Egianus Kogeya dan anggotanya bersama Phillips Mark Mehrtens, pilot asal Selandia Baru. (Dok. TPNPB)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Hari ini, Kamis (19/9/2024), situasi di distrik Mbua, kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, dikabarkan ramai dengan pendropan pasukan militer dan penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) perang. Hal itu dikhawatirkan akan mengancam keselamatan nyawa pilot Philips Mark Mehrtens.

Siaran pers manajemen markas pusat komando nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sebagaimana dikirim Sebby Sambom, juru bicara TPNPB, malam ini, mengungkapkan laporan dari lapangan, pendropan pasukan militer Indonesia dilakukan beberapa kali sejak pagi tadi.

“Laporan resmi dari pasukan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma dari lapangan perang di Mbua pada hari Kamis, 19 September 2024 sekitar pukul 19:00 malam bahwa militer Indonesia telah melakukan pendropan pasukan dan penambahan alutsista perang berupa tank dan senjata yang diangkut dengan helikopter militer dan telah memasuki wilayah distrik Mbua, kabupaten Nduga,” kata Sebby.

Baca Juga:  Menanti Keputusan KPU PBD Diwarnai Aksi Bakar Ban

Pasukan TPNPB Kodap III Ndugama Derakma dibawah pimpinan Brigjend Egianus Kogeya menginformasikan, lanjut Sebby, sejak pagi tadi hingga sore, militer Indonesia telah meningkatkan operasi udara di wilayah perkampungan warga sipil dari distrik Mbua sampai ke Alguru dan kembali ke kota Keneyam dengan misi pembebasan sandera kapten pilot Philips Mark Mehrtens.

“Terkait dengan hal tersebut, manajemen markas pusat Komnas TPNPB menyampaikan kepada pemerintah Selandia Baru dan PBB agar segera menghentikan operasi militer Indonesia melalui udara dan hentikan penembakan bom mortir di Nduga dalam upaya pembebasan sandera Philips Mark Mehrtens yang telah tinggal bersama kami sejak 7 Februari 2023 sampai detik ini,” ujarnya.

ads
Baca Juga:  Keluarga dan Kerabat Menuntut Keadilan Atas Eksekusi Mati Tobias Silak di Yahukimo

Sebby mengaku telah mengumumkan rencana pembebasan pilot Philips itu sejak beberapa hari lalu yang ditandai dengan publikasi proposal ke pemerintah Indonesia dan Selandia Baru.

“Upaya damai pembebasan sandera kapten Philips Mark Mehrtens, kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB telah mengumumkan kepada publik secara lokal, nasional dan internasional bahwa kapten Philips Mark Mehrtens akan dibebaskan demi kemanusiaan dan hal tersebut harus didukung oleh pemerintah Indonesia tanpa protes,” kata Sebby.

Sebby juga menyatakan, keselamatan pilot asing bersama warga sipil wajib diprioritaskan.

“Nyawa kapten Philips Mark Mehrtens dan nyawa warga sipil di wilayah konflik bersenjata kami utamakan keselamatan mereka dan itu prioritas utama kami.”

Baca Juga:  Keluarga Korban Mutilasi Mimika Minta Pelaku Tidak Diberikan Remisi

Oleh karena itu, pihaknya mendesak agar operasi militer segera dihentikan.

“Pemerintah Indonesia segera hentikan operasi militer di Nduga dan seluruh wilayah Papua. Perang akan tetap berlanjut hingga Papua Merdeka. Tetapi, kami dari manajemen markas pusat Komnas TPNPB meminta waktu dan mendesak kepada pemerintah Selandia Baru dan PBB agar segera melakukan pembahasan pembebasan sandera kapten Philips Mark Mehrtens dari Brigader Jenderal Egianus Kogeya dan pasukannya di Ndugama melalui kami,” tandasnya.

Hingga berita ini tayang, belum ada konfirmasi dari pihak berwenang terkait penambahan pasukan bersenjata di kabupaten Nduga. []

Artikel sebelumnyaDinilai Prematur, Gugatan Abdul Faris Umlati Belum Melalui Upaya Administrasi
Artikel berikutnyaJelang Dua Laga Home di Stadion Mandala Jayapura, Persipura Genjot Latihan