NABIRE, SUARAPAPUA.com — Sedikitnya 45 nama calon legislatif (Caleg) terpilih Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) provinsi Papua Tengah periode 2024-2029 hasil pemilihan umum (Pemilu) tahun 2024 telah ditetapkan pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
Penetapan Caleg terpilih dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) provinsi Papua Tengah di Nabire, Selasa (28/5/2024) pekan lalu.
Paulus Mote, salah satu Caleg terpilih dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mensyukuri hasil perjuangan yang telah dilaluinya dalam pesta demokrasi perdana di provinsi baru ini. Perjuangannya sukses karena mendapat dukungan penuh dari masyarakat sebagai pemegang kedaulatan. Sebanyak 10.409 suara berhasil diraihnya pada tanggal 14 Februari lalu.
Terutama masyarakat di kabupaten Deiyai sebagai basis daerah pemilihan (Dapil) VIII, bagi Paulus Mote, layak diapresiasi sekaligus ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan hingga disahkan lembaga penyelenggara Pemilu.
“Puji dan syukur saya naikan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang mana Tuhan sudah menyediakan waktu yang sangat istimewa buat saya. Dengan penuh rasa syukur, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada 36 marga yang tersebar di 67 kampung dan lima distrik di kabupaten Deiyai,” ucap Paul, sapaan akrab Paulus Mote.
Pria asli Waghete, ibu kota kabupaten Deiyai, kelahiran Moanemani, kabupaten Dogiyai, 15 Oktober 1997 itu tercatat sebagai anggota DPR provinsi berusia termuda di seluruh Indonesia.
Ditetapkan sebagai anggota DPR Papua Tengah secara sah oleh KPU provinsi Papua Tengah per tanggal 28 Mei 2024, Paul menyadari kesuksesannya berkat dukungan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah berkontribusi dalam perjuangannya hingga melenggang ke gedung parlemen.
“Karena masyarakat mendukung saya, sehingga saya berhasil. Hanya ucapan terimakasih saja yang bisa saya sampaikan saat ini. Ucapan terimakasih ini saya sampaikan dari lubuk hati yang paling dalam kepada masyarakat kabupaten Deiyai yang telah memilih, memberikan suara sekaligus memberikan kepercayaan kepada saya,” kata Paul.
Apalagi maju di Pemilu 2024 tanpa modal uang. Maklum, ia anak yatim piatu. Kerja sehari-hari sopir lintas Nabire-Paniai. Sekira enam tahun berkutat dengan medan berat di sepanjang jalan trans Nabire ke pedalaman dan atau sebaliknya.
Bermodalkan pergaulan dan suka membantu sesama, terutama mereka yang kesusahan transportasi darat. Selebihnya doa disertai perjuangan membangun relasi dengan masyarakat selama ini.
Kesuksesan yang tak terpikirkan sudah digenggamnya. Tinggal menunggu pelantikan saja.
Langkah selanjutnya ia pasrahkan pada kuasa Tuhan untuk dapat menjalankan amanah rakyat.
“Saya sebagai anggota DPR Papua Tengah siap memperjuangkan aspirasi rakyat untuk pembangunan di provinsi Papua Tengah, terlebih khusus di wilayah kabupaten Deiyai sebagai basis utusan, baik bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-budaya serta hak-hak hidup masyarakat di kabupaten Deiyai dan pada umumnya delapan kabupaten di wilayah provinsi Papua Tengah,” tuturnya.
Oleh karena itu, kata Paul, “Secara pribadi siap melaksanakan tugas dan wewenang sebagai anggota legislatif sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku secara resmi di negara Indonesia.”
Paul juga berharap dukungan dan kerjasama berbagai pihak untuk mengawal sekaligus turut berpartisipasi membangun masyarakat dan daerah di provinsi Papua Tengah.
“Semoga kepercayaan ini dapat diwujudnyatakan dalam amal bakti dan tentunya dengan kerjasama yang baik untuk mencapai harapan hidup mandiri dalam segala aspek kehidupan masyarakat dan menjadi program berkelanjutan demi regenerasi dari periode ke periode untuk pembangunan manusia Papua Tengah tercinta. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian,” ucap Mote.
Diketahui, dari kuota yang tersedia untuk Dapil VIII kabupaten Deiyai yakni tiga kursi, dimenangkan oleh Maksimus Takimai (PDI-P), Petrus Badokapa (Hanura), dan Paulus Mote (PSI).
Di DPR Papua Tengah periode 2024-2029, legislator dari PSI sebanyak dua kursi. Selebihnya dari PDI-P 11 kursi; Nasdem lima kursi; Gerindra empat kursi; Golkar, PAN, PKB, dan Hanura masing-masing tiga kursi; PKS, Perindo, Demokrat dan PBB masing-masing dua kursi; serta PPP, PKN dan partai Garuda masing-masing satu kursi. []