Selpius Bobii, koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2). (Screenshot - SP)
adv
loading...

Oleh: Selpius Bobii

)* Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua

Banyak orang Papua memandang remeh dengan kesaksian-kesaksian dari para hamba Tuhan tertentu yang mendapat urapan khusus dari Tuhan tentang masa depan bangsa Papua. Padahal kesaksian-kesaksian serupa sudah disampaikan oleh para tetua adat suku-suku tertentu di Tanah Papua tentang masa depan bangsa Papua dan dunia. Selain dari mereka, ada pula kesaksian-kesaksian atau nubuatan yang disampaikan oleh para misionaris yang pernah bertugas di Tanah Papua.

Pendeta Ishak Samuel Kijne menubuatkan tentang masa depan bangsa Papua dan dunia dalam buku cerita yaitu “Kota Emas”. Pendeta Kijne mengisahkan tentang kehidupan Thom dan Regi serta kota emas. Thom (nama lengkapnya Thomas Wospakrik adalah anak angkat dari Pdt Kijne asal Papua mewakili orang kulit hitam, dan Regi – Johanna Regina Uitenbogard (istrinya Pdt Kijne) asal Belanda mewakili orang kulit putih. Dalam kisah itu, pada suatu hari Regi menuju ke “Kota Emas” diantar oleh burung Piet Kasuari, tetapi penjaga “Kota Emas” memberitahu Regi bahwa ia harus kembali mengambil Thom, jika Regi hendak memasuki dan menetap di kota emas itu.

Kisah Thom dan Regi serta kota emas yang dilukiskan oleh Pendeta I. S. Kijne adalah “Kota Emas” masa depan Papua dan dunia. Regi pergi ke kota emas itu, tetapi penjaga kota itu meminta Regi kembali pulang mengambil Thom. Itu artinya Regi harus kembali mempersiapkan Thom yang adalah orang Papua berambut keriting dan berkulit hitam, agar pada waktu Tuhan Thom bersama dengan Regi memasuki “Kota Emas” itu.

ads

Pdt I. S. Kijne meletakan dasar peradaban bangsa Papua di atas sebuah batu di Automeri – Miei – Wondama pada tanggal 25 Oktober 1925 dengan mengatakan, “Di atas batu ini saya meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang yang berkepandaian tinggi, akal budi dan marifat untuk memimpin bangsa ini. Tetapi, bangsa ini akan bangkit dan memimpin bangsanya sendiri”.

Pemerintah Belanda bekerjasama dengan para misionaris mempersiapkan orang Papua di segala bidang kehidupan. Sehingga pada tahun 1960 orang Papua membentuk sekitar 12 partai. Partai-partai itu dibentuk agar melalui partai ini menyakinkan masyarakat bahwa dari pihak Belanda akan memberikan kesempatan kepada bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri. Satu tahun kemudian, awal tahun 1961, orang Papua mencalonkan diri melalui partai-partai yang didirikannya untuk dipilih secara demokratis oleh rakyat di tanah Nederlands Nieuw Guinea (Papua Belanda).

Pemilu secara demokratis berlangsung antara tanggal 18 – 25 Februari 1961. Hasil pemilihan itu disahkan pada tanggal 5 April 1961 sebagai anggota Nieuw Guinea Raad (Dewan Papua) berjumlah 28 anggota. Di tahun itu, masyarakat Papua Belanda berhasil memilih dan membentuk Dewan Papua.

Pemerintah Belanda memberi kesempatan kepada orang Papua untuk mempersiapkan kemerdekaan Papua secara bertahap, yang dimulai dengan pendirian partai dan pemilihan Dewan Papua. Melalui badan legislatif Papua ini membentuk sebuah badan atas permintaan gubernur Nederlands Nieuw Guinea atas restu Ratu Belanda untuk mempersiapkan kemerdekaan bangsa Papua, yaitu Komite Nasional Papua (KNP). Dalam badan ini terdiri dari 21 orang Papua terdidik. Badan Komite ini dipimpin oleh seorang peranakan yang bernama Mr. De Rijke. Komite ini memfasilitasi Kongres I Papua dari tanggal 17 – 19 Oktober 1961.

