangat representatif karena di Bandung terdapat banyak rumah sakit milik pemerintah maupun swasta serta biaya hidup lebih murah.

Selain itu, di Bandung terdapat tidak sedikit lembaga penerbit dan banyak toko buku yang menyediakan bahan referensi cukup bagi mahasiswa-mahasiswi.

Baca Juga:  Pj Bupati Intan Jaya Beberkan Penyebab Naiknya Harga BBM dan Sembako
Foto bersama usai pendatanganan MoU antara pimpinan Institut Kesehatan Immanuel (IKI) Bandung dan Pemkab Intan Jaya, Sabtu (10/6/2023) di Bandung, Jawa Barat. (Ist)

Apolos Bagau juga menguraikan empat alasan pihaknya menaruh perhatian cukup dalam rangka meningkatkan kualitas SDM kesehatan yang nantinya siap bekerja demi melayani masyarakat di kabupaten Intan Jaya.

Alasan utama yang juga menjadi pemasalahan yang dihadapi hingga kini, antara lain:

Pertama, kabupaten Intan Jaya merupakan salah satu kabupaten dengan kondisi kesehatan yang paling rentan dan tidak stabil karena situasi keamanan selama beberapa tahun terakhir yang benar-benar mengganggu pelaksanaan pembangunan dan pelayanan publik termasuk pelayanan kesehatan masyarakat.

Kedua, derajat kesehatan masyarakat kabupaten Intan Jaya sangat rendah yang disebabkan jangkauan pelayanan kesehatan terkendala akses transportasi yang sulit, akses air minum dan sanitasi, jangkauan pelayanan yang sulit karena faktor topografi dan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah.

Ketiga, tenaga kesehatan yang ada di kabupaten Intan Jaya 80% adalah non OAP, sehingga pelayanan kesehatan menjadi terganggu bahkan terhenti manakala terjadi kondsi tidak kondusif seperti yang kami alami mulai tahun 2019 sampai saat ini.

Keempat, dalam rangka mengatasi kesenjangan sekaligus pemberdayaan masyarakat OAP dalam bidang pembangunan kesehatan guna mengurangi terjadinya kecemburuan sosial dan dalam rangka implementasi Undang-undang nomor 1 tahun 2021 tentang Otsus Papua.

“Dengan mempertimbangkan berbagai permasalahan itulah kami mengambil kebijakan ini untuk menyekolahkan putra-putri asli Intan Jaya yang pada waktunya siap bekerja sebagai tenaga kesehatan,” kata Apolos Bagau.

Dengan menjalin kerjasama tersebut, pihaknya yakin Poltekkes Kemenkes Bandung dan IKI Bandung akan mampu melahirkan tenaga-tenaga kesehatan OAP Intan Jaya yang terampil bahkan ahli untuk nantinya menjadi tenaga pelayanan yang handal di garis terdepan demi memberikan pelayanan kepada masyarakat di seluruh wilayah kabupaten Intan Jaya dapat berjalan maksimal tanpa terpengaruh oleh kondisi keamanan.

Baca Juga:  Atasi Kelangkaan BBM di Intan Jaya, Pesawat Diizinkan Terbang Hari Minggu

Untuk itu, disarankan kepada seluruh civitas akademika bahwa anak-anak Intan Jaya yang akan dititipkan di kampus tersebut agar dapat dididik, dibina dan digembleng hingga siap bekerja di seluruh wilayah kabupaten Intan Jaya.

“Kami juga telah menjelaskan kepada pihak kampus bahwa anak-anak kami berasal dari berbagai latar belakang keluarga. Mereka datang dari kampung yang sangat jauh. Mereka terbiasa hidup sebagai orang Papua yang secara kekerabatan hidup berkelompok dengan budaya yang sangat berbeda dengan daerah atau provinsi lain. Karena itu, kami sangat mengharapkan kepada pihak kampus untuk melibatkan anak-anak kami dalam setiap kegiatan di lingkungan kampus baik sebagai panitia, peserta ataupun pendukung agar mereka tidak merasa asing dan dengan cepat beradaptasi dengan lingkungan sekitar,” tuturnya.

