Misionaris Katolik pertama kali mendarat di kampung Sekru, Fakfak, pada 22 Mei 1894. Tampak Gereja Katolik Paroki Santo Yosep Fakfak, di lokasi Pastor Cornelis Yohan Le Cocq d’Armandville, SJ mendarat pertama kali pada 129 tahun yang silam. (Ist)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pimpinan Keuskupan Timika menyerukan kepada seluruh umat Katolik di wilayah pastoralnya untuk merayakan 130 tahun masuknya Gereja Katolik di Tanah Papua pada tanggal 22 Mei mendatang. Perayaan itu bertepatan dengan momentum bersejarah kedatangan Pastor Cornelis Le Cocq d’Armandville, SJ di Skroe, dekat Fakfak, Papua, pada 22 Mei 1894.

“Seperti kita ketahui bahwa telah diadakan studi dan pertemuan tokoh-tokoh umat Katolik bersama dengan beberapa Imam dari lima keuskupan di Papua dalam rangka untuk mempelajari sejarah awal mula kehadiran Gereja Katolik di Papua,” kata Pastor Marthen Ekowaibi Kuayo, Pr, Administrator Diosesan Keuskupan Timika, dalam suratnya tertanggal 8 Mei 2024.

Baca Juga:  Mahasiswa Desak Aparat TNI dan Polri Hentikan Intimidasi Warga Tiga Kampung di Intan Jaya

Dari beberapa diskusi yang diadakan, jelas Pastor Marthen, mereka menemukan data dan membuat kesepakatan bahwa kehadiran Katolik di Tanah Papua ditandai dengan kedatangan pertama kali Pastor Cornelis Le Cocq d’Armandville, SJ di Skroe, Fakfak, pada tanggal 22 Mei 1894 (130 tahun yang lalu).

“Dalam beberapa hari kehadirannya, beliau telah berhasil mempermandikan beberapa orang di tempat itu. Itulah awal mula kehadiran Gereja Katolik di Tanah Papua,” jelasnya.

Pastor Marthen mengatakan, dari beberapa harapan yang muncul dalam pertemuan-pertemuan tersebut adalah agar disosialisasikan pada seluruh umat Katolik di semua keuskupan di Papua mengenai kehadiran pertama Gereja Katolik di Tanah Papua dengan mengadakan perayaan syukur pada setiap tanggal 22 Mei. Tujuannya adalah mensyukuri kehadiran Gereja Katolik di Papua dan terus menerus mencari data-data baru yang bisa dikumpulkan dari sumber-sumber otentik serta mempelajari karya-karya Gereja Katolik di masa lalu.

ads
Baca Juga:  ULMWP Nyatakan Tolak Program Transmigrasi dan Perampokan Tanah Adat di West Papua

“Dengan mengetahui sejarah masa lalu, kita bisa disemangati kembali untuk lebih menghidupkan Gereja kita,” kata Pastor Kuayo.

Untuk itu, Pastor Marthen mengajak semua umat Katolik di keuskupan Timika untuk merayakan 130 tahun Misi Katolik di Tanah Papua.

“Oleh karena itu, melalui surat keputusan ini, saya, Administrator Diosesan Keuskupan Timika mengajak semua umat Katolik di Keuskupan Timika untuk mengadakan perayaan syukur pada tanggal 22 Mei yang akan datang.”

Baca Juga:  Selamatkan Masyarakat Adat Malind, LBH Papua: Hentikan PSN Pangan di Merauke!

Mengenai bentuk perayaannya, imbuh Pastor Kuayo, dipersilahkan untuk menentukan entah dalam tingkat dekenat atau oleh masing-masing paroki.

Surat dari Administrator Diosesan Keuskupan Timika dengan nomor 84/ADM-DIOS/2024/1.1.1 ditujukan kepada para Pastor dan tim pastoral Keuskupan Timika serta semua instansi dan lembaga yang berada dibawah yurisdiksi Keuskupan Timika untuk diumumkan agar dilaksanakan di masing-masing wilayah. []

Artikel sebelumnyaPengusaha OAP Buka Palang Kantor 10 OPD Setelah Ada Kesepakatan
Artikel berikutnyaKM Sanus 63 Layani Yaur dan Teluk Umar Setelah Puluhan Tahun Menanti