Akibat aksi baku tembak, warga trauma dan ketakutan hingga memaksa mereka berkumpul di satu tempat. (Dok. TPNPB)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dan pasukan militer Indonesia kembali pecah di wilayah kabupaten Puncak, provinsi Papua Tengah sejak Kamis (27/7/2024) lalu.

Keterangan tertulis yang dirilis Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, berdasarkan laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap XVIII Ilaga Puncak Papua bahwa sejak hari Kamis (27/7/2024) terjadi pendropan pasukan militer Indonesia dari Timika ke Ilaga, kabupaten Puncak. Dilengkapi dengan senjata, bom dan logistik perang.

Selanjutnya, pada hari Jumat, 28 Juni 2024, sekitar jam 9 pagi, militer Indonesia dengan peralatan perang dari Ilaga tujuan ke distrik Agandugume untuk membangun pos militer dan gudang logistik dalam misi pertahanan negara dalam membendung pergerakan pasukan TPNPB di wilayah operasi TPNPB Kodap XVIII.

Baca Juga:  TPNPB Mengklaim Membakar Kantor Distrik Bamusbama, Kapolres: Kita Tunggu Hasil Investigasi Tim

Misi rahasia dari militer Indonesia di kabupaten Puncak, kata Sebby, informasinya bocor ke pasukan TPNPB. Maka, sekitar jam 9.20, Brigjen Penny Murib selaku panglima perang TPNPB Kodap XVIII memerintahkan pasukannya untuk melakukan pengejaran terhadap militer Indonesia hingga baku tembak terjadi di Sinakin sekitar jam 9.45 pagi.

“Kontak tembak berlangsung selama dua jam,” jelasnya melalui siaran persnya, Kamis (4/7/2024).

ads

Berdasarkan laporan yang diterima pada hari ini, imbuh Sebby, pasukan TPNPB Kodap XVIII terlibat baku tembak dengan pasukan militer Indonesia yang tidak hanya menggunakan senjata, tetapi juga mengandalkan drone yang dilengkapi bom mortir selama pertempuran.

“Dan dalam penyerangan udara dengan menggunakan drone yang dilengkapi dengan bom mortir itu, militer Indonesia telah menjatuhkan bom di pemukiman warga dan salah sasaran hingga mengakibatkan seorang warga sipil atas nama Yangigik Kulua mengalami luka berat di bagian rusuk akibat terkena ledakan bom mortir yang dilepaskan dari drone yang dikendalikan oleh aparat militer Indonesia,” katanya.

Baca Juga:  Dua Anggota Meninggal, TPNPB Berduka

Aksi baku tembak masih terus terjadi hingga hari Sabtu (29/7/2024) sekitar pukul 15.00 sore rentetan tembakan kembali terjadi antara militer Indonesia dan pasukan TPNPB selama 50 menit hingga mengakibatkan gugurnya satu prajurit TPNPB atas nama Tetan Murib.

“Jazadnya telah dievakuasi oleh Mayor Sisip Tabuni dan anggotanya dari Sinakin ke tempat pemakaman dan telah dimakamkan secara militer oleh pasukan TPNPB Kodap XVIII Puncak pada hari Senin, 1 Juli 2024.”

Dalam aksi baku tembak selama tiga hari berturut-turut sejak 27-29 Juni 2024, kata Sebby, “Kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB mendesak kepada presiden Indonesia untuk segera membuka akses kemanusiaan bagi warga sipil untuk menangani ratusan anak-anak dan orang dewasa hingga lansia yang telah mengungsi dari distrik Oneri, distrik Agandugume dan distrik tetangga ke distrik Sinak untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan secara lokal dan internasional selama perang belum dinyatakan selesai.”

Baca Juga:  TPNPB Minta TNI Tidak Menyerang Pemukiman Warga Sipil di Kampung Jinoni Mimika

Dari laporan yang diterimanya, imbuh Sebby, penambahan pasukan militer Indonesia pada Rabu (3/7/2024) sekitar jam 7 pagi dari Timika ke Agandugume, kabupaten Puncak diangkut menggunakan tiga unit helikopter militer yang dilengkapi logistik perang ke wilayah operasi TPNPB Kodap XVIII.

Belum ada keterangan resmi dari Polda Papua maupun Kodam XVII/Cenderawasih terkait dengan kejadian di distrik Agandugume hingga berita ini tayang. []

Artikel sebelumnyaYonif 721/Mks Setahun di Lanny Jaya, Begini Penilaian Pj Bupati
Artikel berikutnyaDMP Dihadirkan Memotivasi Anak Papua Go Internasional