BeritaKaref Budaya Khas Suku Aifat yang Terancam Punah

Karef Budaya Khas Suku Aifat yang Terancam Punah

Editor :
Elisa Sekenyap

SORONG, SUARAPAPUA.com— Karef (panah) souvernir khas suku Aifat di Kabupaten Maybrat yang kini terancam punah.

Tanah Papua tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga kaya akan berbagai suku, bahasa dan budaya.

Wellem Saud, Koordinator Karef Hamit saat ditemui Suara Papua di Sorong menceritakan warisan budaya leluhur masyarakat lokal di wilayah Aifat Kabupaten Maybrat sudah tidak diproduksi lagi.

“Karef dulu merajalela di wilayah Sorong dan tanah Papua umumnya. Dulu itu kami menjual souvernir Keref ini di bandara maupun pelabuhan bahkan ada juga ikut kapal yang menjual di atas kapal,” ujarnya (11/8/2024).

Kata Wellem, souvernir ini mulai hilang pasca pemerintah melarang masyarakat untuk berdagang di atas kapal.

“Sejak larangan penjualan di atas kapal ini diberlakukan, dan tidak ada perhatian dari pemerintah, kami sudah mulai tidak produksi Karef lagi. Karena juga tidak ada pendapatan yang berkurang jika hanya berjualan di Sorong,” katanya.

Lanjutnya, di tahun 90an sampai awal 2000, kerajinan anak panah karya warga yang pernah merajai di Sorong maupun tanah Papua pada umumnya sebagai cinderamata khas Papua yang biasa kita temukan di Pasar, toko, terutama di pelabuhan Sorong saat kapal putih sandar dan berlabuh.

Baca Juga:  ULMWP Sambut Baik Pembebasan Pilot Philip Mark Mehrtens

“Kini kerajinan tersebut sangat langkah di jumpai, baik di pelabuhan apalagi di toko-toko cinderamata,” jelasnya.

Wellem bilang, Karef memiliki berbagai motif dengan ciri khas tersendiri yang menceritakan tentang kehidupan suku Aifat.

Seni ukir ini dibuat menggunakan kayu khusus, biasanya masyarakat lokal suku Aifat menyebutnya kayu kroi, kayu saif, kayu susu, dan kayu gagar.

“Dulunya pengrajinnya terdiri dari enam orang tua, tiga diantaranya telah meninggal dunia. Masalah lain ditemukan dari keenam pengrajin Karef ini tidak memiliki penerus yang konsen untuk melanjutkan souvenir anak panah (karef) khas suku aifat ini,” jelasnya.

Karef Mulai Dihidupkan Kembali
Harapan para perajin Karef untuk menghidupkan kembali budaya khas suku Aifat menemukan banyak kendala.

Baca Juga:  Punya Pengalaman Buruk, Masyarakat Turiram dan Webu Tolak Masuknya Investasi

Di tahun 2024 souvernir khas suku Aifat mulai dikembangkan kembali pasca desakan, dorongan dan dukungan dari komunitas ATAP Papua, akhirnya komunitas Karef Hamit yang letaknya di Kabupaten Sorong dan pernah fakum satu dekade mulai dikembangkan kembali.

Devi Manas, volonteer ATAP Papua mengatakan Karef melambangkan persatuan suku Aifat. Oleh sebab itu, melalui komunitas ATAP Papua ingin menunjukkan bahwa tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.

Karef dipamerankan saat peringati HUT Mambesak ke-46 tahun 2024. (Reiner Brabar – SP)

“Sayangnya proses transfer pengetahuan ini sudah mulai ditinggalkan, yang mengakibatkan putusnya rantai keahlian, ilmu, dan praktik tradisi budaya lokal,” ujar Devi.

Perempuan berdarah Aifat ini mengawatirkan generasi suku Aifat yang berikut tidak mengenal budaya Karef.

“Kami generasi saat ini saja tidak mengerti ataupun memahami soal budaya Karef. Apalagi adik-adik kami yang berikutnya,” ujarnya.

Devi berujar, berkat dukungan pemerintah kabupaten Sorong melalui kelurahan Klamalu dan Balai Pelestarian Kebudayaan dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Sorong pelatihan pembuatan Karef mulai dilakukan.

Baca Juga:  Amnesty Internasional Desak Paus Fransiskus Hentikan Pelanggaran HAM di Papua dan Intoleransi

“Terima kasih untuk semua pihak yang telah mendukung dan memberikan suport sehingga kini komunitas Karef Hamit di kabupaten Sorong mulai dihidupkan kembali,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Devi berharap pemerintah Propinsi Papua Barat Daya terlebih khusus Kabupaten Maybrat dapat memberikan perhatian lebih kepada budaya dan adat di kabupaten Maybrat.

“Saya berharap pemerintah tidak diam dan lipat tangan saja sambil menonton punahnya budaya Papua terlebih khususnya di Maybrat,” harapnya.

Mengenal Komunitas ATAP Papua
Awal Tantangan Aksi Produktif Papua atau lebih dikenal dengan nama Atap Papua adalah komunitas pemuda yang berdiri pada 20 Februari 2019 di Kabupaten Sorong dan diketuai oleh Dessy Karunia Oktavia Sentuf.

Atap Papua merupakan komunitas anak muda Papua yang berbasis pendidikan, sosial dan budaya, dengan tujuan mengorganisir pemuda-pemudi Papua untuk mengabdikan diri di usia produktif di masyrakat menjadi sukarelawan di basis masyrakat untuk mendorong sektor-sektor kehidupan di lingkungan masyarakat .

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.