JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyampaikan penghargaan kepada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap III Ndugama Derakma yang telah membebaskan Pilot Selandia Baru Kapten Philips Mark Mehrtens.
Kapten Philips dibebaskan pada 21 September 2024 di Alguru dan dijemput dengan helicopter ke Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Ia ditahan selama 19 bulan sejak 7 Februari 2023 ketika mendaratkan pesawat Susi Air di Paro, Distrik Paro Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
“Kami menyambut baik dan memberikan penghargaan kepada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang bisa menjaga dengan baik, sehat, aman dan kemudian membebaskan pilot Philips Marhten,” kata Markus Haluk, Sekretaris Eksekutif ULMWP kepada suarapapua.com, Minggu (23/9/2024).
Menurut ULMWP, Pangkodap III Ndugama Derakma, Brigadir Jenderal Egianus Kogeya telah membuktikan sebagaimana yang ia katakan sebelumnya; “Kami telah menjaga dia seperti telur. Sekarang adakah sesuatu yang pemerintah dan rakyat Selandia Baru bisa membuat sesuatu dan membantu Papua Barat.”
“Hari ini satu orang pilot Philips Merhten dibebaskan dengan aman dan selamat, tetapi ribuan orang Papua Barat masih mengungsi dan menderita dalam penjajahan Indonesia. Pasca penyanderaan terjadi telah sejumlah operasi yang dilakukan oleh militer Indonesia. Akibatnya 3 kampung telah mengungsi dan banyak rakyat Papua Barat di Nduga telah menjadi korban.”
Kendatipunpun kata dia bahwa ULMWP tidak terlibat secara langsung dalam proses pembebasan penyanderaan, namun demikian ULMWP hargai upaya yang dilakukan TPNPB secara khusus oleh Brigadir Jenderal Egianus Kogeya.
Presiden Eksekutif ULMWP, Menase Tabuni menyatakan bahwa “Penyanderaan ini terjadi karena perjuangan Hak Penentuan Nasib sendiri,” ujar Tabuni.
Ia mengatakan, “pendudukan Indonesia di Papua Barat berdampak pada terjadinya slow Motion Genosida, Etnosida dan Ekosida. Ini adalah fakta yang kami alami. Karena itu, semua pihak harus membantu bangsa Papua untuk menyelesaikan akar masalah West Papua.”
Proses pembebasan bisa dilakukan cepat tetapi terjadi isolasi oleh TNI dan polri terhadap akses masuk dan keluar.
Sesuai kesaksian, menurut Tabuni banyak pihak dan dari pilot Philips diperlakukan dengan baik. Brigjen Egianus Kogeya dengan rakyat West Papua di Nduga telah memberikan pelayanan dan jaminan keselamatan secara maksimal.
Octovianus Mote, Wakil Presiden Eksekutif ULMWP menyatajan “semua pihak memberikan dukungan dan perhatian supaya pertama tidak terjadi lagi operasi susulan terhadap warga sipil Papua Barat di Nduga.
Kedua kata Mote meminta perhatian komunitas internasional supaya memberikan bantuan kemanusiaan bagi 75.000 pengungsi dari Nduga dan 6 wilayah konflik di West Papua lainnya.
Ketiga menyelesaikan akar konflik West Papua secara baik hingga bangsa Papua bisa merdeka dan berdaulat secara politik, ekonomi dan Hukum.
“ULMWP mengajak mari tetap menjaga persatuan. Kita tetap optimis dan melihat ke depan. Tuhan pemilik dan pencipta bangsa Papua senantiasa menyertai kita,” pungkasnya.