Peserta pelatihan jurnalis rakyat bersama pemateri foto bareng pada akhir kegiatan, Rabu (29/5/2024) di Hotel Derefan, kota Sorong, Papua Barat Daya. (Reiner Brabar - Suara Papua)
adv
loading...

SORONG, SUARAPAPUA.com — Sedikitnya 20 orang anak muda keterwakilan masyarakat adat di provinsi Papua Barat Daya yang merupakan kader Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sorong Raya dan Malamoi mengikuti pelatihan jurnalis rakyat.

Kegiatan pelatihan jurnalistik yang diadakan selama tiga hari (27-29/5/2024) di Hotel Derefan, kota Sorong, Papua Barat Daya, bertajuk “Kabar dari masyarakat adat untuk dunia” itu merupakan kolaborasi antara AMAN, Wikipedia Foundation dan Tempo Witness.

Aisah Saidra, jurnalis Tempo Witness, mengatakan, pelatihan jurnalis rakyat bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat adat tentang cara kerja jurnalis sekaligus melatih peserta untuk memahami kode etik jurnalis, resikonya, juga memahami masalah atau konflik yang terjadi di tengah masyarakat adat di provinsi Papua Barat Daya.

Baca Juga:  BREAKING NEWS: Kantor Redaksi Jubi Dilempari Dua Bom Molotov, Dua Mobil Terbakar

“Hadirnya jurnalis rakyat dapat membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat. Karena berbagai informasi yang dibutuhkan khalayak tidak selalu terpenuhi oleh media massa konvensional atau umum,” jelasnya.

Agung Sedayu, redaktur Tempo Witness, mengemukakan, saat ini dunia jurnalistik tidak hanya milik wartawan profesional semata, namun dapat dilakukan semua orang yang ingin berbagi informasi lewat jurnalis rakyat maupun media sosial lainnya.

ads

“Semua masyarakat bisa memberikan informasi tentang suatu peristiwa yang terjadi. Belum tentu dijangkau wartawan profesional. Oleh sebab itu, sangat penting dipelajari cara kerja jurnalis. Sebab ada perbedaan antara jurnalis profesional dan jurnalis rakyat,” kata Agung.

Pelatihan jurnalis rakyat yang dilaksanakan AMAN selama tiga hari (27-29/5/2024) di Hotel Derefan, kota Sorong, Papua Barat Daya. (Reiner Brabar – Suara Papua)

Sementara itu, Risky Anggaloli, salah satu peserta mengaku senang sekali meski hal baru baginya dengan pelatihan jurnalistik. Karenanya, ia sangat membutuhkan pendampingan dan pembelajaran yang lebih ekstra.

Baca Juga:  SRP Bilang Transmigrasi Mesin Genosida di Tanah Papua

“Saya baru pertama kali ikut kegiatan pelatihan begini. Saya masih butuh banyak belajar dan motivasi. Kalau bisa pelatihan ini harus diadakan lagi,” kata Risky.

Pantauan suarapapua.com, puluhan anak muda yang merupakan anggota komunitas masyarakat adat yang tersebar di lima kabupaten satu kota ini dibekali pula dengan  metode dasar penulisan berita yakni 5W 1H.

Peran Aktif Generasi Muda

Luas wilayah provinsi Papua Barat Daya dan  kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang sebuah peristiwa yang terjadi di tengah masyarakat adat menjadi alasan AMAN Sorong Raya dan AMAN Malamoi menyelenggarakan pelatihan ini.

Feki Wilson Mobalen, ketua pelaksana harian Pengurus Daerah AMAN Sorong Raya, menyatakan, pelatihan jurnalistik penting bagi masyarakat adat. Sebab, selama ini banyak masalah yang dihadapi masyarakat adat, namun tak diketahui publik.

Baca Juga:  Terkait Rekomendasi, Pencaker Minta Sekda PBD Pastikan Sistem Pendaftaran CPNS

“Banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat, namun tidak banyak orang yang mengetahuinya. Itu karena persoalan adat tidak banyak diberitakan di media massa,” ujar Mobalen.

Itulah sebabnya, dengan pelatihan jurnalis rakyat ini AMAN menghendaki generasi muda lebih berperan aktif dalam melihat berbagai peristiwa yang terjadi di masyarakat adat.

“Para peserta pelatihan ini nantinya diharapkan bisa menjadi jurnalis masyarakat adat yang memberitakan segala aktivitas maupun persoalan masyarakat adat di berbagai pelosok Papua, terutama di wilayah provinsi Papua Barat Daya,” kata Wilson. []

Artikel sebelumnyaAlpius Yigibalom Fokus Usai Serah Terima Jabatan Pj Bupati Lanny Jaya
Artikel berikutnyaSatu Excavator Dibakar, Satu Intel Ditembak Mati