Sebelum prosesi pendatanganan MoU antara pimpinan Poltekkes Kemenkes Bandung dan Pemkab Intan Jaya, Sabtu (10/6/2023) di Bandung, Jawa Barat. (Ist)

Kepada utusan Direktorat Jenderal SDM Kemenkes RI, harap Apolos Bagau, kiranya apa yang dilakukan oleh Pemkab Intan Jaya dalam rangka mensiasati kondisi yang ada kiranya mendapat respons positif. Tentunya untuk kedepan ada perhatian khusus bagi Intan Jaya sebagai salah satu kabupaten tertinggal dan tersulit mendapatkan bantuan-bantuan afirmasi dalam pengembangan SDM Kesehatan agar standarisasi pelayanan kesehatan dapat meningkat sejajar dengan pulau Jawa.

“Apa yang telah kita sepakat pada hari ini telah disaksikan oleh Tuhan dan harus kita wujudkan demi kesehatan dan kemajuan Intan Jaya karena kemajuan Intan Jaya adalah kemajuan Indonesia.”

Penjabat bupati Intan Jaya juga akui kampus IKI Bandung telah berusia 21 tahun, sehingga tidak diragukan untuk realisasikan program kerjasamanya.

Baca Juga:  Kunjungi Warga Daboto, Begini Kesan Penjabat Bupati Intan Jaya

“Kami memilih kampus ini sebagai mitra dalam membangun SDM kesehatan di kabupaten Intan Jaya memang tidak salah dengan bahasa lain sangat tepat karena telah eksis selama 21 tahun di bidang pengembangan SDM kesehatan sangat berpengalaman serta didukung oleh SDM yang sangat baik yang dibuktikan dengan akreditasi institusi baik sekali dan akreditasi jurusan rata-rata nilai A dan B,” urainya.

Karena itulah, kata Apolos Bagau, “Saya yakin kami tidak salah pilih kampus untuk mendidik anak-anak kami menjadi tenaga kesehatan yang terampil sesuai kebutuhan daerah.”

Pj bupati juga mengapresiasi kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Intan Jaya bersama semua stafnya yang telah bergerak cepat melakukan kerjasama dan aktif dalam meningkatkan program kesehatan di kabupaten Intan Jaya.

Sementara itu, Agustinus Bagau, kepala Dinkes Intan Jaya, mengatakan, penyiapan SDM kesehatan mendapat prioritas utama sebagai wujud dukungan nyata terhadap program presiden dan penjabat bupati Intan Jaya.

“Kami bergerak untuk menyiapkan sumber daya manusia bidang kesehatan. Kami harus mewujudkan program nasional di bidang kesehatan yang juga progam penjabat bupati Intan Jaya,” kata Agustinus.

Hingga kini pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Intan Jaya diakui belum maksimal karena salah satu penyebab sesuai kondisi faktual adalah terbatasnya petugas kesehatan.

“Kabupaten Intan Jaya merupakan daerah yang masih tertinggal, sehingga perlu kerja keras dalam membangun daerah khususnya menyiapkan sumber daya manusia bidang kesehatan agar kesehatan masyarakat di Intan Jaya dapat meningkat lebih baik,” ujarnya.

Agustinus Bagau menambahkan, mulai tahun ini pihaknya siap mengirim 70 orang dari kabupaten Intan Jaya yang akan belajar di dua kampus kesehatan itu. [Adv]

Print Friendly, PDF & Email

Terkini

Populer Minggu Ini:

Boikot Perdagangan Karbon Diserukan

0
“Perdagangan karbon dipilih hanya untuk menjaga agar korporasi dan negara-negara industri dapat terus mengekstraksi alam, baik melalui pembongkaran fosil bawah tanah, pembakaran fosil, deforestasi, ataupun proyek-proyek konservasi yang akan semakin memperpanjang rantai konflik serta krisis iklim,” kata Uli Arta Siagian.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.

error: Content is protected !!