JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Pendeta Dr. Tevita Nawadra Banivanua, mantan Presiden Gereja Methodist Fiji dan Rotuma, yang juga pengagas penandatangan petisi gerakan solidaritas Fiji untuk West Papua meninggal dunia pada 4 Agustus 2024 di Suva Fiji.
Pendeta Banivanua merupakan salah satu mantan pemimpin gereja terbesar di negara kepulauan Fiji, yang meluncurkan penandatanganan petisi gerakan solidaritas Fiji untuk Kebebasan Papua Barat di Taman Sukuna Suva Fiji setelah pawai yang dilakukan pihaknya di ibu kota Fiji pada 2015.
Pdt. Banivanua adalah mantan Sekretaris Umum Asosiasi Sekolah Teologi Pasifik Selatan (SPATS), mantan Presiden Dewan Gereja-Gereja Fiji.
Ia juga memimpin kelompok kerja struktural yang memelopori pembentukan Komunitas Ekumenis Pasifik, sebuah kerangka kerja untuk kolaborasi kelembagaan yang lebih dalam antara PCC, PTC dan SPATS serta mendukung pekerjaan PCC dalam bidang Perlindungan Anak, serta advokasi untuk Keadilan Gender dan inklusi sosial.
Saat aksi di kota Suva pada 2015, Pdt. Banivanua dalam orasinya mengatakan bahwa aksi itu dilakukan pihaknya sebagai bentuk protes atas penindasan Indonesia terhadap orang Papua.
“Berbicara menentang penindasan brutal Indonesia terhadap orang Papua Barat,” kata Pdt. Banivanua.
“Kami di sini untuk menyuarakan cinta kepada keluarga kami, komunitas kami, bangsa kami tentang penindasan terhadap saudara-saudari kami di Papua Barat dan untuk menyerukan kepada semua orang Fiji untuk bergabung dengan kami dalam doa dan solidaritas,” kata Pdt. Banivanua.
Ia mengatakan, aksi tersebut untuk menunjukkan solidaritas rakyat Fiji atas pelanggaran hak asasi manusia yang tragis dan pelanggaran yang dilakukan terhadap perempuan, laki-laki dan anak-anak di tanah Papua.