SORONG, SUARAPAPUA.com — Masyarakat Papua diingatkan untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan sumber daya alam di Tanah Papua.
Papua sebagai wilayah yang memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa dan ekosistem yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan global, kini menghadapi berbagai tantangan besar. Kerusakan lingkungan akibat deforestasi, eksploitasi tambang, dan berbagai proyek pembangunan yang tak ramah lingkungan kian mengancam keberlanjutan alam dan kehidupan masyarakat adat yang bergantung pada sumber daya alam secara berkelanjutan.
Demikian dikemukakan Maikel Primus Peuki, direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WAHLI) Papua, menyikapi berbagai persoalan lingkungan yang dihadapi masyarakat adat di Tanah Papua.
Maikel berujar, dalam menghadapi momentum Pilkada serentak tahun 2024 yang semakin dekat, tokoh-tokoh masyarakat dan aktivis lingkungan menekankan pentingnya memilih pemimpin yang tak hanya fokus pada pembangunan ekonomi, tetapi juga memiliki perhatian serius terhadap ekosistem alam Papua yang kaya dan rentan.
“Pemimpin yang peduli terhadap lingkungan akan memperjuangkan kebijakan yang mengutamakan konservasi alam, perlindungan hutan, serta hak-hak masyarakat adat. Masyarakat Papua harus bijak memilih pemimpin yang mengutamakan keberlanjutan, bukan hanya keuntungan sesaat yang merusak alam dan kehidupan mereka,” ujar Maikel kepada Suara Papua, Minggu (10/11/2024).
Sebagai salah satu wilayah dengan hutan tropis terbesar di dunia, Tanah Papua juga menjadi rumah bagi berbagai spesies endemik dan suku-suku adat yang masih menjaga tradisi hidup harmoni dengan alam. Tetapi, semakin berkembangnya kegiatan industri, terutama sektor pertambangan dan perkebunan, semakin mengancam kelestarian alam Papua.
Oleh sebab itu, Maikel tegaskan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki visi pro-lingkungan tak hanya akan melindungi alam, tetapi juga menjaga keberlanjutan ekonomi bagi generasi mendatang. Melalui kebijakan yang mendukung konservasi dan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, Papua dapat mencapai keseimbangan antara kemajuan pembangunan dan kelestarian lingkungan.
“Pilihan politik yang kita buat hari ini akan menentukan masa depan lingkungan hidup dan kehidupan masyarakat Papua. Makanya kami mengajak seluruh masyarakat Papua untuk memilih pemimpin yang peduli dengan lingkungan dan kesejahteraan bersama,” ujarnya.
Maikel menambahkan, saat ini para aktivis dan masyarakat juga terus mengingatkan agar kandidat yang maju di Pilkada 2024 tak hanya memperjuangkan program pembangunan fisik, namun juga memasukkan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan dalam visi dan misi para calon kepala daerah.
“Hal ini penting untuk memastikan bahwa Tanah Papua, dengan segala potensi dan kekayaan alamnya, tetap menjadi rumah yang lestari bagi generasi mendatang,” tegas Peuki.
Senada, Etty Mabur, aktivis perempuan Merauke, Papua Selatan, menyatakan, masyarakat Papua harus memutus mata rantai penguasa politik yang sekaligus penguasa ekonomi yang selama ini telah melahirkan berbagai konflik lingkungan hidup dan sumber daya alam-agraria yang berujung pada bencana ekologis.
“Merawat alam sama dengan kita merawat masa depan. Salah pilih pemimpin, berarti kita akan hidup susah, apalagi lingkungan yang rusak sulit untuk dipulihkan dalam waktu singkat,” ujar Etty.
Karena itu, ia mengajak seluruh generasi muda di Tanah Papua untuk mengkampanyekan “pilih pemimpin yang pro lingkungan.”
“Kami mengajak semua kawan muda bersuara. Kawan-kawan muda yang paham situasi di daerah masing-masing. Jadi, kawan-kawan harus kampanyekan pilih pemimpin yang peduli lingkungan dan memahami persoalan masyarakat,” ajaknya. []