Selpius Bobii, koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2). (Screenshot - SP)
adv
loading...

Oleh: Selpius Bobii*
*) Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)

Pada hari Selasa, 12 November 2024, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Republik Indonesia, Dr. Ribka Haluk, S.Sos, MM telah memimpin apel gabungan bersama 8 bupati se-provinsi Papua Tengah dan TNI-Polri di Nabire.

Setelah memimpin apel gabungan, dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara 8 program unggulan ASTA CITA. Berikut ini isi Asta Cita Prabowo-Gibran yang akan diwujudkan dalam masa kepemimpinannya:

1). Memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia (HAM).

2). Memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

ads

3). Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.

4). Memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.

5). Melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

6). Membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.

7). Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba.

8). Memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Sumber berita dan informasi: https://sippn.menpan.go.id/berita/147357/lembaga-pemasyarakatan-kelas-iia-baubau/asta-cita-presiden-dan-wakil-presiden-republik-indonesia; https://papua.tribunnews.com/2024/11/11/wamendagri-ribka-haluk-tinjau-proses-perpanjangan-landasan-pacu-bandara-nabire-baru).

Kemudian, muncul pertanyaan, apa dampak dari penandatanganan berita acara 8 program unggulan Prabowo-Gibran oleh para penjabat gubernur dan para penjabat bupati di Tanah Papua bagi keberlangsungan hidup bangsa Papua dalam bingkai NKRI?.

Sebelum kita membahas dampak dari penandatanganan berita acara itu, mari kita memahami mengapa ibu Ribka Haluk diangkat sebagai Wamendagri? Ibu Ribka Haluk yang sebelumnya menjabat sebagai penjabat gubernur Papua Tengah dipandang oleh presiden Prabowo dan kaki tangannya untuk memainkan peran yang sebelumnya dijalankan John Wempi Wetipa (JWW), yaitu sukseskan program Jakarta di Tanah Papua, khususnya dalam hal revisi Undang-undang Otonomi Khusus serta pemekaran provinsi dan kabupaten yang makin menjamur di seantero Tanah Papua.

Baca Juga:  Perjuangan Kemerdekaan Suatu Bangsa Itu Hidup Jika Ada Perlawanan Dari Rakyat Semesta

Mantan Wamendagri RI pada kabinet Jokowi (periode 2019-2024), JWW telah berhasil mengamankan program Jakarta di Tanah Papua, sehingga beberapa partai politik di Jakarta telah memberikan dukungan (rekomendasi) kepada JWW untuk mencalonkan diri sebagai calon gubernur di provinsi Papua Tengah, tentu dengan maksud tertentu. Kemungkinan besar untuk merampas sumber daya alam (SDA) Papua yang melimpah yang ada di wilayah provinsi Papua Tengah Papua, termasuk Blok Wabu, Blok Warim, Blok Kapiraya, dan lain sebagainya. Para kandidat lain juga tentu ada janji politik dengan para partai pendukungnya di Jakarta.

Peran yang sebelumnya dikerjakan JWW pada masa kabinet Jokowi, kini pada masa kabinet Prabowo, peran itu dipercayakan kepada Ribka Haluk, yang diangkat oleh Prabowo sebagai Wamendagri RI untuk mendampingi Mendagri Tito Karnavian yang telah sukses memainkan peran yang luar biasa untuk merevisi UU Otsus Papua dan Daerah Otonomi Baru (DOB), baik provinsi maupun kabupaten di Tanah Papua pada kabinet Jokowi, yang kini Tito Karnavian juga diangkat kembali sebagai Mendagri di Kabinet Merah Putih bentukan presiden Prabowo dan wakil presiden, Gibran.

Wamendagri baru, Ribka Haluk telah mendapatkan amanah khusus dari Jakarta untuk menangani kebijakan pemerintah pusat di Tanah Papua pada 6 provinsi. Hal ini terbukti dengan kehadirannya di Nabire, 12 November 2024. Kunjungan ke ibu kota provinsi Papua Tengah adalah kunjungan perdana ke Tanah Papua dari Jakarta untuk membumikan atau menyukseskan program Prabowo-Gibran “Asta Cita”.

Diberitakan oleh berbagai media massa bahwa pada 12 November 2024 di Nabire, Wamendagri memimpin apel gabungan dan dilanjutkan penandatanganan berita acara 8 program unggulan Prabowo-Gibran yang disebut “Asta Cita”.

Baca Juga:  Apa Makna ‘Harga Diri’ Sebagai Individu dan Sebagai Bangsa?

