JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Enriko Kondologit, kurator Museum Loka Budaya Uncen Jayapura, mengatakan, pada 29-30 Juli 2024 di kampus Uncen Biak akan dilaksanakan presentasi film Sampari.
Menurut Kondologit, film tersebut dihasilkan melalui satu proses panjang.
“Film Sampari adalah judul yang dipilih dari hasil riset lembaga Yoikatra di Timika dan Mambesakologi di Jayapura, yang kami lakukan pada bulan Maret 2024 di Biak,” jelasnya kepada Suara Papua di Jayapurva, Minggu (28/7/2024).
Kondologit mengatakan, riset dan dokumentasi karya budaya rawan punah dilakukan pihaknya atas kerjasama Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek melalui dana Indonesiana (LPDP).
Lembaga Yoikatra mengambil tema riset dan dokumentasi tentang Etnoastronomi suku Byak.
“Dimana kami mengangkat sistem pengetahuan orang Byak tentang Astronomi (Bintang, matahari dan bulan) serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam aspek budaya maritim, pertanian, perburuan dan ritus (Wor).”
“Dari riset dan dokumentasi Etnoastronomi suku Byak, diketahui saat ini masyarakat Biak masih mengetahui dan menggunakannya, walaupun tidak seintens dan semasif di masa lalu.”
Selain itu, kata Enriko, inti dari sistem pengetahuan Astronomi suku Byak merujuk dari Bintang Fajar yang disebut Sampari.
“Sehingga Sampari tidak hanya sebagai simbol pengetahuan, tetapi simbol religi, mithe, filosofi dan makna budaya yang tinggi dalam kehidupan suku Byak.” []