Pada sesi terakhir Kongres, 19 Oktober 1961, perwakilan tujuh wilayah adat Papua dan Nieuw Guinea Raad (sekitar 70 orang wakil resmi warga Papua) menyatakan “Deklarasi manifesto bangsa Papua”. Di dalam deklarasi itu menyatakan dua hal sekaligus yaitu pernyataan lahirnya kebangsaan Papua bersama simbol-simbol kebangsaannya, dan pernyataan kemerdekaan bangsa Papua. Deklarasi manifesto inilah dasar berdirinya bangsa dan negara Papua yang diumumkan secara resmi atas restu Ratu Belanda dalam sebuah upacara resmi pada 1 Desember 1961. Dalam upacara ini dihadiri oleh perwakilan Belanda yang menjadi wali pemerintahan Papua saat itu, wakil dari Australia, Inggris, Perancis, dan PNG. Jadi, kehadiran para utusan dari beberapa negara itu merupakan pengakuan kedaulatan secara de jure atas kemerdekaan de facto pada 19 Oktober 1961.

Walaupun demikian, Tuhan bermaksud lain. Tuhan menunda kemerdekaan kedaulatan bangsa Papua secara holistik yaitu merdeka lahir maupun bathin pada menjelang akhir zaman. Sehingga, setelah dasar peradaban bangsa Papua diletakkan oleh Belanda, Regi yang adalah orang Belanda yang disebut Kerajaan Belanda yang menjadi wali atas bangsa Papua itu kembali pulang ke negeri asalnya di Belanda menanti waktu yang ditentukan oleh Tuhan untuk memasuki “Kota Emas” itu. Sementara “Thom” yang adalah orang Papua berambut keriting dan kulit hitam yang disebut bangsa Papua itu dianeksasi ke dalam negara Indonesia atas bantuan Amerika Serikat dan para sekutunya.

Baca Juga:  Wamendagri Membumikan 8 Program Unggulan Prabowo-Gibran, Apa Dampak Bagi Bangsa Papua?

Nubuatan Pendeta Kijne sungguh terbukti bahwa sudah tiga bangsa menduduki Tanah Papua (Belanda, Jepang dan terakhir Indonesia) untuk membangun peradaban orang Papua, tetapi gagal total.

Pada waktu-Nya negara Indonesia juga akan segera angkat kaki dari Tanah Papua atas pertolongan Tuhan. Dan indah pada waktu Tuhan, bangsa Papua akan bangkit untuk memimpin dirinya sendiri.

Ada pula nubuatan dari seorang pastor Katolik Misionaris asal Belanda, yang pernah bertugas di Moanemani, “Pater Ruigrock, OFM” pada tahun 1970-an. Pater Ruigrock pernah menceriterakan kepada bapak Germanus Bobii tentang nubuatan dari para nenek moyang pater Ruigrock, tentang suatu etnik bangsa yaitu Papua, yang sudah ditentukan Tuhan, yang akan dibangkitkan oleh Allah menjelang akhir zaman.

Pater Ruigrock menceritakan bahwa kami datang ke Tanah Papua dengan petunjuk Tuhan, untuk persiapkan orang Papua, karena menjelang akhir zaman, Allah akan bangkitkan dan memberi kesempatan kepada bangsa Papua untuk memimpin. Beliau juga mengatakan bahwa kami akan pulang ke tanah kelahiran kami, tetapi suatu saat (pada waktu Tuhan), kami akan datang kembali ke tanah ini.

Selain itu, dalam suatu pertemuan yang digelar selama tiga hari di kampung Gakokebo, pada 1980-an, Pendeta Troutman menyampaikan, “Tuhan sudah menyiapkan masa depan bagi bangsa Papua; ada rencana Tuhan yang indah untuk negeri ini”.

Beliau juga mengatakan, “dalam waktu dekat ini kami akan kembali ke tanah air kami, tetapi suatu saat kami akan kembali ke tanah Papua”.

Masih banyak nubuatan lain. Nubuatan-nubuatan ini sedang dalam proses penggenapan.

Thom dan Regi harus memasuki “Kota Emas” itu pada waktu yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Thom mewakili bangsa-bangsa berkulit hitam bersama Regi mewakili bangsa-bangsa berambut putih harus sama-sama memasuki “Kota Emas”. Artinya, orang-orang pilihan dari seluruh dunia yang sudah ditentukan oleh

Tuhan dari semula akan memasuki “Kota Emas” untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang akan memimpin Kerajaan 1000 tahun”.

Dalam suasana Doa Puasa pada bulan Desember 2022, saya mendapat penglihatan. Dalam penglihatan itu, Roh Kudus membawa saya berkeliling menyampaikan pesan Tuhan tentang “Pertobatan, Perdamaian dan Persatuan di dalam kehendak Tuhan”. Pada kesempatan itu, Roh Kudus menggerakkan saya untuk bersaksi tentang “orang-orang pilihan Allah dari seluruh dunia yang akan datang ke Tanah Papua untuk menikmati susu dan madu”.

