SORONG, SUARAPAPUA.com — Ikatan Cendekiawan Awam Katolik Papua (ICAKAP) bukan organisasi kepemudaan, melainkan organisasi yang menghubungkan orang Katolik Papua yang profesional di masing-masing bidang di Tanah Papua.
Demikian dikemukakan Soleman Itlay, sekretaris umum ICAKAP, dalam musyawarah daerah (Musda) pertama DPD ICAKAP Papua Barat Daya di aula asrama Agustinus, kota Sorong, Selasa (23/7/2024) kemarin.
Soleman menjelaskan, tujuan organisasi ini dibentuk sejak beberapa tahun lalu yakni membangun perekonomian untuk pemberdayaan orang Katolik Papua, sehingga mereka mampu menjadi tuan di atas Tanah Papua. ICAKAP menurutnya satu gerakan keseragaman yang dijalankan sesuai prosedur dan mempunyai hasil jelas.
Itlay menyebut situasi sekarang orang Katolik di Tanah Papua membutuhkan pemimpin yang menggerakkan dan membangun koneksi antar cendekiawan Katolik karena otonomi gereja dan pemekaran pemerintah daerah memecah belah hingga tidak bersatu seperti selama ini.
“Ego suku, wilayah, dan lainnya, hingga tidak ada jembatan yang menghubungkan kita orang Katolik yang profesional di segala bidang. ICAKAP bukan sekedar perkumpulan pemuda. Kita perkuat perekonomian untuk kekuatan membangun sumber daya menjadi tuan di atas Tanah Papua. Ini merupakan satu gerakan keseragaman. Jalan sesuai prosedur dan hasil jelas. Situasi sekarang, kita butuh pemimpin. Orang yang bisa menggerakkan, bisa membangun koneksi dan gerakan untuk cendekiawan Katolik di Tanah Papua. Otonomi gereja dan pemekaran daerah memecah belah kita, sehingga tidak bersatu seperti dahulu,” tutur Soleman.
Sementara itu, Paulinho Tawer, ketua terpilih, mengatakan, ICAKAP hadir untuk memberikan manfaat bagi pribadi dan keluarga dalam pemberdayaan ekonomi.
“ICAKAP mempunyai nilai tertentu. Orang yang hadir merasakan manfaat. Ada pengaruh terhadap kehidupan pribadi dan keluarga. Tidak hanya datang, duduk, dan pulang,” kata Paul, sapaan akrab sehari-hari.
Paul menjelaskan, DPD ICAKAP di PBD dibentuk mengingat sebelumnya hanya koordinator wilayah (Korwil). Ia menilai status Korwil terbatas dalam menjangkau kabupaten-kabupaten, juga tidak mempunyai kekuatan atau nilai tawar dalam bermitra dengan pemerintah daerah karena korwil berjalan seorang diri.
Diakuinya, setelah hanya wacana selama beberapa tahun terakhir, bersyukur karena ICAKAP telah terbentuk dengan struktur dan status yang kuat. []