JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Vanuatu mengandalkan keahlian produksi ganja obat Aotearoa dalam upaya untuk menopang pasarnya sendiri.
Sebagaimana laporan RNZ Pacific Meskipun negara Melanesia ini telah menduduki puncak daftar Happy Planet Index dua kali, sebagai tempat paling bahagia di dunia, ia tetap menjadi salah satu negara paling rentan iklim di dunia.
Lanskap politiknya yang bergejolak di masa lalu telah membuat warganya berada di ujung tanduk dengan perdana menteri yang datang dan pergi tanpa henti pada tahun 2023.
Perdana Menteri Charlot Salwai, yang terpilih sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya pada bulan Oktober tahun lalu setelah pendahulunya dikeluarkan melalui mosi tidak percaya, berada di Selandia Baru untuk kunjungan resmi minggu ini.
Dia berhenti di fasilitas budidaya ganja canggih Puro di Kēkerengū pada hari Selasa, sebagai bagian dari rencana perjalanannya.
Butuh beberapa saat untuk memulai undang-undang ganja obat Vanuatu tahun 2018, tetapi Salwai optimis untuk menggerakkan perekonomian.
Selandia Baru memiliki industri ganja medis yang mapan dengan perusahaan-perusahaan yang berbisnis sejak dilegalkan pada tahun 2020.
Salwai mengatakan ganja tumbuh “dengan mudah” di seluruh Vanuatu.
“[Ganja] tumbuh di mana-mana di desa-desa, tetapi kami tidak ingin menanam yang salah, karena itu bertentangan dengan undang-undang.”
Dia mengatakan bahwa kunjungan ke perkebunan ganja itu “menarik”. “Mereka tahu tentang manfaat ganja jenis ini,” katanya.
“Kita perlu mengundang orang-orang yang tahu tentang hal itu, dan tujuan menanam ganja ini adalah hal yang menarik untuk dilihat.
“Kami mengundang mereka untuk datang ke Vanuatu dan melakukan uji coba skala kecil untuk melihat dan membandingkan kualitas dari apa yang kami hasilkan di sini di Vanuatu, karena di sini [Selandia Baru] bersifat musiman sementara di Vanuatu tumbuh sepanjang tahun.
“Ini bagus untuk membandingkan kualitasnya.”
Dia mengatakan Vanuatu tertarik untuk memberikan lisensi produksi ganja obat kepada mereka yang mengetahui “tujuan penanaman”.