BeritaLawan Buta Aksara, Penggiat Literasi di Papua Bakal Gelar Festival

Lawan Buta Aksara, Penggiat Literasi di Papua Bakal Gelar Festival

Editor :
Elisa Sekenyap

SORONG, SUARAPAPUA.com— Pegiat literasi di tanah Papua akan menggelar Festival Literasi dan Sastra Papua I di Papua Tengah pada 8 September 2024.

Festival Literasi dan Sastra Papua I dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional pada 8 September 2024.

Ketua panitia penyelenggara Aleks Giyai menyatakan festival tersebut diadakan untuk menjalankan program nasional yang rutin diselenggarakan setiap tahun.

Komunitas yang terlibat dalam festival ini antara lain Komunitas Sastra Papua (Ko’SaPa), Kolektif Streo, Kamapi Topii, Gerakan Papua Mengajar (GPM), Komunitas Korwa Membaca (Ko’Membaca), Yayasan Rumah Edukasi Mandiri (REM), dan Literasi Dogiyai Maju (LDM).

Baca Juga:  Koalisi Keselamatan Jurnalis Minta DPR Papua Dorong Polisi Ungkap Kasus Bom Molotov Jubi

Selain itu, beberapakomunitas lain masih dalam tahap komunikasi untuk turut serta.

“Festival ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Sebuah tugas yang melibatkan semua pemangku kepentingan, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun intelektual,” ujar Giyai melalui keterangan tertulisnya beluml lama ini.

Giyai menambahkan, Papua Tengah memiliki banyak pegiat literasi yang bermunculan dengan tujuan menggerakkan gerakan literasi demi kemajuan masyarakat Papua.

Baca Juga:  Emanuel Gobay: Pemerintah Tidak Punya HAM, Tetapi Berkewajiban Melindungi HAM

“Hidup berliterasi sangat penting bagi kehidupan masyarakat Papua. Kami berharap festival ini bisa menjadikan literasi sebagai kebiasaan di tengah masyarakat Papua,” ujarnya.

Dengan terselenggaranya festival ini, diharapkan akan membuka wacana literasi dan sastra kepada semua pemangku kepentingan pemerintah dan masyarakat mengenai pentingnya literasi dalam memberantas buta aksara di Papua, khususnya di Papua Tengah.

Giyai juga mengharapkan agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang mendukung pembangunan literasi untuk memberantas buta aksara dan buta huruf di Tanah Papua.

Baca Juga:  Pengakuan Pemerintah Daerah Terhadap Wilayah Adat di Papua Masih Rendah

“Melalui festival ini, kita ingin masyarakat Papua lebih melek literasi dan sastra untuk memuliakan kehidupan Papua yang cerdas,” pungkasnya.

Terpisah, Ronal Yable, salah satu pengiat literasi di Kabupaten Sorong mengapresiasi rencana festival Literasi dan Sastra Papua I di Papua Tengah.

Ronal berharap dapat terlibat langsung dalam kegiatan festival tersebut.

“Ini kegiatan yang luar biasa. Semoga kegiatan ini dapat melibatkan seluruh pegiat literasi di Papua, terutama anak-anak Papua,” katanya.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Anggota DPRP Papua Tengah Minta Hentikan Pencurian Emas di Kampung Ajuda

0
“Aktivitasnya tanpa izin resmi dan melanggar peraturan yang berlaku, tetapi sudah menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah, menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi di sana. Ini sama halnya dengan penambangan emas ilegal di sepanjang sungai Degeuwo sejak tahun 2001 hingga 2024. Saya tegaskan, bahwa sudah saatnya pemerintah dan semua pihak terkait mengambil langkah tegas untuk menghentikan praktik ini sebelum dampaknya semakin tidak terkendali,” ujar Bagubau.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.