Proses penggalian tanah longsoran untuk mencari korban jiwa dalam bencana alam di kampung Bukapa, distrik Kamuu, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Minggu (4/8/2024). (Ist)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Longsor yang terjadi pada hari Minggu (4/8/2024) tengah malam, menyebabkan tujuh rumah warga tertimbun tanah dan batu dari gunung Pouya, kampung Bukapa, distrik Kamuu, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Longsoran juga menewaskan lima orang.

Lima orang yang dilaporkan tak bernyawa dalam bencana alam itu ternyata satu keluarga. Mama dan anak-anaknya. Rumah mereka dihantam longsor.

Kecuali ayahnya, Silas Anou, istri dan anak-anak terhanyut bersama rumah. Suami istri itu sama-sama berprofesi guru. Korban bersama rumah terbenam dalam longsoran. Tiga diantaranya sudah ditemukan, sedangkan dua orang lagi masih proses pencarian di lokasi kejadian.

Di bagian dataran rendah, ratusan rumah warga dan sembilan gedung sekolah (TK dan SD) juga terendam air banjir. Ini setelah kawasan itu diguyur hujan lebat selama sepekan terakhir.

Baca Juga:  Aksi Massa Damai di Nabire Ricuh, Dua Orang Tertembak dan Puluhan Orang Ditangkap

Berdasarkan informasi dari sejumlah sumber terpercaya, korban bernama Dortea Iyai (30), Decky Anou (9), Frans Anou (4), dan dua lainnya belum teridentifikasi.

ads

Data rumah, ternak dan kebun yang terdampak bencana longsor dan banjir bandang, sedang didata.

Salah satu lokasi longsor di kampung Bukapa, distrik Kamuu, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Minggu (4/8/2024). (Ist)

Respons Cepat Pemkab Dogiyai

Pemerintah daerah bergerak cepat membantu warga Bukapa dan sekitarnya pasca bencana alam itu.

Penjabat bupati Dogiyai Marten Ukago yang baru dilantik dan memimpin apel perdana di halaman kantor bupati Dogiyai, Senin (5/8/2024) pagi, memerintahkan Asisten 2 Setda Dogiyai Natalis Agapa bersama tim BPBD, Dinas Sosial, Satuan Polisi Pamong Praja, dan sejumlah pihak terkait menuju lokasi bencana.

Baca Juga:  Rapat Pemprov Bersama Tiga Pemkab Tak Singgung Akar Masalah Kapiraya

Sejumlah bantuan darurat diturunkan pemerintah daerah untuk membantu warga korban bencana alam. Antara lain bahan makanan, terpal, selimut, genset, alkon, senter, kabel, lampu, peti jenazah, dan lain-lain.

“Selain tanggap darurat, pemerintah daerah pasti ada beberapa upaya antisipasi untuk mencegah kemungkinan bencana serupa tidak terulang di masa mendatang,” kata Natalis Agapa.

Terpisah, Pastor Benyamin Sugiyatanggu Magay, Pr, pastor paroki Santo Petrus Mauwa, membenarkan bencana alam yang menimpa warga kampung Bukapa, Putapa, Yepo, dan Muniyopa. Mereka umat Stasi Santa Veronika, Muniyopa. Bagian dari wilayah pastoral paroki Mauwa.

Baca Juga:  Bapaslon Kepala Daerah Deiyai dan Paniai Jalani Pemeriksaan Kesehatan di RSUD Nabire

Stasi Muniyopa terdapat tiga komunitas basis (Kombas). Sebagian umat terdampak banjir, longsor dan erosi.

Kunjungan Pastor Benny memastikan kondisi bencana alam sekaligus menguatkan iman umat Tuhan menghadapi kondisi tragis yang tak diduga itu.

“Umat saya merasakan langsung dampaknya, sehingga saya turun ke Muniyopa,” kata Pastor Benny.

Proses penggalian tanah longsoran untuk mencari korban jiwa dalam bencana alam di kampung Bukapa, distrik Kamuu, kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, Minggu (4/8/2024). (Ist)

Sembari berharap dukungan doa dan bantuan solidaritas dari siapapun buat warga yang terkena bencana alam di Lembah Kamuu, terutama di kampung Bukapa, Putapa, Yepo, dan Muniyopa. []

Artikel sebelumnyaSenjata Api Masuk Ruang Kelas SD Mengganggu Psikologi Murid
Artikel berikutnyaRayakan Hut Mambesak Dengan Musik Akuistik, Pameran Mini dan Nonton Film