SORONG, SUARAPAPUA.com — United Nation International Children’s Emergency Fund (UNICEF) dan pemerintah Australia bekerjasama dengan pemerintah Indonesia launching program pembelajaran kelas awal 2024-2027 di Tanah Papua, Selasa (16/7/2023) di gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (Unimuda) Sorong, Papua Barat Daya.
Maniza Zaman, kepala perwakilan UNICEF di Indonesia, menjelaskan, UNICEF dan pemerintah Australia bekerjasama dengan pemerintah Indonesia meluncurkan fase baru inisatif pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk empat provinsi di Tanah Papua.
Program tersebut untuk 120 sekolah dasar dan 36 PAUD di enam kabupaten yaitu Pegunungan Arfak (Papua Barat), Tambrauw (Papua Barat Daya), Asmat (Papua Selatan), Paniai (Papua Tengah), Yalimo dan Mamberamo Tengah (Papua Pegunungan).
“Program ini bagian dari upaya meningkatkan kemampuan dasar literasi dan numerasi bagi anak-anak Papua di kelas awal sekolah dasar,” kata Maniza dalam sambutannya.
Maniza mengaku program tersebut telah mendapatkan dukungan dana dari pemerintah Australia sebesar 6 juta Dollar Australia dari tahun 2024 hingga 2027. Maka, UNICEF akan melanjutkan fase program sebelumnya (2021-2024) yang telah berhasil mendukung 159 sekolah di 8 kabupaten.
Kata Maniza, penelitian awal UNICEF menunjukkan bahwa antara 12 hingga 69 persen peserta didik di kelas tiga pada kabupaten-kabupaten sasaran tersebut sebelumnya belum bisa dapat membaca.
Dijelaskan, intervensi pada fase sebelumnya berhasil meningkatkan kemampuan peserta didik rata-rata 35 persen dalam membaca dengan pemahaman dan menurunkan sebesar 45 persen peserta didik yang tak bisa membaca, di sampel representasi sekolah-sekolah intervensi.
Menurutnya, peningkatan hasil belajar siswa ini dapat dicapai berkat keberhasilan mengatasi beberapa tantangan yang mempengaruhi pendidikan anak-anak di Papua, seperti terbatasnya pelatihan guru terkait pembelajaran yang berpusat pada siswa dan kurangnya ketersediaan bahan bacaan.
Lanjut Maniza, fase baru ini akan terus meningkatkan kualitas dan inklusivitas belajar mengajar di sekolah. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi anak perempuan dan laki-laki, termasuk anak-anak dengan disabilitas di wilayah sasaran program.
“Setiap anak memiliki hak untuk belajar dan setiap anak berhak mendapatkan upaya terbaik kita untuk memenuhi hak ini. Hal ini dimulai dengan memberi perhatian pada landasan awal yang penting, yaitu pendidikan anak usia dini bagi pendidikan sepanjang hayat. Kemitraan antara UNICEF, pemerintah Australia, dan pemerintah Indonesia dengan bangga, kami luncurkan program tersebut hari ini, sebagai langkah signifkan dalam mewujudkan hal tersebut bagi anka-anak Papua,” tuturnya.
“Di bawah fase baru dari kemitraan ini, UNICEF dan mitra pelaksana daerah akan memberikan berbagai intervensi, termasuk pelatihan intensif dan pendampingan bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pengajaran. Melalui kerja sama dengan institusi penyelenggara pendidikan guru di provinsi-provinsi Papua. Modul dan pendekatan pengajaran kelas awal yang berkualitas juga akan diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan pra-jabatan bagi guru,” paparnya.
Maniza menyebut sejumlah materi berkualitas akan disediakan di pusat-pusat PAUD untuk mempromosikan pembelajaran berbasis permainan, serta buku-buku bacaan yang dikembangkan secara lokal akan disediakan di sekolah-sekolah dasar. Penilaian pembelajaran siswa akan diselaraskan dengan kurikulum nasional. Dari pembelajaran yang dipetik dari fase sebelumnya, fase baru ini juga akan memberikan dukungan untuk pusat-pusat PAUD, sehingga dapat memperkuat kesiapan bersekolah dan mendukung transisi yang menyenangkan bagi anak usia dini dari pendidikan pra-sekolah ke sekolah dasar kelas satu, yang merupakan hal penting untuk membangun keterampilan dasar dan kesuksesan belajar di jenjang lebih tinggi.
“Program ini juga akan meningkatkan kemampuan pemimpin sekolah dalam mengatasi ketidakhadiran guru, serta tantangan yang berkaitan dengan gender dan disabilitas yang dapat mempengaruhi pembelajaran siswa,” imbuhnya.
Sementara itu, Hannah Derwent, konselor bidang pembangunan manusia Kedutaan Besar Australia di Indonesia, mengaku bangga melanjutkan kemitraan dengan UNICEF dalam meningkatkan hasil pembelajaran anak-anak perempuan, anak laki-laki, dan anak-anak penyandang disabilitas dari PAUD hingga kelas awal di provinsi Papua.
“Kami berharap dapat membangun kemitraan yang berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan dan mitra untuk memungkinkan semua anak mendapatkan keterampilan dasar yang akan membantu mereka menjalani kehidupan yang lebih baik dan produktif,’’ ujar Hannah.
UNICEF akan bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah untuk membantu memastikan program ini diperluas dan berkelanjutan, termasuk melalui bantuan teknis kepada pemerintah daerah untuk mengintegrasikan program ini ke dalam rencana dan anggaran tahunan pemerintah daerah.
Rahman, kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) mewakili penjabat gubernur provinsi Papua Barat Daya, mengucapkan terimakasih kepada UNICEF Indonesia dan Unimuda atas inisiasi dan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di PBD dengan dukungan pemerintah Australia, Kementerian Dikti, Kemendikbud Ristek untuk bersama-sama memajukan kualitas pendidikan di Tanah Papua.
“Kita ketahui bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam memajukan suatu daerah, terutama untuk anak-anak. Oleh sebab itu, kolaborasi ini sangat sejalan dengan visi dan misi pemerintah provinsi Papua Barat Daya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan. Berdasarkan peraturan presiden nomor 24 tahun 2023, kita di Tanah Papua punya dokumen yang disebut dengan Rencana Hidup Percepatan Pembangunan Papua. Ada tiga visi besar, salah satunya dengan Papua cerdas, Papua sehat, Papua produktif yang mana sejalan dengan kolaborasi ini.”
“Pendidikan dasar yang tidak hanya memberikan fondasi yang kuat bagi anak-anak, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk meraih masa depan yang lebih baik. Dengan pendidikan, kita dapat memberdayakan generasi muda Papua dan untuk berkontribusi besar dalam membangun daerah dan mengurangi tingkat kemiskinan yang menjadi tantangan utama di Tanah Papua,” tutur Rahman membacakan sambutan penjabat gubernur PBD.
Selain pemerintah daerah Papua dari empat provinsi, hadir di kegiatan tersebut sejumlah mitra pendidikan lainnya di Tanah Papua.
Usai launching program, UNICEF bersama mitra serta pemerintah provinsi dan pemerintah daerah mengunjungi SD Inpres 62, jalan Klamono Km 24, kabupaten Sorong. []