JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sebanyak 38 siswa asal kabupaten Nduga, provinsi Papua Pegunungan, yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nduga se-Indonesia Dewan Pimpinan Cabang Semarang-Salatiga (IPMNI DPC SS) mengikuti kegiatan evaluasi nilai semester dan public Speaking di kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (16/7/2024).
Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melihat perkembangan akademik pelajar asal Nduga yang mengenyam pendidikan di wilayah provinsi Jawa Tengah.
“Adapun total siswa yang hadir sebanyak 38, tambah panitia jadi 50 orang. Pelajar yang ikut evaluasi dari dari kota studi Salatiga, Bawen, Semarang, Purwokerto dan sekitar wilayah Jawa Tengah lainnya.”
“Kami menggunakan tempat pelatihan public speaking bagi pelajar di kampus UKSW Salatiga, sementara evaluasi nilai kami lakukan di kontrakan putri pelajar dan mahasiswa Nduga di Salatiga dengan menghadirkan pembicara Narik Yimin Tabuni, senior dan orang tua bagi pelajar asal Nduga,” ujar Erson Kereba, ketua DPC IPMNI Semarang-Salatiga kepada suarapapua.com melalui pesan elektronik, Selasa (16/7/2024) malam.
Erson Kerebea mengaku senang dan menyambut baik kegiatan tersebut karena ini memberi semangat bagi adik-adik pelajar untuk terus belajar.
Oleh sebab itu, ia berharap agar ke depan ikatan pelajar mahasiswa Nduga terus melakukan kegiatan evaluasi pada setiap semester.
Sementara, Narik Yimin Tabuni, salah satu senior pelajar dan mahasiswa Nduga yang juga sebagai pemateri mengapresiasi pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Saya sebagai senior dari adik-adik, berpikir dengan adanya kegiatan evaluasi seperti ini bisa melihat perkembangan nilai rapot mereka [pelajar] di sekolah. Kami juga melihat rapot mereka untuk melihat nilai dan kehadiran mereka di sekolah. Kami juga bagi setiap kelompok untuk buat semacam FGD agar lebih mendalamnya diskusi antara kami dengan adik-adik pelajar. Mereka juga sampaikan respons dengan baik,” jelas Tabuni.
Hasil dari fokus grup diskusi, kata Tabuni, melahirkan satu komitmen dari pelajar untuk meninggalkan hambatan yang selama ini menggangu mereka dalam proses belajar, seperti manajemen waktu yang kurang disiplin dalam belajar.
“Mereka juga bilang kurangi aktivitas olahraga yang berlebihan yang menyebabkan lelah, nongkrong atau tahan mata dan lainnya. Maka dengan meninggalkan hal-hal yang mengganggu itu, mereka ambil komitmen untuk semester depan nilainya harus lebih baik dari sekarang. Itu komitmen mereka.”
“Kegiatan ini juga kami lakukan hanya karena beban moril sebagai kakak, sebagai orang tua di tanah rantau. Hal ini juga mengingat tujuan utama kita datang ke Jawa untuk mengakses pendidikan yang layak, sama seperti pelajar dan mahasiswa di Indonesia yang merasakan akses layanan pendidikan yang layak.”
Oleh karena itu, harapannya lanjut Tabuni, ke depan harus lebih baik dan fokus dalam pendidikan, terutama di sekolah, menjadi siswa yang unggul, terampil dan memiliki daya juang untuk diri sendiri, juga demi tanah Nduga dan Papua umumnya. []