SORONG, SUARAPAPUA.com — Ikatan Cendekiawan Awam Katolik Papua (ICAKAP) menggelar rapat kerja nasional (rakernas) IV di Hotel Rylich Panorama, kota Sorong, Papua Barat Daya, Senin (29/7/2024).
Rakernas ini mengusung tema “Menyelamatkan hutan dan manusia Papua dari yang tersisa”, berlangsung tiga hari, 29-31 Juli 2024.
Rakernas dibuka kepala dinas Pemuda Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif provinsi Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo mewakili penjabat gubernur Papua Barat Daya, Mohammad Musa’ad.
Yusdi Lamatenggo mengatakan, ICAKAP adalah suatu wadah awam Katolik dan tokoh-tokoh Katolik untuk membahas berbagai persoalan di Tanah Papua.
“Seperti hak asasi manusia (HAM), keagamaan dan sosial,” ujarnya.
Yusdi mengajak semua awam Katolik, tokoh-tokoh Katolik hingga tokoh Pemuda Katolik untuk mengisi tahun-tahun politik ini dengan rasionalitas dan mengisi diskusi-diskusi untuk kepentingan publik.
Juga, meminta agar dalam menjalani aktivitas kehidupan sehari-hari harus selalu meneladani sifat-sifat baik yang diajarkan oleh Yesus Kristus.
“Sikap hidup yang baik, yang diajarkan oleh Yesus Kristus harus dimiliki dan dijalankan dalam kehidupan bersama ini, agar dapat menciptakan harmoni dan kedamaian,” ucapnya.
Ia juga menekankan kepada semua masyarakat agar selalu saling menghormati dan menghargai dalam keberagaman.
“Pada kesempatan yang baik ini juga saya mengajak semua pengurus ICAKAP selalu bersama-sama memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, serta selalu proaktif dalam mengupayakan kebaikan bersama di Tanah Papua,” ujar Yusdi.
Sementara, Paulinho Tawer, ketua panitia Rakernas ICAKAP, mengatakan, tujuan dari Rakernas IV ICAKAP untuk mengkonsolidasikan seluruh potensi umat Katolik agar satu pintu, satu koordinasi untuk melihat isu lokal di Tanah Papua.
Selain itu, menghadirkan narasumber dari bakal calon gubernur untuk menyampaikan strategi arah program 5 tahun mendatang.
“Supaya umat Katolik tidak hanya datang ke TPS untuk memilih, tetapi umat Katolik juga memiliki referensi terkait figur siapa yang layak dipilih nanti,” kata Tawer.
Tujuan berikutnya, mengakomodir organisasi kemasyarakatan Katolik seperti WKRI, PMKRI, PK dan organisasi lainnya agar ICAKAP menjadi payung bagi semua organisasi tersebut.
Lanjut Tawer, kegiatan ini juga sinkronisasi setiap program agar dapat bersinergi dengan dan berkolaborasi dengan pemerintah.
“ICAKAP terpanggil bersama dengan pemerintah. Tidak cukup mengkritik, tetapi juga harus seiya sekata membangun Tanah Papua,” pungkasnya. []