BeritaULMWP: Pembunuhan Pilot Glen Perlu Dilakukan  Investigasi Oleh Tim Independen untuk Mengungkapnya

ULMWP: Pembunuhan Pilot Glen Perlu Dilakukan  Investigasi Oleh Tim Independen untuk Mengungkapnya

Editor :
Elisa Sekenyap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyatakan, konflik di Papua akan terus terjadi dan telah banyak menelan korban jiwa pada banyak pihak, mulai dari rakyat sipil Papua, warga sipil Indonesia dan warga negera asing. Demikian juga telah  menelan korban para pemimpin politik Bangsa Papua. Pada saat yang sama, korban juga telah berguguran di pihak TPN/OPM maupun TNI dan Polri.

Selama rakyat bangsa Papua merasa belum dilakukannya penyelesaian akar konflik politik di West Papua secara bermartabat, konflik akan terus terjadi.

Pernyataan itu disampaikan Manase Tabuni, Presiden Eksekutif ULMWP menanggapi pembunuhan tehadap pilot asal New Zealand, Glen Malcolm Conning di distrik Alama, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Baca Juga:  Keluarga Korban Minta Komnas HAM Investigasi Kasus Penembakan Tobias dan Naro di Dekai

Presiden Eksekutif ULMWP, Menase Tabuni, menyampaikan turut berduka cita mendalam kepada keluarga yang ditinggalkannya.

“Memasuki bulan Agustus 2024, telah terjadi penembakan terhadap Pilot Glen Malcolm Conning, warga Negara New Zealand. Berdasarkan perasaan kemanusiaan kami mengutuk atas pembunuhan pilot asing tersebut.”

“Dalam pelaksanaan tugas harus utamakan moralitas, kualifikasi pendidikan dan profesionalitas sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) Militer yang berlaku dan juga memperhatikan nilai￾nilai Hak Asasi Manusia maupun prinsip-prinsip Hukum Humaniter Internasional. Keamanan, keselamatan serta kedamaian rakyat sipil adalah tugas dan tanggung jawab yang paling utama dari kita semua,” ucap Tabuni dalam pernyataanya.

Menurutnya, peristiwa pembunuhan warga negara asing di tanah Papua sudah sering terjadi sejak lama dan hal itu tidak terlepas dari konflik politik pendudukan dan aneksasi wilayah West New Guinea yang  dilakukan oleh Indonesia sejak 1963, berdasarkan Perjanjian New York pada 15 Agustus 1962 antara Pemerintah Belanda dan Indonesia yang di mediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, tanpa melibatkan Bangsa West Papua sebagai subjek sengketa.

Baca Juga:  Diduga Dikriminalisasi, Keluarga Ricky Minta Polisi Tunjukkan Bukti

Sementara Presiden Jokowi sebagai kepala Pemerintah NKRI tidak memiliki hati nurani, inisiatif yang baik, dan tidak mempunyai peta jalan penyelesaian akar masalah konflik di West Papua sampai dengan detik ini.

Oleh sebab itu ULMWP menghimbau kepada pemerintah negara Selandia Baru, Australia dan negara-negara lainnya agar memperhatikan dan membatasi warga negaranya untuk tidak bekerja/tidak melakukan aktivitas kerja dibeberapa diwilayah konflik di West Papua.

Baca Juga:  Usai Dilantik, Pj Wali Kota Sorong dan Maybrat Berkomitmen Sukseskan Pilkada

”Kami juga menghimbau kepada kedua bela pihak TPNPB maupun TNI dan Polri agar mengutamakan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab.”

“Menyikapi penembakan terhadap pilot Glen Malcolm Conning, kami mendesak dilakukan investigasi oleh tim investigasi independen untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut.  Kami juga meminta kepada solidaritas masyarakat internasional agar mendukung perjuangan bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri.”

Selain itu Presiden Eksekutif ULMWP mendesak Dewan HAM PBB mengutus tim investigasi hak asasi manusia mengungjungi Wilayah West Papua.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.