SORONG, SUARAPAPUA.com— Petrus Amsamsyum, salah satu seniman muda di Kota Sorong propinsi Papua Barat Daya mendesain berbagai motif batik khas Papua.
Batik Papua merupakan salah satu bentuk warisan budaya Indonesia yang menggabungkan seni batik tradisional dengan kekayaan motif dan simbol yang khas dari Papua.
Batik ini menawarkan keunikan tersendiri dengan memadukan warna-warna cerah dan motif yang terinspirasi dari alam serta kehidupan masyarakat Papua.
Seniman muda, Petrus Amsamsyum mengatakan mendesain bantik khas Papua merupakan cara melestarikan dan memperkenalkan budaya Papua kepada dunia luar.
“Kami hanya berjuang mempertahankan budaya Papua agar tidak hilang bersama pengaruh budaya luar,” katanya saat ditemui Suara Papua di Sekretariat Belantara Papua, Jumat (16/8/2024).
Seniman muda yang kesehariannya di Bengkel Pembelajaran Antar Rakyat Papua (Belantara Papua) itu mengakui termotivasi dari sejumlah ukiran di kertas yang tidak terpakai dan akan dibuang.
“Banyak gambar motif khas Papua yang biasa digambar di kertas, kalau gambar itu tidak digunakan akan dibuang. Sayang juga gambar-gambar unik yang menunjukkan kehidupan kami orang Papua terbuang sia-sia begitu saja. Itulah yang membuat saya termotivasi untuk mencoba mendesain batik khas Papua,” ujarnya.
Dalam berjalannya waktu, ia menghadapi kendala, terutama ketika mencoba mendesaian sejumlah batik khas Papua.
“Kalau kendala sudah pasti banyak apalagi saya baru memulainya. Selain kendala modal, fasilitas penunjang juga kendala terutam untuk pasaran,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Petrus mengapresiasi semua pihak yang mendorong dan mendukungnya untuk mendesain batik khas Papua, sehingga dirinya kini telah berhasil mendesain sejumlah batik dengan ciri khas budaya Papua yang unik.
“Tanpa motivasi kawan-kawan di Belantara Papua dan para pemerhati budaya, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Berkat dukungan dari semua saya bisa mengikuti pelatihan batik dari pemerintah Sorong beberapa waktu lalu untuk menambah ilmu,” tambahnya.
Berbagai desain batik khas Papua yang unik karya anak muda Papua ini dapat ditemui di Cafe Belantara jalan Puyuh No 3, Kampung Pisang HBM – Kota Sorong.
Sementara itu, Markus Wafom yang juga merupakan partner dan juga mentor dari Petrus mengatakan segala upaya yang dilakukan hanya untuk melestarikan budaya Papua.
“Ini bukan soal ekonomi semata, tetapi bagaimana kita bergandengan tangan untuk menduniakan Papua lewat budaya dan adat,” katanya.
Oleh sebab itu Markus mengajak orang Papua, terlebih khususnya generasi muda untuk tidak malu mengunakan pakaian adat maupun bahasa daerah di ruang-ruang publik.
“Hanya kita orang Papua yang bisa mengangkat dan memperkenalkan budaya kita pada dunia luar,” pungkasnya.
Batik merupakan budaya leluhur bangsa Indonesia yang telah diwariskan secara turun temurun.
Batik yang awalnya hanya sebuah produk budaya kemudian berkembang menjadi identitas bangsa yang sarat nilai politiknya.
Hal ini tercermin ketika UNESCO menobatkan batik Papua sebagai intangible cultural heritage atau warisan budaya non benda pada 2 Oktober 2009, yang kemudian diperingati sebagai hari Batik Nasional.