Benny Mawel, wakil ketua II MRP Papua Pegunungan, saat berdialog dengan masyarakat di kampung Aikima, distrik Pisugi, kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Senin (17/6/2024). (Supplied for Suara Papua)
adv
loading...

WAMENA, SUARAPAPUA.com — Jemput aspirasi, Benny Mawel, wakil ketua II Majelis Rakyat Papua (MRP) provinsi Papua Pegunungan, mengunjungi masyarakat adat di kampung Aikima, distrik Pisugi, kabupaten Jayawijaya, provinsi Papua Pegunungan, Senin (17/6/2024).

Kehadirannya di sana melihat secara langsung lokasi kebun milik masyarakat yang sedang digarap para orang tua dan pemuda kampung Aikima sekaligus berdialog dengan masyarakat setempat.

Benny Mawel menyampaikan terima kasih atas sambutan dan kekompakan masyarakat dalam mengolah tanah. Kata Mawel, mengolah tanah merupakan kebiasaan yang terus melekat pada orang Hugula.

“Satu harapan pribadi saya selama ini mulai terwujud, dimana masyarakat dengan kesadaran sendiri mulai mengelola tanah mereka dengan mandiri. Sebelum masuk ke lembaga, kami sudah dorong diskusi terkait bagaimana mengelola tanah dan sekarang sudah mulai bergerak dan gerakan seperti ini perlu diapresiasi dan didukung oleh semua pihak dan harus diikuti semua masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga:  Banyak Komunitas Noken di Tambrauw Butuh Perhatian Pemerintah

Mawel menjelaskan, kunjungannya di tengah-tengah masyarakat sudah menjadi tugas dan tanggung jawab anggota MRP. Selain menerima aspirasi, lembaga MRP juga menjadi penyambung lidah masyarakat melanjutkan aspirasi ke pemerintah sebagai pengambil kebijakan.

ads

“Kehadiran saya di sini untuk mendengar langsung keluhan dan harapan masyarakat. Kami punya tugas mendengar dan meneruskan aspirasi ke pemerintah. Saya sudah dengar, masyarakat mau olah tanah. Saya akan sampaikan ini kepada bupati dan gubernur bila ada jadwal bertemu,” kata Benny.

Baca Juga:  Bawaslu Papua Hentikan Pemeriksaan Dugaan Kasus Pj Wali Kota Jayapura

Kepala suku Ap Kok Wintik Marian yang menyambut kehadiran Waket II MRP Papua Pegunungan menyampaikan apresiasi dan terima kasih karena pimpinan lembaga kultural bisa berkunjung ke lokasi kebunnya.

Wintik Marian juga mengemukakan alasan ia bersama masyarakat membuka kebun baru.

“Kami tidak mungkin pergi dari tempat ini. Kami dilahirkan, dibesarkan, hidup dan matipun di tempat ini. Salah satu cara menjaga tempat ini kami kerja kebun,” ujarnya.

Mewakili 30 kepala keluarga yang terlibat dalam kegiatan olah tanah, Wintik mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan diskusinya bersama pimpinan MRP Papua Pegunungan.

Stef Marian, seorang mahasiswa yang sedang bekerja bersama masyarakat menambahkan, pihaknya memilih lokasi berkebun ini di pinggir jalan untuk mengamankan area perkampungan.

Baca Juga:  Pemkab Dogiyai Permudah Izin Usaha Demi Pertumbuhan Ekonomi Daerah

“Selain lokasi di sini, kami juga akan sisir lokasi kebun lain untuk buka lahan bersama masyarakat,” kata Stef.

Sementara, Melvin Marian, perwakilan pemuda, menyebutkan luas area perkebunan 6 hektare.

“Saya sudah pastikan luas lahan ini melalui pengukuran Google Earth,” katanya.

Melvin akui lahan ini mereka olah setelah 46 tahun lalu. Terakhir lokasi lahan kebun ini diolah oleh leluhurnya pada tahun 1977.

“Kami olah tanah ini supaya jangan dibilang lahan kosong. Kami akan update lagi setelah lokasi ini selesai dikerjakan,” imbuhnya. []

Artikel sebelumnyaPOHR Desak TNI Ungkap Proses Hukum Kasus Penganiayaan Moses Yewen
Artikel berikutnyaSatu Anggota Gugur di Bibida, TPNPB Umumkan Duka Nasional