Sebby Sambom, Jubir TPNPB. (Dok. Pri.)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sebby Sambom, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengatakan, pihaknya di manajemen markas pusat Komnas TPNPB telah menerima laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma bahwa aparat TNI dan Polri sedang melakukan serangan udara ke markas TPNPB Kodap III Ndugama Derakma, Senin (16/9/2024) sejak pukul 03.00 dini hari hingga siang.

“Laporan itu disampaikan PIS [Papua Intelligence Service] TPNPB kepada manajemen markas pusat Komnas TPNPB. Bahwa aparat militer Indonesia sedang melakukan pendropan pasukan dan penyerangan dengan menggunakan helikopter militer ke markas TPNPB sejak pagi subuh dari Keneyam, ibu kota kabupaten Nduga. Kemudian situasi terkini kota Keneyam telah dikuasai militer Indonesia sejak jam 07:00 WIT pagi,” kata Sebby.

Baca Juga:  Ini Tim Fasilitator dan Simulasi Pembebasan Pilot Philip Mark yang Diumumkan TPNPB-OPM

Berkaitan dengan kondisi terkini di Nduga – lokasi sandera pilot asal Selandia Baru berada, maka manajemen markas pusat Komnas TPNPB menilai bahwa pemerintah dan militer Indonesia tidak mempunyai niat baik untuk melakukan misi pembebasan sandera yang selama ini dilakukan oleh TPNPB demi kemanusiaan.

“Sebab setelah kami keluarkan sikap untuk mengumumkan proposal pembebasan sandera melalui media pada 15 September 2024, tidak lama kemudian aparat militer Indonesia langsung melakukan serangan udara di markas TPNPB pada hari ini, Senin, 16 September 2024. Pada keesokan hari, 17 September 2024, kami rencana mengumumkan proposal pembebasan kapten Philips Mark Mehrtens secara publik di tingkat lokal, nasional dan internasional,” kata Sebby.

Baca Juga:  Pilot Segera Dibebaskan, Begini Syarat TPNPB ke Pemerintah NZ dan Indonesia

Dalam hal tersebut, manajemen markas pusat Komnas TPNPB sebagai penanggung jawab perang Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat mendesak kepada Dewan Keamanan PBB untuk segera turun di Papua dengan misi pembebasan sandera kapten Philips Mark Mehrtens yang ditahan Egianus Kogeya dan pasukannya sejak 7 Februari 2023.

ads

“Dengan demikian, manajemen markas pusat Komnas TPNPB juga mengumumkan secara publik bahwa kami siap membebaskan kapten Philips Mark Mehrtens atas dasar kemanusiaan, tetapi pemerintah dan militer Indonesia tidak mempunyai niat baik pembebasan sandera,” ujar Sebby Sambom.

Baca Juga:  Pembunuhan Pilot Helikopter di Alama, Egianus Kogeya: Bukan Kami, Pelakunya TNI Polri

Sebelumnya, TPNPB OPM menyatakan bahwa pihaknya akan mengeluarkan proposal pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Proposal itu akan diumumkan secara terbuka pada 17 September 2024. Sebby mengaku telah merampungkan draft proposal dimaksud.

Usai proposalnya disetujui, selanjutnya akan mengatur jadwal penjemputan pilot asal Selandia Baru itu di Nduga.

“Jika mereka setujui proposal TPNPB, maka kami akan atur jadwal penjemputan pilot dalam waktu dekat,” kata Sebby.

Sebby mengaku, proposal pembebasan pilot Selandia Baru Philip Mark Mehrtens sempat tertunda karena ada pembunuhan pilot asal Selandia Baru Glen Malcolm Conning di distrik Alama, kabupaten Mimika, pada 5 Agustus lalu. []

Artikel sebelumnyaAnggota Parlemen NZ Akui Dukungan Hak Penentuan Nasib Sendiri West Papua
Artikel berikutnyaPapua Nugini Merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaannya yang ke-49