Mahasiswa Yahukimo Minta Pos Brimob yang Diduga Menembak Tobias Silak Dibubarkan

0
0

JAYAPURA, SUARAPAPUA— Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Yahukimo (HPMY) se-Jawa Bali dan Sumatera minta Bupati Yahukimo Didimus Yahuli untuk membubarkan Pos Brimob yang ada di Sekla di Dekai Yahukimo karena dengan keberadaa pos tersebut telah menghilangkan nyawa warga sipil Papua atas nama Tobias Silak pada 20 Agustus 2024.

Selain itu mahasiswa Yahukimo minta agar pos-pos aparat TNI dan Polri yang ada di Yahukimo untuk dibubarkan sebab keberadaan pos-pos terbut bukan untuk melindungi warga masyarakat, tetapi sebaliknya melakukan tindakan penembakan secara brutal tanpa tindakan terukur.

“Kami keluarga besar Himpunana Pelajar dan Mahasiswa Yahukimo (HPMY) se-Jawa dan Sumatera merasa kehilangan dari mantan salah satu anggota kami Alm. Tobias Silak,” kata Wakil Ketua HPMY se-Jawa Bali dan Sumatera, Yopen Itlay dalam keterangan tertulis kepada Suara Papua pada, Jumat (23/8/2024).

Tobias Silak menurut Itlay, merupakan alumni Kota Studi Malang, Jawa Timur yang telah selesai dari Universitas Malang pada tahun 2022 yang ditembak anggota Brimob dari Pos Sekla di distrik Dekai Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan pada, Selasa (20/8/24).

Baca Juga:  Mahasiswa Papua Soroti Maraknya Aksi Begal di Kota dan Kabupaten Sorong

Selain Tobias, korban lainnya yang terkena tembakan adalah Naro Dapla, yang merupakan warga sipil Papua asal Yahukimo.

ads

“Kami sangat menyayangkan tindakan aparat yang sewenang-wenang terhadap warga sipil yang membuat Yahukimo tidak lagi kondusif, yang membatasi ruang gerak masyarakat untuk berkebun, bekantor, bersekolah, dan banyak aktivitas lainnya yang terhenti.”

Oleh sebab itu mahasiswa minta Bupati Yahukimo dan Kapolres Yahukimo segera mencabut dan membubarkan keberadaan Pos Brimob Sakla dan Pos-Pos aparat kepolisian yang ada di Dekai Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua.

“Selain itu kami juga menyayangkan sikap Bupati Yahukimo Didimus Yahuli sebagai pimpinan daerah yang seharusnya membela masyarakat, tetapi justru sebaliknya memihak kepada aparat,” ujar Sekeraris, HPMY se-Jawa Bali dan Sumatera, Kevin Molama.

Bupati mestinya melindungi rakyat, karena ia dipercayakan untuk memimpin daerah oleh rakyat, bukan oleh aparat kepolisian yang notabenenya untuk melindungi rakyat sipil.

Mahasiswa se-Jawa Bali dan Sumateri juga mempertegas bahwa, Tobias adalah alumni Universitas malang tahun 2022, dan bekerja di Kantor Bawaslu Yahukimo.

Baca Juga:  Mahasiswa Berharap Empat Keuskupan Juga Dipimpin Imam Asli Papua

Menurut keterangan pihak keluarga, almahum Silak pada, Selasa 20 Agustus 2024 masuk kantor Bawaslu Kabupaten Yahukimo. Ia pulang pukul 14:25 WIT ke rumahnya, setelah istirahat, pukul 15.00 Wit bermain bola volly, lalu pada pukul 17.50 Wit almarhum mencari informasi mengenai penerimaan calon pegawai negeri sipil di penyedia voucer internet di daerah sekitar Sakla Dekai.

Setelah itu almarhum pulang, lalu tertembak dari tembakan yang diduga dari Pos Brimob Sakla. Berdasarkan informasi pihak keluarga, Pos Brimob Sakla berada berdekatan dengan kios penjual voucer internet.

Atas kejadian itu, pihak keluarga menolak pernyataan yang menyatakan oleh aparat yang menyatakan bahwa penembakan terjadi ketika almarhum Silak sedang pulang dari arah kota Dekai menuju jalan gunung.

Pihak keluarga juga penyesalkan penyataan itu, karena almarhum Tobias Silak sebagai warga masyarakat Yahukimo di Dekai hari-harinya melalui jalur yang dijaga aparat kepolisian di Pos Sakla. Namun ia bisa tertembak dan meninggal dunia.

Baca Juga:  Mahasiswa Tolak Rencana Bangun Kodim di Intan Jaya dan Pos Militer di Km 62 Nabire

Dengan meilihat kejadian tersebut, mahasiswa Yahukimo yang terhimpun dalam HPMY se-Jawa Bali dan Sumatera meminta;

  1. Kapolda Papua untuk copot Kapolres Yahukimo dan pecat anggota yang melakukan tindakan di luar kewenangan hukum.
  2. Meminta pihak penegak hukum untuk menegakkan humum dalam kasus ini seadil-adilnya terhadap pelaku penembakan.
  3. Meminta Bupati Yahukimo Didimus Yahuli untuk membubarkan Pos Brimob Sakla yang ada di jalan masuk bandara dan seluruh pos brimob di Dekai, karena tidak melindungi, tetapi melakukan penembakan terhadap rakyat.
  4. Menolak tegas apa yang ditampilkan pihak kepolisian seolah-olah almarhum Tobias Silak ditebak ketika membawa senjata api. Hal itu dianggap sebagai tindakan pengalihan isu dan menunjukkan sikap pembenaran bahwa Tobias ditembak disaat ia membawa senjata apai.
  5. Kapolri segera tarik Satgas Damai Cartens yang datang melakukan tindakan pembunuhan atas nama negara tanpa diidentifikasi secara baik.
  6. Meminta kepada LBH untuk investigasi kasus pembunuhan di luar hokum itu.
  7. Meminta kepada stake holder terkait dan gereja di Yahukimo untuk membela dan manjaga masyarakat Papua di Yahukimo.
Artikel sebelumnyaKeluarga Korban Mutilasi Mimika Minta Pelaku Tidak Diberikan Remisi
Artikel berikutnyaKPU Deiyai Umumkan Pendaftaran Calon Peserta Pilkada Serentak 2024