Hal ini dinubuatkan juga oleh Pendeta Troutman pada tahun 1980-an yang diceritakan kembali oleh bapak Toudaibo Pigome bahwa setelah Papua merdeka, mereka juga akan datang ke Papua untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan untuk memimpin Kerajaan 1000 tahun. Pastor Ruigrock juga menyampaikan hal yang sama pada tahun 1970-an kepada bapak Germanus Bobii di Moanemani. Hal yang sama Tuhan melalui utusan-Nya sudah berapa kali disampaikan kepada saya, baik melalui penglihatan dan juga bicara langsung melalui utusan-Nya.

Sebagai bahan pembanding, di bawah ini saya mencantumkan khotbah yang disampaikan pada tahun 2019 oleh Rick Ridings (hamba Tuhan dari Succat Hallel – 24/7 Worship and Prayer – Jerusalem). Saya dapat artikel kotbah di bawah ini pada awal tahun 2024.

Khotbah di Yerusalem: “Akan datang serdadu dari Timur Jauh Papua”

Indonesia – Papua akan mengalami kebebasan rohani, dan Indonesia – Papua akan maju kepada identitas yang sesungguhnya. Tuhan akan memulihkan hubungan rohani antara Indonesia – Papua dengan Israel.

Tuhan akan mencari bangsa-bangsa yang sesuai dengan rencana-Nya selama 3 tahun ini.

Tuhan sudah siap untuk mengubah musim dan waktunya. Dan penghakiman mengguncang di bangsa ini.

Dari guncangan itu akan bangkit tsunami penyembahan di Indonesia – Papua. Dan Indonesia – Papua akan diliputi gelombang ini. Dan gelombang ini akan pindah ke Malaysia dan berakhir di Yerusalem. Dan banyak orang Indonesia – Papua berada di atas gelombang ini. Mereka akan berjalan dari bangsa ke bangsa lain sampai ke Israel.

Sampai di Israel ada pergerakan Roh Kudus. Si iblis membangun tembok untuk menghalangi gelombang ini.

Tetapi ketika gelombang itu datang, maka gelombang itu akan menghancurkan tembok ini, maka terjadilah tuaian besar. Tembok terakhir yang paling kuat ada di Timur Tengah. Dan gelombang penyembahan akan menghancurkan tembok ini.

Mazmur 110 ayat 3: “Suatu hari akan terjadi peperangan besar-besaran. Pada waktu itu mereka akan merelakan dirinya untuk peperangan rohani dan berjubahkan kekudusan”. Tentara ini datangnya dari pasukan senja hari. Akan datang dari tempat bayi dilahirkan. Rahim dari matahari terbit atau serdadu dari Timur Jauh Papua.

“Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu” (Yoel pasal 2 ayat 28 dan 29).

Baca Juga:  Perjuangan Kemerdekaan Suatu Bangsa Itu Hidup Jika Ada Perlawanan Dari Rakyat Semesta

Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: “mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut sekalipun, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh” (Markus pasal 16 ayat 17 dan 18).

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…” (Yohanes pasal 14 ayat 12).

“Jangan padamkan Roh, dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat. Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (Tesalonika pasal 5 ayat 19 sampai 21). Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus Kristus. Amin (Sumber: joshuaivanministries.blogspot.com).

Bangsa Israel adalah bangsa pilihan; sedangkan bangsa Papua adalah bangsa kesayangan Tuhan juga bangsa penggenapan. Di awal, Tuhan sudah memakai bangsa Israel sebagai alat-Nya untuk mewujudkan rencana kehendak-Nya, dan pada menjelang akhir zaman, Tuhan akan memakai bangsa Papua sebagai saksi-Nya bergandeng bersama dengan bangsa Israel untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan.

Kemerdekaan bangsa Papua nanti adalah kemerdekaan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan.

Ada pula kesaksian seorang Papua asal dari Biak ketika wisata rohani ke Israel.

