JAYAPURA,SUARAPAPUA.com— Melanesian Spearhead Group (MSG) ingin mengadakan pertemuan dengan Presiden Indonesia yang baru, Prabowo Subianto untuk membahas masalah hak asasi manusia (HAM) yang sedang berlangsung di Papua Barat.
Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Fiji dan Papua Nugini – Sitiveni Rabuka dan James Marape – gagal mengunjungi Indonesia dan bicara soal Papua Barat setelah ditunjuk sebagai utusan khusus untuk Papua Barat, pada pertemuan para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik (PIF) tahun 2023.
Marape mengatakan kepada RNZ Pacific: “Kami tidak dapat menemukan waktu yang memungkinkan kami berdua berkunjung ke Indonesia.”
MSG bertemu di sela-sela KTT Pemimpin Kepulauan Pasifik ke-53 di Nuku’alofa pada hari Selasa.
Perdana Menteri Vanuatu yang juga merupakan ketua blok sub-regional MSG, Charlot Salwai mengatakan bahwa telah ada kekhawatiran seputar Papua Barat selama beberapa waktu terakhir ini.
“Beberapa masalah terkait hak asasi manusia … karena Forum [Kepulauan Pasifik] pada tahun 2019 memutuskan untuk meminta misi PBB untuk melakukan misi pencarian fakta di Indonesia.”
Salwai mengatakan bahwa akan sangat baik untuk mengadakan pertemuan tatap muka dengan Prabowo Subianto.
Para pemimpin MSG merilis sebuah pernyataan pada hari Selasa, yang menyatakan: “Kesejahteraan kepentingan orang Melanesia di Papua Barat dan Provinsi Papua lainnya di Indonesia merupakan keprihatinan yang terus menerus bagi masyarakat kami.”
“Dalam hal ini, Dialog Pemimpin MSG dengan Presiden Indonesia merupakan proyek yang sangat penting yang harus diupayakan.”
“Sekretariat [MSG] harus terus menjalin kontak dengan pihak-pihak berwenang di Indonesia untuk memastikan bahwa peluang-peluang dapat diidentifikasi bagi seluruh Pemimpin MSG untuk bertemu dengan Presiden Indonesia sesegera mungkin.”
Kelompok ini akan mengadakan Pertemuan Puncak Pemimpin Khusus pada tanggal 14 dan 15 November di Fiji.
Sementara, Wakil Presiden Eksekutif United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Octovianus Mote pada 28 Agustus 2024 mempresentasikan persoalan perjuangan rakyat Papua tentang penentuan nasib sendiri kepada para pemimpin Pasifik.
Pertemuan itu diselenggarakan oleh Masyarakat Sipil Pasifik yang menjadi tuan rumah adalah Forum Masyarakat Sipil Tonga (CSFT).
Pertemuan itu dilangsung bersamaan dengan pertemuan pemimpin Pasifik dalam KTT PIF Ke-53 tahun 2024 di Kerajaan Tonga yang berlangsung dari 26-30 Agustus 2024.
Markus Haluk, Sekretaris Eksekutif ULMWP mengatakan Wakil Presiden Mote menyampaikan penderitaan dan perjuangan Bangsa Papua.
“Oleh sebab itu marilah kita angkat hati, berdoa kepada Tuhan, supaya kehendak Tuhan yang terjadi. Tuhan mengurapi dan memakai hambaNya dalam sesi itu. Mohon dukungan doa semua pihak bangsa Papua,” harap Markus.