SORONG, SUARAPAPUA.com — Andris Ewei (23) dan Simeon Walianggen (22), dua anak pegunungan Papua, menyelesaikan pendidikan pelayaran laut di Politeknik Pelayaran Sorong dengan menyandang gelar A.Md.Tra atau Ahli Madya Transportasi Laut. Mereka diwisudakan pada Kamis (10/10/2024).
Simeon dan Andris mengucap syukur atas keberhasilannya menyelesaikan pendidikan saat ini. Ibadah syukur pun dilakukan bersama mahasiswa-mahasiswi dari Yalimo, Yahukimo, Mamberamo dan wilayah pegunungan lainnya. Ibadah berlangsung penuh suka cita di asrama Yalimo kota studi Sorong.
Saat memberikan kesan dan pesan, Andris menitipkan harapannya kepada pemerintah daerah, Mamberamo Raya tidak lupakan setiap generasi penerus yang sedang studi di berbagai perguruan tinggi.
Pemerintah daerah menurutnya wajib memperhatikan mahasiswa-mahasisw di kota studi di seluruh Indonesia agar mereka dapat menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke tanah air untuk ikut mendorong perubahan dan pembangunan di Tanah Papua.
“Kami minta pemerintah kabupaten Mamberamo Raya membuka mata, melihat setiap mahasiswa di kota studi di seluruh Indonesia agar kami bisa sukses dan pulang ke daerah untuk bangun daerah. Rata-rata kami punya niat untuk sekolah, tapi kadang dukungan dari pemerintah masih sangat kurang,” tutur Andris Ewei saat dijumpai Suara Papua, Kamis (10/10/2024) malam.
Senada, Simeon Walianggen juga menghendaki hal sama.
Simeon bahkan punya impian agar lambat laun orang gunung juga bisa bekerja di kelautan atau maritim, tidak lagi semuanya belajar di satu bagian tertentu saja, misalnya penerbangan ataupun ilmu sosial lainnya.
Untuk itu itu, ia berharap pemerintah daerah terus mendukung setiap anak muda Yalimo yang mempunyai potensi agar mengenyam pendidikan yang lebih tinggi serta mendorong anak muda lebih berdaya di bidangnya masing-masing.
Sebagai satu-satunya calon pelayar laut dari Yalimo, Simeon berharap diperhatikan pemerintah daerah untuk perkembangan jenjang pendidikan selanjutnya.
“Saya sudah dilantik menjadi perwira muda transportasi laut, jadi tolong diperhatikan. Saya bawa nama baik orang gunung, saya bawa nama suku Yali, jadi saya pelaut satu-satunya, terutama orang Yali. Teman-teman dari Lapago, Meepago, menjadi satu, kita harus banyak yang menjadi pelaut. Saya sudah buka pintu, orang gunung bisa bekerja menjadi pelaut, bisa mendaftar diri di pendidikan maritim,” tandasnya.
Oktovianus C. Karubaba, SE, MM, salah satu dosen di Politeknik Pelayaran Sorong, mengaku bersyukur karena dua anak pegunungan Papua telah menyelesaikan pendidikan pelayaran kelautan di Politeknik Pelayaran Sorong karena semua itu karena keseriusan dan ketekunannya, sehingga bisa menyandang gelar A.Md.Tra.
“Patut puji syukur karena di sekolah perhubungan laut ini telah pecah telur, dua anak pegunungan selesaikan studi. Mereka mengikuti pendidikan dengan tekun dan serius, sehingga hari ini bisa wisuda dan hari ini mendapat gelar Ahli Madya Transportasi Laut. Mereka ini calon-calon pemimpin masa depan bangsa khusunya di bidang perhubungan laut,” tuturnya.
Bagi Oktovianus, dua wisudawan asal Papua Pegunungan menjadi pembeda sekaligus mematahkan stereotipe pilihan pendidikan kebanyakan anak pegunungan.
“Untuk itu, kepada masyarakat pegunungan, mari kita cipatakan ini. Jangan anak-anak kita semua kerja di tempat yang sama atau di daerah pegunungan saja. Mari kita sama-sama kerja di seluruh tanah air ini. Kedepan, kami harapkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Bisa berkontribusi, bisa kirim anak-anaknya untuk masuk pendidkan Politeknik Pelayaran Sorong,” pinta Karubaba.
Hori Mabel, ketua Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Yalimo (HPMKY), turut bahagia karena salah satu seniornya dapat menyelesaikan pendidikannya dengan baik.
Kelulusan Simeon Walianggen menurut Hori Mabel, semoga memotivasi setiap mahasiswa asal Yalimo yang sedang mengenyam pendidikan di Sorong.
Upacara wisuda perwira Transportasi Laut program diploma III dan program diklat Pelaut tingkat III dan IV pembentukan itu berlangsung penuh khidmat yang diwarnai prosesi pelantikan sebagai bukti pengukuhan kelulusan para taruna dan taruni menyelesaikan masa pendidikan.
Juga ditandai percikan Tirta Sapta Samudra, simbol air laut dimana kelak wisudawan-wisudawati akan mengabdikan diri pada bidang kemaritiman dan nantinya dapat menjadi perwira bahari yang tegar dalam pengabdiannya.
Prosesi wisuda dipimpin Ir. Subagyo, MT, kepala badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, tampil sebagai inspektur upacara wisuda.
Selain pelantikan perwira juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara Politeknik Pelayaran Sorong dengan beberapa pihak mitra seperti PT Augustea Intcrews Indonesia, Perusahaan May Maritim, PT Pelayaran Tanjung Kumawa, dan PT BHD dari Malaysia. []