“Bulan Februari 2021, saya bersama dengan sejumlah orang baik dari Cina, Korea, India dan beberapa negara lain berkumpul di depan salah satu tempat di Israel. Ada seorang Profesor Ekonomi di universitas ternama di Israel melihat kami. Lalu dia bertanya kepada saya, “Anda asal dari mana, apakah dari Afrika? Lalu, saya menjawab kepada beliau bahwa saya berasal dari West Papua. Begitu saya menyebut West Papua, beliau macam kaget. Kemudian, profesor itu berkata kepada kami: “West Papua itu luar biasa”. Beliau mengatakan begini: 1) Orang asli Papua itu sangat Pintar; 2) Kami di Israel selama ini tahu bahwa rakyat Bangsa Papua sedang berjuang untuk merdeka, dan pasti Tuhan akan menjawab perjuangan rakyat bangsa Papua; 3) Kami di Israel sudah tahu bahwa Papua itu sangat kaya di seluruh dunia, kami merekamnya melalui satelit di udara dan itu membuktikan bahwa Tuhan Allah taruh semua kekayaan alam di dunia ini, semuanya ada di Tanah Papua. Kami bangsa Israel itu Tuhan tidak memberi kami kekayaan alam seperti Papua. Tuhan memberikan kepada kami bangsa Israel hanya hikmat pengetahuan saja. Jadi nanti suatu saat semua orang di seluruh dunia tidak akan datang lagi ke Israel, tetapi semuanya akan berbondong-bondong pergi ke Papua untuk melihat dan menikmati air susu dan madu di Papua karena Kanaan yang sesungguhnya itu ada di Papua.”

Demikian kata Guru Besar Ekonomi asal Israel pada Februari 2021 yang diceritakan kembali oleh seorang hamba Tuhan asal dari Biak.

Papua penuh misteri. Tuhan menyimpan banyak hal yang masih menjadi rahasia. Tuhan sudah mulai membuka misteri itu satu persatu. Ini terkait dengan penggenapan nubuatan dalam Alkitab, juga melalui para moyang tertentu bangsa Papua, juga melalui para misionaris, serta kini kepada umat jemaat tertentu.

Bangsa Papua dibuat tidak berdaya oleh negara Indonesia. Tanah Air Papua diduduki dan dikuasai. Lalu, kekayaan alam Papua dirampas, Tanah Air Papua dirampas, sendi sendi hidup bangsa Papua dihancurkan, sistem religi dan pendidikan dihancurkan, bahkan pusat pusat perekonomian, sistem pemerintahan, dan keagamaan, serta bidang lainnya sudah dan sedang dikuasai oleh warga pendatang (amber).

Bangsa Papua sudah lama mengharapkan pertolongan dari bangsa lain, namun bangsa bangsa di dunia mengabaikan teriakan minta tolong, bahkan ada pula bangsa tertentu yang peduli dengan bangsa Papua, tetapi di antara mereka ada pula yang memakai isu Papua untuk meningkatkan kerjasama dengan negara Indonesia dan untuk memperkaya dirinya. Saat ini bangsa bangsa di dunia sedang mengeraskan hati untuk menolong bangsa Papua. Bahkan dunia berlomba-lomba bekerjasama dengan negara Indonesia untuk menghancurkan Papua. Tetapi rencana, ketetapan dan janji Tuhan atas Papua itu ya dan amin.

Bangsa Papua yang malang, bangsa Papua yang teraniaya, bangsa Papua yang berlinang darah air mata ini akan segera dipulihkan Tuhan indah pada waktu-Nya. Keselamatan yang akan datang dari Tuhan atas Papua itu, seperti kilat memancarkan dari Timur ke Barat, demikian pula Tuhan akan memulihkan bangsa Papua dalam sekejap. Demikian petunjuk Tuhan. Hari ini bangsa Papua dijauhi oleh dunia, hari ini bangsa Papua dimusuhi dunia hanya untuk merampok kekayaan alam Papua, tetapi Tuhan akan segera membalikkan keadaan bagi Papua. Tuhan akan mengubah duka cita Papua menjadi suka cita, derita tangis menjadi tertawa bahagia, malang Papua menjadi untung dan kutuk menjadi berkat.

Baca Juga:  Papua dan Segala Isinya Milik Tuhan Terancam Musnah, Presiden Prabowo Punya Tanggung Jawab Moral

Ketika Tuhan memulihkan keadaan Papua, bangsa bangsa di dunia akan berbondong-bondong datang kepada Papua untuk menikmati air susu madu di Tanah Suci Papua – di Eden Papua. Bangsa Papua akan menjadi saksi-Nya bagi dunia menjelang akhir zaman, bangsa Papua akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa.

