James Marape Melontarkan Tantangan Kepada Rakyatnya ‘untuk Membangun PNG Lebih Sejahtera’

0
60

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape, telah meminta rakyat Papua Nugini untuk mengubah negaranya menjadi negara dengan ekonomi berpenghasilan tinggi.

Ia mengatakan bahwa ketika PNG berusia 70 tahun pada tahun 2045, negara ini harus sudah terbebas dari batasan sebagai negara berpenghasilan rendah dan telah sepenuhnya merangkul masa depannya sebagai negara berpenghasilan tinggi dengan ekonomi yang berkembang.

Baca Juga:  Polinesia dan Kaledonia Baru Akan Mengirim Delegasi ke Komite Dekolonisasi PBB

Marape ingin masyarakat bekerja keras untuk mengubah negara ini dari mengekspor sumber daya mentah menjadi produsen.

Ia mengatakan bahwa hal ini akan memerlukan penyediaan listrik yang terjangkau dan dapat diandalkan, internet yang dapat diakses, dan infrastruktur vital seperti pelabuhan dan dermaga seperti pelabuhan dan dermaga.

Marape mengatakan bahwa kota-kota besar dan kecil perlu didesain ulang, sementara sistem pendidikan perlu dibenahi untuk mempersiapkan orang-orang untuk peran-peran khusus industri, dan pemerintah perlu memastikan fasilitas kesehatan siap untuk transformasi tersebut.

ads
Baca Juga:  Pemimpin Pasifik Menantikan Penguatan Hubungan Dengan AS Setelah Kemenangan Trump

Ia mengatakan bahwa hal ini tidak akan terjadi dalam semalam, namun fondasinya harus diletakkan sekarang.

Marape mengatakan bahwa pemerintah akan membagi pengembangan ini menjadi empat fase kritis yang masing-masing berlangsung selama lima tahun.

“Sebagai Perdana Menteri, peran saya adalah menetapkan visi,” katanya.

“Namun, upaya kolektif rakyat kita yang akan mewujudkannya. Kita harus bekerja sama, lebih keras dari sebelumnya, untuk membangun Papua Nugini yang lebih baik dan lebih sejahtera.”

Baca Juga:  Gugatan Class Action Rio Tinto Dimulai Atas Bencana Pertambangan di Bougainville
SUMBERRNZ Pacific
Artikel sebelumnyaModerator Pembicaraan Kemerdekaan Bougainville di Port Moresby untuk Bertemu Marape dan Toroama
Artikel berikutnyaDewan Gereja Dunia Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Kemanusiaan Internasional Masuk Tanah Papua