JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sebagai bentuk protes atas perjanjian New York pada 15 Agustus 1962 antara Amerika, Belanda, Indonesia dan PBB, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Yahukimo gelar diskusi terbuka.
Diskusi tersebut dilaksanakan di honai (Sekretariat) KNPB Wilayah Yahukimo di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo pada 15 Agustus 2024.
Rakyat Papua di Yahukimo mendatangi honai KNPB Wilayah Yahukimo untuk berdiskusi. Rakyat secara mandiri mengorganisir diri dan datang ke lokasi kegiatan.
Kegiatan sendiri dimulai pukul 06,00 WPB hingga pukul 08.40 WPB pagi.
Dalam kegiatan tersebut, Jufrison Kobak dan Ruben Wakla yang merupakan diplomat KNPB Wilayah Yahukimo menyampaikan materi tentang New York Agreement 15 Agustus 1962. Kaitannya dengan proses negosiasi dan sejarah kelam perjanjian ini.
“Materi ini kami kasih agar setiap generasi penerus bangsa Papua yang terus berjuang tahu dan terus perjuangkan untuk pembebasan nasional Papua dari cengkeraman Indonesia,” kata Sektretaris Badan Pengurus KNPB Wilayah Yahukimo, Nifal Enggalim.
Enggalim menyampaikan terima kasih kepada rakyat Papua yang secara mandiri datang ke tempat kegiatan untuk mendengarkan materi.
“Terima kasih kepada rakyat pejuang telah datang mengikuti diskusi terbuka memprotes New York Agreement 1962. Rakyat adalah subyek utama perjuangan kemerdekaan bangsa Papua, sehingga tetap siap selalu melakukan berlawanan terhadap cengkeraman Indonesia di West Papua,” tukasnya.
KNPB Wilayah Yahukimo juga mengakui bahwa dalam diskusi, aparat gabungan sempat melakukan pemantauan di sekretariat KNPB Wilayah Yahukimo.
Aparat memantau lokasi diskusi
Dalam kegiatan diskusi tersebut berdasarkan keterangan yang diterima Suara Papua, aparat kepolisian dan Brimob dari Polres Yahukimo melakukan pemantauan di lokasi diskusi menggunakan satu kendaraan truk Dalmas.
Setelah itu, pukul 10 WIT pagi aparat gabungan kembali melakukan pemantauan di lokasi. Pemantauan terakhir yang dilakukan aparat gabungan yaitu mendatangi lokasi dengan 14 kendaraan roda empat yang dilengkapi senjata api.
Oleh karena itu pihak KNPB merasa terintimidasi sehingga mendatangi aparat dan melakukan negosiasi. Usai negosiasi, aparat meninggalkan lokasi kegiatan.