Ada tertulis dalam kitab Amsal pasal 23 ayat 18: “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

Juga, dalam kitab Yeremia pasal 29 atat 11: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Hal terpenting yang harus kita siapkan saat ini adalah kita masing masing mempersiapkan diri yaitu bertobat dari dosa, berdamai dengan siapapun sekalipun musuh, dan bersatu di dalam rencana kehendak Tuhan; Bukan bersatu di dalam rencana kehendak manusia yang penuh ambisi dan kepentingan sektoral. Bangsa Papua sebagai tuan rumah harus siap sedia lahir maupun bathin (merdeka jasmani rohani) untuk menerima bangsa bangsa di dunia yang akan datang berbondong-bondong ke Tanah Papua untuk melihat dan menikmati air susu madu yang Tuhan sudah siapkan. Jangan sampai tuan rumahnya belum siap (belum lahir baru di dalam Tuhan), sehingga digantikan oleh bangsa lain yang sudah lahir baru di dalam Tuhan.

Dunia berlomba miliki Papua, tetapi mereka tak akan miliki selamanya. Dunia kuasai Papua, tetapi mereka tak akan kuasai selamanya. Dunia merusak Papua, tetapi ada saatnya Tuhan akan pulihkan Papua.

Dunia memenjara Papua, tetapi ada saatnya Tuhan akan bebaskan Papua. Dunia abaikan Papua, tetapi Tuhan itu setia dengan rencana-Nya. Dunia sedang hancurkan Papua, tetapi Tuhan itu setia dengan janji-Nya. Manusia bisa batalkan rencana-Nya, tetapi rencana Tuhan itu pasti. Manusia bisa ingkari janjinya, tetapi janji Tuhan itu ya amin.

Papua adalah bangsa penggenapan. Papua adalah bangsa kesayangan Tuhan. Papua adalah pintu gerbang emas Timur. Papua sedang disiapkan untuk menjadi saksi bagi dunia. Berita tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Papua adalah seruan pertobatan. Berita tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Papua adalah seruan perdamaian. Berita tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Papua adalah seruan kesatuan di dalam rencana kehendak Tuhan. Berita tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Papua adalah seruan pemulihan diri yaitu lahir baru di dalam Tuhan. Berita tentang perjuangan bangsa Papua adalah ajakan untuk menuju Tanah Suci Papua atau Eden Papua atau Kota Emas.

Apakah bangsa Papua sudah bertobat? Apakah bangsa Papua sudah berdamai? Apakah bangsa Papua sudah bersatu di dalam rencana kehendak Tuhan? Ataukah ada yang malas tahu dengan seruan pemulihan diri?

Sebagaimana nabi Yohanes Pemandi berseru seru di Padang Gurun, demikian pula para hamba Tuhan sedang berseru-seru: “Jalan yang berliku-liku diluruskan”; “Yang lembah ditimbun, yang bukit diratakan”; “Setiap kita siapkan jalan bagi Tuhan”.

Dengarlah panggilan Tuhan; Panggilan untuk pertobatan, perdamaian serta kesatuan di dalam Tuhan; “Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengar”; “Carilah wajah Tuhan selagi masih siang”. Benamkan diri dalam kerahiman-Nya; Ambil waktu doa puasa pujian penyembahan; Mati raga mohon pengampunan; Bersihkan diri luruskan hati.

Penentu terakhir masalah Papua ada dalam tangan Tuhan; Dalam sekejap, Tuhan akan pulihkan Papua; Pemulihan diri yaitu lahir baru di dalam Tuhan adalah syarat mutlak; Mari kita berbenah diri sebelum terlambat. Tuhan Yesus telah kalahkan dunia; Undang Yesus dan bersama-Nya kita kalahkan dunia; Dunia adalah keinginan daging nafsu jahat; Miliki keinginan Roh meraih keselamatan.

Hati manusia adalah tempat tahta Tuhan; Bersihkan hati kita dari segala yang jahat; Hati manusia adalah bait Allah; Mari bersihkan hati, siapkan jalan bagi Tuhan. Kenakan perisai Iman; Pasanglah ketopong kebenaran Firman; Naikan kidung pujian penyembahan; Mari kita menangkan peperangan rohani atas segala yang jahat; Menangkan jiwa-jiwa menyambut Tuhan Yesus memimpin Kerajaan 1000 tahun.

Ada tertulis: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah” (Lukas 18: 27); “Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?” (Roma 8: 31b); “Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!” (Markus 7: 16); “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6: 33).

Atas pertolongan Tuhan, Papua pasti bisa. Akhirnya, “Satu rakyat satu jiwa siapkan jalan Tuhan”. Shalom. (*)

Deiyai, Senin, 27 Mei 2024

Artikel sebelumnyaYance Rumbino, Seniman dan Pencipta Lagu “Tanah Papua” Berpulang
Artikel berikutnyaAlpius Yigibalom Fokus Usai Serah Terima Jabatan Pj Bupati Lanny Jaya