Program unggulan Prabowo-Gibran “Asta Cita” adalah cita-cita Kabinet Merah Putih untuk memajukan negara Indonesia menuju Indonesia emas pada 2045. Untuk mewujudkan program unggulan itu, tentu diharapkan dukungan dari para aparatus pemerintahan, dari pusat sampai daerah, sehingga khusus di Tanah Papua diutuslah ibu Ribka Haluk.

“Salah satunya, pagi ini, kita melakukan penandatanganan komitmen pemerintah daerah di provinsi Papua Tengah dalam mendukung dan melaksanakan tugas negara sebagai bagian dari Asta Cita sebagai program prioritas yang saat ini dilakukan oleh presiden dan wakil presiden,” kata Ribka Haluk, sebagaimana diwartakan Cepos Online.

Dari 8 program unggulan Prabowo-Gibran itu, ada program tertentu yang hanya difokuskan di daerah tertentu di Indonesia, termasuk di Tanah Papua, yaitu swasembada pangan, swasembada energi, transmigrasi dan eksploitasi tambang. Selain itu, program strategis lainnya untuk memperkuat posisi negara Indonesia di Tanah Papua.

Pengangkatan Menteri dan Wamen dalam kabinet Prabowo-Gibran juga dalam kerangka memperkuat posisi Indonesia di Tanah Papua, sambil meyakinkan kepada negara-negara di dunia bahwa Indonesia menghargai orang asli Papua. Padahal satu dua orang asli Papua yang diangkat dalam kabinetnya hanya bertujuan untuk membangun citra kepada bangsa-bangsa di dunia dan mengambil hati orang asli Papua untuk semakin mencintai NKRI agar tetap dalam bingkai NKRI.

Selain itu, pemerintah Indonesia mempercayakan kepada kaki tangannya yang adalah orang asli Papua untuk sukseskan program Jakarta, seperti yang dilakukan JWW di saat menjabat sebagai Wamengari, dan yang juga dikerjakan oleh para menteri atau Wamen asal dari Papua pada kabinet Indonesia sebelumnya, dan kini peran itu dijalankan oleh ibu Ribka Haluk sebagai Wamendagri.

Ada pula motif pengangkatannya sebagai menteri atau Wamendagri, serta pembentukan LMA, juga organisasi pembela Merah Putih oleh negara Indonesia adalah agar menghadapkan persoalan Papua kepada orang asli Papua sendiri, agar orang asli Papua dengan orang asli Papua berhadapan sendiri pada persoalan yang ada, juga orang asli Papua yang adalah kaki tangan NKRI berhadapan dengan negara lain dan lembaga internasional lainnya dalam menjelaskan persoalan kejahatan negara terhadap bangsa Papua. Tentu saja langkah ini bertujuan untuk membangun citra baik terhadap negara Indonesia, sementara pelaku kejahatannya mengarahkan kaki tangannya yang adalah orang asli Papua untuk menangani persoalan yang ada. Inilah kelicikan dari Indonesia untuk tetap mempertahankan Papua dalam bingkai NKRI.

Baca Juga:  Papua dan Segala Isinya Milik Tuhan Terancam Musnah, Presiden Prabowo Punya Tanggung Jawab Moral

Saya menilai 8 program unggulan Prabowo-Gibran itu tidak akan membawa dampak yang positif yang signifikan bagi bangsa Papua, justru sebaliknya, dengan adanya penandatanganan berita acara program unggulan “Asta CITA” oleh penjabat gubernur dan 8 penjabat bupati di provinsi Papua, yang juga akan ditandatangani oleh para penjabat gubernur dan para penjabat bupati lain di Tanah Papua. Dengan demikian, para penjabat gubernur dan penjabat bupati di Tanah Papua menjual tanah air dan bangsa Papua kepada negara Indonesia untuk secara masif, sistematis, terstruktur, terukur dan kontinyu akan menghancurkan tanah air dan memusnahkan etnis Papua.

Tetapi, semuanya yang dirancang dan dilakukan oleh Indonesia dan para sekutunya terhadap tanah air dan bangsa Papua ini bukan maksud dari Tuhan. Camkanlah bahwa bangsa Papua punya masa depan yang paling indah, di luar dari bingkai NKRI. Maka itu, bangsa Papua serta para simpatisan internasional, kita terus berdoa dan berjuang hingg pemulihan total (lahir batin) atas bangsa Papua (Pulau Gag Raja Ampat sampai Samarai PNG) itu tiba (terwujud) indah pada waktu Tuhan.

Atas pertolongan Tuhan, Papua pasti bisa! (*)

Deiyai, Selasa, 12 November 2024

Artikel sebelumnyaTPNPB Kodap IV Sorong Raya Ancam Perang Usir Indonesia Secara Budaya
Artikel berikutnyaRekrut Anggota Baru, KNPB Mnukwar Perteguh Visi Perjuangan