SORONG, SUARAPAPUA.com— Orang tua murid di kampung persiapan Sakarum distrik Seget Kabupaten Sorong berharap kepada pemerintah daerah PT Petrogas (Basin) Ltd untuk memperhatikan kondisi kelas jauh Sekolah Dasar (SD) Negeri 27.
Pembangunan sumber daya manusia(SDM) memang menjadi prioritas utama bagi pemerintah, namun sayangnya belum semua masyarakat bisa menikmati pendidikan yang layak apalagi yang berada di pelosok-pelosok. Seperti di kampung persiapan Sakarum distrik Seget, anak-anak di kampung tersebut terpaksa mengenyam pendidikan seadanya.
Riskan lagi sekolah dasar kelas jaug tersebut berada berdekatan dengan lokasi PT Petrogas (Basin) Ltd dengan kondisi sekolah yang cukup memprihatinkan dan proses belajar mengajar tidak berjalan selama empat bulan.
Luther Ayer, warga kampung Sakarum menjelaskan sejak sekolah kelas jauh tersebut didirikan, hanya 2 orang guru yang ditugaskan untuk mengajar dengan fasilitas seadanya.
“Guru cuma 2 orang saja, tapi sudah dari bulan Februari tidak datang mengajar lagi,” jelasnya kepada suarapapua.com di kampung Sakarum pada, Kamis (2/5/2024).
Ia menjelaskan hingga kini orang tua murid tidak mengetahui alasan mengapa guru-guru tersebut tidak menetap dan mengajar anak-anak mereka di kelas jauh SDN 27.
“Tidak tahu alasan apa mereka tidak mengajar,” ujarnya.
Sementara Yansen Sagaja, salah warga kampung Sakarum lainnya menjelaskan proses belajar mengajar yang dilakukan di kampung tersebut
Menurutnya, selama ini balai kampung Sakarum dijadikan tempat atau ruang belajar dengan perlengkapan seadanya. Sedangkan kelas jauh tersebut katanya dibangun atas kerja sama kepala sekolah induk SDN 27 dan PT Petrogas (Basin) Ltd.
“Kami tidak mengetahui pembicaraan antara Kepala Sekolah induk dan pihak PT Petrogas Ltd. Waktu mereka datang untuk menyampaikan rencana mendirikan kelas jauh, masyarakat meminta untuk mendirikan gedung sekolah yang baru, tetapi pihak PT Petrogas Ltd tidak menyetujuinya dan menyarankan menggunakan balai kampung sebagai ruang belajar ,” ungkapnya.
Dikatakan, sekolah sangat penting, terutama pendidikan bagi anak-anak di kampung. Oleh sebab itu Yansen minta dalam waktu dekat sekolah kelas jauh tersebut harus diaktifkan untuk proses belajar mengajar.
Jika tidak ia mengancam membawa persoalan tersebut kepada pihak dinas pendidikan Kabupaten Sorong.
Pasalnya ketika melihat dari realita yang ada kata dia untuk menimba ilmu, anak-anak sekolah dari kampung Sakarum harus menyeberangi laut ke distrik Salawati Tengah menggunakan perahu.
“Jika kelas jauh ini tidak aktif maka anak-anak harus menyeberang lautan ke distrik Salawati Tengah dengan perahu. Yang jelas tetap kami laporkan masalah ini sehingga anak-anak di kampung Sakarum tidak menjadi korban,” pungkasnya.