Musa Boma, ketua tim peduli alam dan manusia Kapiraya, bersama beberapa anggota timnya menyiapkan barang bawaan sebelum bertolak ke Wakiya, Kapiraya, dari kota Timika. (Ist)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Hari ini, Sabtu (12/10/2024), ketua tim peduli alam dan manusia Kapiraya bersama sejumlah anggotanya dari Timika bertolak ke Wakiya, titik lokasi bermasalah.

“Kami kembali ke Wakiya karena ada dua tugas utama dan paling krusil yang hendak kami selesaikan demi mencari damai,” kata Musa Boma, ketua tim peduli alam dan manusia Kapiraya.

Informasi mengenai rencana rombongan kembali ke Wakiya disampaikan ke seluruh rakyat, pemuda, mahasiswa, pelajar, perempuan, anak, Pegawai Negeri Sipil, DPRD kabupaten, DPRD provinsi Papua Tengah, MRP Papua Tengah, karyawan perusahaan, guru, mantri dan honorer asal dari wilayah Mapia.

Baca Juga:  Inilah Program Prioritas Yudas Tebai-Yuliten Anouw di Kabupaten Dogiyai

“Kami kembali ke Wakiya karena amanat dari rakyat Mapia, dan demi anak cucu generasi emas dari Mapia,” ujarnya.

“Apapun konsekuensi dan resiko, itulah tugas dan tanggung jawab mulia yang harus kami selesaikan tanpa mempertimbangkan keuntungan dan kerugian. Karena kami tahu bahwa bila saat ini kami diam dan membisu berarti dari kita menitipkan sebuah malapetaka dan penderitaan bagi anak cucu kita nanti,” tegas Boma.

ads
Baca Juga:  Rayakan HUT ke-28, Penjabat Bupati: Orang Paniai Wajib Cinta Budaya!

Untuk itu, rombongan minta kepada semua pihak terutama rakyat Mapia dan Dogiyai agar doa dan dukungan supaya setiap yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

Musa Boma akui segala sesuatu perlu kerja sama dan dukungan positif. Apalagi hadirnya PT Zoomlion Indonesia Heavy Industry di Wakiya jelas tanpa mengantongi izin resmi dari pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.

Baca Juga:  Tiga Pemkab Bersama Pj Gubernur Papua Tengah Diminta Tengahi Persoalan di Kapiraya

Menyikapi hal tersebut, beberapa kali ketua tim peduli alam dan manusia Kapiraya mendesak Kapolri dan Kapolda Papua Tengah tangkap kepala desa Wakiya, kepala suku Kamoro di Wakiya bersama pimpinan perusahaan ilegal itu. []

Artikel sebelumnyaDua Anak Pegunungan Papua Selesaikan Studi di Politeknik Pelayaran Sorong
Artikel berikutnyaDPRD Dogiyai Minta Eksekutif Tuntaskan Sejumlah Rekomendasi