JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Hari ini, Jumat (1/11/2024), kontak tembak kembali menyalak di kabupaten Intan Jaya. Kali ini, lokasi kejadiannya di halaman kantor bupati Intan Jaya.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Batalyon Angin Bula terlibat dalam aksi penembakan dengan aparat militer Indonesi di Intan Jaya. Akibat baku tembak, dua anggota militer Indonesia dilaporkan tertembak.
Terjadinya kontak tembak itu dibenarkan Sebby Sambom, juru bicara Komnas TPNPB.
Dalam siaran persnya, Sebby mengaku manajemen markas pusat Komnas TPNPB telah menerima laporan resmi dari komandan TPNPB Batalyon Angin Bula, Mayor Enos Tipagau pada hari Jumat (1/11/2024) sekitar jam 11.00 siang.
“Kami mendapat laporan dari lapangan, Mayor Enos Tipagau mengatakan bahwa mereka telah melakukan penyerangan terhadap militer Indonesia di halaman kantor bupati Intan Jaya yang mengakibatkan dua aparat militer Indonesia tertembak,” kata Sebby.
Dalam kontak tembak itu, sesuai laporan Mayor Enos Tipagau, lanjut Sebby, ia bersama empat komandan Batalyon TPNPB diantaranya Keny Kobogau, Henok Tigau, Andi Wanimbo dan Abertinus Kobogau, terlibat dalam penyerangan terhadap aparat militer Indonesi di Intan Jaya.
Dari laporan yang diterima, kata Sebby, aksi baku tembak dimulai sejak jam 11.00 hingga 12:40 WP.
“Dalam laporan lebih lanjut pasukan TPNPB Kodap VIII Intan Jaya dibawah pimpinan Mayor Enos Tipagau bersama seluruh pasukannya telah siap membatalkan Pilkada di Intan Jaya, dengan alasan bahwa kami siap mendirikan negara West Papua di luar dari sistem jajahan Indonesia. Sebab, bupati ganti bupati, gubernur ganti gubernur, presiden ganti presiden tidak dapat menyelesaikan akar persoalan konflik bersenjata di Tanah Papua,” bebernya.
“Kami juga menyampaikan kepada militer Indonesia untuk berhenti melakukan penangkapan, penyiksaan dan teror kepada warga sipil di wilayah-wilayah konflik bersenjata di Tanah Papua, termasuk Intan Jaya.”
Kelompok TPNPB menantang pasukan militer Indonesia, jika berani hadapi, datang langsung ke markasnya di luar dari wilayah sipil.
“Di Intan Jaya, militer Indonesia selama ini takut hadapi TPNPB. Karena takut, mereka tinggal di tengah-tengah warga sipil di pusat kota Sugapa, kemudian sembarang tangkap dan siksa warga sipil, dan itu telah melanggar hukum humaniter di wilayah-wilayah konflik bersenjata di dunia.”
Hingga berita ini tayang, belum diketahui kondisi dua orang korban penembakan di halaman kantor bupati Intan Jaya. []