![IMG_20241019_120405[1]](https://ewr1.vultrobjects.com/suarapapuaweb/2024/10/IMG_20241019_1204051-696x522.jpg)
BINTUNI, SUARAPAPUA.com — Masyarakat adat suku Moskona berkomitmen akan mendirikan rumah belajar bersama berbasis budaya di distrik Merdey, kabupaten Teluk Bintuni, provinsi Papua Barat.
Komitmen itu diwujudkan dengan acara peletakan batu pertama pada 19 Oktober 2024 di distrik Merdey oleh Frans Awak, pelaksana tugas (plt) Sekda kabupaten Teluk Bintuni.
Frans Awak saat meletakan batu pertama rumah belajar bersama, mengatakan, belajar bersama harus menjadi pioner bagi masyarakat adat 7 suku di kabupaten Teluk Bintuni.
“Rumah belajar ini harus bermanfaat bagi masyarakat adat. Sebab di rumah belajar ini masyarakat adat dapat belajar segala hal yang menyangkut dengan kehidupan,” ujarnya.
Frans berharap semua marga yang ada di wilayah adat suku Moskona dapat memanfaatkan rumah belajar bersama untuk mentransfer pengetahuan dari orang tua kepada anak-anak mereka.
“Masyarakat adat Moskona harus manfaatkan rumah belajar ini dengan baik,” pintanya.
Antony Ungriwalu, akademisi Universitas Papua, mengatakan, rumah belajar ini harus berbasis budaya, sehingga dapat menyatukan masyarakat adat Moskona. Sebab menurutnya hanya adat dan budaya dapat menyatukan masyarakat adat.
“Suku Moskona ada 47 marga. Semua marga ini harus disatukan dalam adat dan budaya. Ketika 47 marga sudah disatukan, maka di situlah masyarakat adat Moskona akan kuat untuk menjaga dan melindungi hutan adat di wilayah Moskona,” beber Antony.
Jika 47 marga di Moskona tak disatukan dalam rumah belajar bersama, ia khawatir dengan kemungkinan hutan adat yang telah mendapatkan SK pengakuan adat nantinya menjadi lahan bisnis. Oleh sebab itu, Antony tegaskan pentingnya rumah belajar bersama berbasis budaya.
“Jangan sampai sejarah mencatat ini marga Ogoney yang pertama dan terakhir mendapatkan SK hutan adat,” ujarnya.
Selain itu, Antony juga secara resmi menyampaikan, Universitas Papua akan menjalin kerja sama dengan masyarakat adat Moskona.
“Tahun depan Unipa akan mengirim mahasiswa untuk belajar adat dan budaya suku Moskona di rumah belajar bersama di distrik Merdey. Jadi, diharapakan suku Moskona tetap berpegang pada komitmen mendirikan rumah belajar bersama dan menjaga, melindungi hutan serta mengelolanya dengan baik,” tuturnya.

Yustina Ogoney, kepala distrik Merdey yang juga ketua marga Ogoney menyatakan siap mendukung penuh rencana pembangunan rumah belajar bersama berbasis budaya serta menyambut baik semua pihak yang ingin datang belajar tentang adat dan budaya suku Moskona.
“Kami suku Moskona sangat mengapresiasi dan menyambut niat baik semua pihak yang ingin datang di wilayah adat suku Moskona, apalagi ingin belajar tentang adat dan budaya suku Moskona,” ujar Yustina.
Untuk itu, Yustina Ogoney berharap dukungan semua pihak dalam pengembangan rumah belajar bersama berbasis budaya.
“Kami juga sangat membutuhkan dukungan semua pihak agar apa yang hari ini kita sudah putuskan bersama dapat berjalan sesuai apa yang diharapkan,” pungkasnya.
Festival hutan Papua pertama di Merdey, kabupaten Teluk Bintuni, provinsi Papua Barat, dihadiri ratusan orang. Berlangsung selama tiga hari, 19-21 Oktober 2024, dibawah tema “Jaga Adat, Jaga Budaya, Jaga Hutan Untuk Kebahagiaan Bersama”. []